Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Hasan sidik: Tinja yang mahal!


Selama 48 jam dalam seminggu saya habiskan jatah waktu dari Tuhan di kebun, sawah atau hutan.

Acap kali melirik berbagai perubahan drastis mata air, langkanya pepohonan raksasa, dan tetumbuhan lain.

Diantara yang selalu mencuri perhatian ialah pepohonan. 


Pohon Kawung. Pohon enau. Pohon aren. Atau sebutan lain.
Ini pohon buhun. Klaim sepihak. Haha. Suka-suka gue. Sebab langka dan unik. 

Uniknya, banyak dicari, disukai gulanya, tapi siapa yang nanam?

Hampir tidak ada yang nanam, kecuali hewan liar semacam careuh (musang).

Musang menjadi sebab tumbuh kembang biaknya Kawung. Selayaknya diapresiasi tuh musang.

Syukron, Careuh!

Jangan terus-terusna dipojokkin, dikasih label atau steorotif negatif. Dasar Careuh! Hehe.

Tanpa musang, jelas pohon enau akan defisit. Bisa punah.

Bahkan, sebenarnya pohon-pohon yang lain. Seumpama nangka, kopi, pepaya, dll.

***

Tinja Yang Mahal

Pernah denger tinja? Kotoran manusia yang warnanya identik kuning?

Jangankan denger, kebayang saja sudah musibah. Jijik! Kotor dan bau.

Namun di Jerman, tinja dan urin manusia diteliti. 

Di dalamnya terdapat kandungan Nitrogen, Fosfor, dan Potassium.

Universitas Bochum menggarap proyek ini. Dan ajibnya, satu dari sekian periset ialah anak NKRI, Fadli Mustamin.

Hasil riset dipergunakan untuk pupuk organik. Difermentasi dulu. 

Dijadikan pupuk alternatif. Penyubur tanah. Mengurangi pupuk kimia.

Sejijik-jijiknya tinja, masih ada manfaatnya, kan?

Sebenarnya, selain manfaat, ada yang lebih mahal loh. Apa itu?

Tinja careuh. Balik ke tulisan awal. E'e careuh itu mahal.

Orang menyebut luwak kopi. Kopi berkualitas, dipilih dengan insting tajam Careuh, dan hasilnya ajiiib..

Di alam bebas, selain bisa diolah, tinja careuh yang mamam kopi, itu biji kopinya masuk hybrida loh.

Maksudnya kopi yang keluar dari tinja careuh lalu tumbuh. Pasti bagus. Dijadikan bibit untuk ditanam.

Coba saja.