Ketahanan Pangan BUM Desa Karya Hurip Dimulai dari 30 Domba di Margaluyu
![]() |
Ternak Domba BUM Desa Karya Hurip |
Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB hari Senin, 19 Mei 2025. Di hadapan mereka, berjejer kandang-kandang sederhana namun kokoh. Suara domba menyambut, seolah memberi tahu bahwa program ketahanan pangan BUM Desa Karya Hurip benar-benar hidup di sini.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan ketahanan pangan tahun anggaran 2025, yang digulirkan oleh BUM Desa Karya Hurip. Fokus utama: peternakan domba. Sebanyak 30 ekor domba telah ditempatkan di kandang-kandang tersebut dan dikelola oleh 6 orang peternak, masing-masing mengurus 5 ekor.
Pendanaan program ini berasal dari penyertaan modal Dana Desa tahun 2025 dengan total anggaran Rp45 juta. Pola kerja yang diterapkan adalah sistem bagi hasil (paro)—60 persen untuk peternak, dan 40 persen untuk BUM Desa.
“Kandang cukup bagus, dikumpulkan di satu lokasi lebih mudah dikontrol. Meskipun ternyata peternak yang mengurus lebih dari satu orang,” kata Muhamad Supenda Griana, ST, Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Kiarapedes kepada awak media usai memantau lokasi.
Menurutnya, penempatan kandang di satu titik mempermudah pengawasan dan pemeliharaan. Apalagi, setiap lorong kandang sudah dilengkapi papan nama sesuai peternaknya, seperti yang dijelaskan oleh Direktur BUM Desa Karya Hurip, Hendrayana.
Hendrayana juga menjelaskan bahwa program ini masih dalam tahap awal, dan belum ada rencana penambahan jumlah ternak.
“Ya nanti itu mah, jika tahap sekarang bagus, menguntungkan buat peternak maupun BUM Desa,” ujarnya sambil menegaskan pentingnya evaluasi di fase awal.
Program ini tak hanya soal produksi daging atau pengembangan usaha desa, tapi juga menjadi bentuk konkret upaya Ketahanan Pangan berbasis BUM Desa yang melibatkan warga langsung.
Bagi warga Desa Margaluyu, khususnya yang terlibat sebagai peternak, program ini menjadi angin segar. Mereka tak hanya mendapat penghasilan, tapi juga terlibat aktif dalam pembangunan ekonomi desa.
Dengan semangat kolaboratif antara BUM Desa, Pendamping Desa, dan warga, langkah kecil ini menjadi harapan besar bagi masa depan ketahanan pangan lokal di Purwakarta.***