Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sukses Kuasai Afghanistan, Taliban Dituduh PBB Hasilkan Mayoritas Dana Dari Opium

Purwakarta Online - Kelompok Taliban sukses menguasai Negara Afghanistan. Organisasi berhaluan Islam konservatif itu berhasil duduki ibukota Kabul dan mulai menduduki istana kepresidenan negara itu.

Postingan di Twitter menyebut bagaimana tembakan terdengar di sejumlah titik kota Kabul. Sebuah klip video yang didistribusikan oleh Taliban menunjukkan orang-orang bersorak ketika konvoi truk memasuki kota dengan para tentara mengacungkan senapan mesin dan bendera Taliban.

"Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka," kata Presiden Afghanistan Ashraf Gani dalam pernyataan di Twitter, Minggu (15/8/2021) waktu setempat, sebagaimana dikutip CNBC Indonesia.

Taliban telah bertempur selama 20 tahun terakhir melawan pihak pemerintah Afghanistan dan Amerika Serikat (AS) berikut sekutu-sekutunya. sebelumnya Taliban sempat menguasai Afghanistan pada 1996 hingga 2001, sebelum akhirnya Amerika Serikat masuk ke negara itu dan menggulingkan kelompok ini.

Di saat Taliban berkuasa diisukan mereka selalu mengabaikan hak asasi manusia (HAM). Selanjutnya banyak pihak yang ingin mengetahui bagaimana Taliban mendapatkan dana untuk bertempur selama 20 tahun terakhir.

Dikutip dari Voice of America (VOA), Taliban diketahui memiliki beberapa sumber dana yang besar. Berdasarkan hasil pengintaian badan-badan intelijen, Taliban dapat menghasilkan US$ 300 juta hingga US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 4,3 triliun sampai Rp 23 triliun (kurs dolar Rp 14.387).

PBB melaporkan pada Juni 2021, sebagian besar dana Taliban berasal dari kegiatan kriminal seperti produksi opium, perdagangan narkoba, pemerasan dan penculikan untuk tebusan. Bahkan, sebuah badan intelijen mengatakan perdagangan narkoba saja mungkin telah menghasilkan US$ 460 juta (Rp 6,6 triliun) bagi Taliban.

Taliban juga dikabarkan telah menguasai tambang mineral dan hasil bumi berharga, dimana hasilnya mereka jual dalam pasar gelap. Hasil tambang itu seperti emas, tembaga, batu bara, dan granit. Dari hasil itu, mereka diketahui mendapatkan US$ 464 juta (Rp 6,7 triliun).

PBB juga sempat memberikan pernyataan bahwa Taliban memiliki jaringan pendonor dana. Beberapa kali ditemukan Taliban menerima sumbangan dari para donatur.

Secara terpisah, para pejabat AS mengatakan selama bertahun-tahun mengklaim Taliban mendapatkan uang, senjata, dan pelatihan dari Rusia.

Analis lain mengatakan Taliban juga terus mendapatkan uang dari Pakistan dan pada tingkat yang lebih rendah, dari Iran. Meski begitu, tuduhan ini belum terbukti. (*)