Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kenapa Kyai NU berani ngaji live Kitab Kuning?

Ramadhan kali ini adalah hebat. Pengajian kitab kuning cukup semarak dan diminati. 

Yang Di rumah dan masih diperjalanan tidak melewatkan. 

Berbagai wilayah acung jari, hadir. Tanda menyimak. 

Bahkan beberapa jamaah luar negeri. Gegara kyai kyai NU. 

Dari semua yang menyelengarakan berlatar belakang NU. 

Kyai sepuh seperti Gus Mus, Kyai Said setengah sepuh seperti Kyai Husein, yang muda seperti M Aqib Malik dan masih banyak lagi. 

Apakah ada yg bukan belatar belakang NU. Agak sulit dijawab. 

Soal kitab kuning NU paling jago dan pasti paling percaya diri. 

Pengajian viral ditonton oleh orang tanpa batas. 

Jika yg membahas kitab kurang cukup ilmu, agak berbahaya. 

Kenapa yg bukan NU tidak menyelenggarakan, memang harus hati2, jika anda kurang kuat, setengah2 ilmu nahwunya, bisa jadi bencana mengkaji kitab kuning. 

Tentu pilihannya tidak akan melakukan. Cukuplah menyimak saja dari kyai kyai NU.

Jika tidak ada kitab kuning, maka Al qur'an sulit untuk difahami secara benar. 

Karenanya tradisi kelimuan NU adalah paling utama dari sumber memahami agama. 

Bukan semata mata pengetahuan cuplikan, yang hapal hapal dikit ayat lalu mendadak jadi ustad atau ustadzah.

Darimana asal sikap toleran NU, ia bersumber dari kekuatan memahami agama sampai ke akar akarnya. 

Orang NU akan santai menyikapi berbagai persoalan se jagat raya ini, karena memiliki sumber hukum yg cukup. 

Al Qur'an saja tidak membahas transaksi jual beli pakai kartu, pembeli dan penjual tidak jumpa. 

Dalam kitab kitab di lingkungan NU, dapatlah dijumpai hukum hukumnya. Jadi orang NU tidak akan kagetan. 

Orang NU yang awam. Cukup taqlid kepada para Guru yang alim (luas ilmu). Itu cukup untuk jalan keselamatan akhirat.

Membayangkan Indonesia tanpa NU seperti dunia tanpa puisi. 

Pantaslah syeikh Maliki Dawuh bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yg dicintai Nabi Muhammad.

Sumber: facebook