Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Brian Pradana Hasibuan, Skandal Pilot Citilink: Diduga Hamili Perempuan, Lalu Ajak Jual Organ Anak!

Brian Pradana Hasibuan
Brian Pradana Hasibuan
MangEnjang.com - Sebuah kehebohan melanda dunia maya, khususnya platform X, ketika seorang pilot Citilink bernama Brian Pradana Hasibuan menjadi pusat perhatian. 

Kabar mengenai dugaan kehamilan seorang wanita muda yang mengaitkan nama Brian Pradana Hasibuan membuat publik terkejut dan penasaran. 

Di balik sorotan tersebut, terselip sebuah kisah yang menggugah perhatian, namun juga menuai kontroversi yang mendalam.

"Aku dihamili, dibohongi, dan dimanipulasi oleh oknum pilot (Capt B) dari maskapai yg FO dan FAnya sempat viral," kata wanita itu, dikutip dari akun X @feeltoflys pada Jumat, 19 April 2024.

Kisah Kontroversi

Segalanya bermula dari curhatan seorang wanita muda yang belum diketahui identitasnya secara jelas. 

Melalui akun X @feeltofly, wanita tersebut mengungkapkan bahwa dirinya dihamili, dibohongi, dan dimanipulasi oleh seorang pilot dengan inisial B dari maskapai yang sempat viral. 

Ungkapan panjangnya di media sosial tersebut menyingkap sisi gelap dari hubungan yang diduga antara wanita tersebut dan Brian Pradana Hasibuan.

"Tapi punya anak dari laki-laki yg suka bohong, memanipulasi semua hal, hobby mainin cewek, ga ada inisiatif untuk tanggung jawab. Apa yg harus aku harapkan?" kata akun @feeltoflys.

"Usg pertama dan kedua aku lakuin sendiri dgn uang sendiri. Selama hamil dia cuma kasih 700rb (200rb untuk beli susu dan vitamin yg bahkan masih kurang dan 500rb untuk usg ketiga)," ucap wanita itu.

Pengkhianatan dan Tidak Bertanggung Jawab

Dalam cuitannya, wanita itu menegaskan bahwa Brian Pradana Hasibuan tidak menunjukkan inisiatif untuk bertanggung jawab atas kehamilannya. 

Bahkan, ketika wanita itu memberitahu tentang kehamilannya, sikap Brian terkesan acuh tak acuh. 

Hanya memberikan uang sebesar Rp700 ribu untuk kebutuhan susu dan vitamin, Brian dinilai tidak memberikan dukungan yang memadai. 

Lebih lagi, wanita itu mengungkapkan bahwa Brian bahkan ingin membawa anak mereka ke Eropa Timur dan berniat menjual organ tubuhnya.

"Dan dia cuma bilang “dealnya kan buat aku, nanti aku bawa ke eropa timur," cerita wanita itu.

"'Kita jual organnya nanti uangnya kita bagi dua',”

"Aku bener-bener sakit hati saat itu. Hancur bgt," pungkasnya.

Konfrontasi di Dunia Maya

Ketika curhatan wanita itu viral, Brian Pradana Hasibuan pun memberikan respons melalui bukti tangkapan layar chat antara akun Twitter @feeltofly dan dirinya. 

Namun, respons Brian lebih terkesan menghindar dan menantang untuk tidak memviralkan serta meminta penghapusan unggahan tersebut. 

Wanita itu pun tidak gentar untuk terus membongkar fakta-fakta yang menunjukkan perilaku tidak bertanggung jawab Brian.

Dampak dan Kritik

Kisah ini tidak hanya menimbulkan kehebohan di media sosial, tetapi juga menimbulkan sorotan tajam dari warganet. 

Banyak yang mengecam perilaku Brian Pradana Hasibuan dan memberikan dukungan kepada wanita yang mengungkapkan pengalaman pahitnya. 

Dalam kondisi yang sulit, wanita itu mencari pertanggungjawaban dan keadilan, sementara Brian terlihat menghindar dan tidak mengambil tanggung jawab atas tindakannya.

Pelajaran dan Harapan

Kisah kontroversial ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama dalam menjalin hubungan yang bertanggung jawab dan penuh dengan integritas. 

Penting bagi setiap individu untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka, serta untuk selalu bersikap jujur dan bertanggung jawab atas perbuatan mereka. 

Semoga melalui kasus ini, masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam memilih pasangan dan lebih peduli terhadap perlindungan hak-hak perempuan.

Kesimpulan

Kisah tentang Brian Pradana Hasibuan dan wanita yang mengaku dihamilinya telah mengguncang media sosial dan menimbulkan berbagai spekulasi serta kritik. 

Dalam kisah yang penuh kontroversi ini, penting bagi kita semua untuk mengambil pelajaran tentang pentingnya integritas, tanggung jawab, dan perlindungan terhadap hak-hak individu. 

Semoga kasus ini dapat menjadi titik awal untuk refleksi dan perubahan positif dalam hubungan dan perilaku kita sebagai individu dan masyarakat.***