Bisnis Jangan Asal Gratis! Strategi Menentukan Harga agar Produk Tetap Bernilai
![]() |
Strategi Menentukan Harga |
Tujuannya memang mulia—untuk menarik pelanggan, memperkenalkan produk, atau menunjukkan niat baik. Namun, menurut Saloni Firasta-Vastani, Associate Professor di Goizueta Business School, Emory University, kata “gratis” sering kali membawa konsekuensi tersembunyi yang justru merugikan bisnis.
Harga Gratis Bisa Menjadi Bumerang
Dalam psikologi konsumen dan ekonomi perilaku, saat pelanggan sudah terbiasa dengan harga “nol rupiah”, mereka akan sulit menerima jika suatu saat dikenakan biaya. Tak hanya itu, produk gratis sering kali dianggap tidak bernilai, digunakan sembarangan, dan bahkan disalahgunakan.Contoh paling nyata bisa dilihat dari dua taman besar di Mesir: Al-Azhar Park dan Al-Fustat Gardens. Al-Azhar yang memberlakukan tiket masuk kecil justru tetap terawat dan dihargai pengunjung. Sebaliknya, Al-Fustat yang gratis malah terbengkalai dan harus diselamatkan dengan dana pemerintah hingga USD 120 juta.
Berikan Harga Meski Kecil
Menentukan harga—meskipun hanya sedikit—mampu mengubah cara orang memperlakukan sesuatu. Kantong plastik gratis? Sering dibuang. Tapi saat dikenai biaya kecil, masyarakat cenderung membawa kantong sendiri dan menjadi lebih sadar lingkungan.Dalam dunia bisnis, memberikan harga bukan hanya soal untung atau rugi. Ini tentang membentuk persepsi nilai. Daripada membiasakan pelanggan dengan yang gratis, lebih baik kenalkan harga sejak awal—meski kecil. Jangan sampai niat baik berubah jadi kebiasaan buruk yang susah diubah!***