Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara Sakuraba Runtuhkan Dominasi Keluarga Gracie Di Dunia Persilatan Internasional


Purwakarta Online - Brazilian Jiu Jitsu menghentak dunia persilatan. Melalui pendekar bernama Royce Gracie, Brazilian Jiu Jitsu mampu merajai arena pertarungan yang mempertemukan berbagai disiplin ilmu beladiri. Konon, Ultimate Fighting Championship (UFC) digelar untuk membuktikan ilmu beladiri mana yang paling unggul di muka bumi.

Dan hasilnya jelas, waktu itu Brazilian Jiu Jitsu (BJJ) menjadi paling dominan di arena beringas tersebut. Berikut video cuplikan pertarungan Royce Gracie, merajai arena UFC di awal tahun 90-an.


Teknik Helio Gracie yang disombongkan

Sesepuh BJJ, Helio Gracie boleh sombong dengan mengatakan, teknik 'pengungkit' yang ia ciptakan membuat BJJ mampu melumpuhkan lawan dengan badan yang lebih besar dan bobot yang jauh lebih berat. 

Video ini menunjukan kemampuan Royce Gracie mengalahkan lawan yang berbobot jauh lebih besar. Royce Gracie mendapat julukan 'The Giant Killer' karenanya.


Helio Gracie bisa sombong saat mengatakan Ia mengirim Royce Gracie ke UFC, karena badannya paling ramping. Lalu terbukti Royce Gracie jadi petarung tak terkalahkan, setidaknya hingga tahun 1995 di UFC.

Helio Gracie, memang berhasil menjadi manusia yang 'menyempurnakan Jiu Jitsu'. Beladiri asli dari Negeri Sakura Jepang yang telah diadaptasi oleh keluarganya.

Brazilian Jiu Jitsu dan Kelurga Gracie

Sejatinya Jiu Jitsu lahir di Negeri Jepang, lalu berkembang di Brazil. Dengan berbagai pengembangan, lahirlah Brazilian Jiu Jitsu, yang konon lebih efektif digunakan untuk bertarung. Tapi kesombongan apalagi yang bisa Helio lakukan.

Saat petarung lain semakin berkembang, dengan penguasaan teknik yang dipadukan dari berbagai disiplin ilmu beladiri. Helio Gracie tak bergeming dan masih angkuh dengan Brazilian Jiu Jitsu, alias BJJ-nya.

Ia merasa Brazilian Jiu Jitsu masih saja menjadi raja. Oh, pantas! Karena para Gracie masih mendominasi pertarungan-pertarungan antar seni beladiri. Laki-laki dari keluarga Gracie, hampir semuanya adalah petarung profesional.

Sakuraba Diciptakan Untuk Menjadi 'Gracie Hunter'

Nun jauh di negeri para ninja dan samurai, bumi kelahiran Jiu Jitsu, Jepang. Ada seorang petarung muda yang dengan keras dididik dengan berbagai teknik beladiri.

Lihat video berikut, cuplikan beberapa pertarungan Kazushi Sakuraba mengalahkan petarung-petarung terbaik keluarga Gracie. Bahkan tangan bangian sikut Renzo Gracie berhasil ia patahkan! Keras guys.

Semua aspek beladiri ia pelajari, terutama gulat, ditambah pukulan, tendangan, kecepatan, kecerdikan, kuncian, bantingan, tidak ada teknik yang terlewat.

Urusan fisik hingga unsur metafisik dari ilmu beladiri semua ia lahap demi sebuah ambisi. Petarung muda itu bernama Sakuraba, belakangan ini lebih dikenal sebagai 'Gracie Hunter', alias Pemburu Keluarga Gracie!

Ya, Sakurabalah yang diciptakan khusus untuk mengembalikan nama baik beladiri Jepang. Membungkam kesombongan Kelurga Besar petarung Brazilian Jiu Jitsu Gracie.

Semua Petarung Gracie tumbang oleh Sakuraba

Sebut saja nama petarung tangguh dunia dari keluarga Gracie berikut, Royler Gracie, Renzo Gracie dan Ryan Gracie. Bahkan Royce Gracie sendiri berhasil dipermalukan di atas arena oleh Kazushi Sakuraba!

Kecuali Ralek Gracie, semua bisa dimenangkan Kazushi Sakuraba. Kehormatan beladiri Jepang seolah kembali pulih, kemudian Sakuraba jadi Pahlawan seantero Jepang.

Gracie menyadari kesombongannya sendiri

Cerita akhirnya adalah keluarga Gracie menyadari, saat Brazilian Jiu Jitsu semakin dikenal dalam kancah pertarungan antar beladiri dunia. 
Jiu Jitsu kemudian dipelajari oleh semua petarung yang akan berlaga di arena beladiri campuran.

Kesombongannya membuat malu dirinya sendiri, kehormatan Brazilian Jiu Jitsu tidak lagi berguna andai petarungnya tidak melengkapi kemampuannya dengan teknik beladiri lain.

Keluarga Gracie kemudian dengan sangat berjiwa besar, menghormati Kazushi Sakuraba dan menganggapnya sebagai pahlawan.

Kesimpulan

Siapa pun kita, haruslah menyadari bahwa dunia berjalan dinamis, lalu waktu tak pernah berhenti beegulir. Jangan sampai pencapaian diri membuat kita lupa diri. Apalagi sampai membanggakan secara berlebihan akan prestasi-prestasi yang pernah diraih.

Bisa membuat kita terlena dalam romantisme masa silam. Jangan anggap diri raja, andai tak mampu menjawab tantangan jaman. Akuilah jika diri tak mampu, daripada menjadi seorang raja yang tak berguna! (sol)