Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Makam Misterius Prabu Amuk Marugul, Warisan Kerajaan Japura yang Terlupakan di Jawa Barat

Makam Misterius Prabu Amuk Marugul, Warisan Kerajaan Japura yang Terlupakan di Jawa Barat
Situs sejarah Makam Raja-raja Japura
MANGENJANG.COM - Tersembunyi di hamparan sawah yang subur di Astanamukti, sebuah desa kecil di Kabupaten Pangenan, Jawa Barat, terdapat harta karun bersejarah yang belum banyak diketahui: makam Prabu Amuk Marugul. 

Dihormati sebagai penguasa Japura, salah satu dari tujuh kerajaan kuno di pesisir timur laut Jawa, warisan Amuk Marugul telah dilestarikan melalui tradisi lisan, pengetahuan kuno, dan dedikasi para keturunannya.

Kerajaan Japura

Jauh sebelum era pengaruh kolonial, Japura berkembang sebagai kerajaan kecil namun penting, yang menguasai wilayah yang kini menjadi bagian timur Cirebon. 

Catatan sejarah menyoroti dominasi Japura di wilayah-wilayah seperti Losari, Babakan, Ciledug, Waled, Karangsembung, Lemahabang, Mundu, Beber, dan jantung kerajaan, Astanajapura.

Setelah Indonesia merdeka, daerah tersebut menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai Distrik Astanajapura. 

Namun, sisa-sisa masa lalu kerajaannya masih ada—terutama di situs suci yang diyakini sebagai makam Prabu Amuk Marugul.

Sebuah Ziarah Suci

Terletak di lahan pertanian seluas 35 hektar, makam ini terletak dengan tenang di Blok Posong, Astanamukti. 

Selama beberapa generasi, situs ini dijaga oleh para penjaga yang melihat peran mereka bukan hanya sebagai pelindung ruang fisik, tetapi juga sebagai penjaga cerita kuno.

Darpan, pengurus berusia 59 tahun dan yang menyatakan diri sebagai wali generasi ke-13, melihat tugasnya sebagai hak istimewa yang diwariskan melalui keluarganya. 

“Kami telah diberitahu dari generasi ke generasi bahwa ini adalah tempat peristirahatan terakhir Prabu Amuk Marugul. Ini adalah tempat suci di mana ia menemukan kedamaian setelah hidupnya yang penuh perang,” jelas Darpan.

Sejak tahun 2006, wisatawan dari berbagai daerah di Jawa mulai berdatangan. 

Sebagian datang karena penasaran, sebagian lagi mencari hubungan spiritual atau untuk menghormati leluhur mereka.

"Meskipun jumlah pengunjungnya masih sedikit, kami melihat orang-orang dari semua lapisan masyarakat, mulai dari pejabat tinggi hingga masyarakat biasa, datang ke sini," kata Darpan.

Perjalanan Pribadi

Bagi Edi Triyono, pria berusia 59 tahun asal Banten, kunjungan tersebut lebih dari sekadar kunjungan bersejarah. 

Kunjungan tersebut merupakan misi yang diwariskan oleh orang tuanya.

"Saya diutus ke sini untuk berdoa dan belajar tentang sejarah raja besar ini," kata Edi, kata-katanya mencerminkan rasa hormat yang mendalam.

Ziarah Edi mencerminkan makna yang lebih luas dari warisan Prabu Amuk Marugul. 

Sang raja bukan sekadar tokoh masa lalu—ia adalah simbol ketahanan, kepemimpinan, dan kekayaan budaya Jawa.

Harta Karun yang Layak Dilestarikan

Meskipun memiliki nilai sejarah, situs tersebut masih relatif tidak dikenal oleh masyarakat luas. 

Para ahli sejarah dan pegiat budaya setempat percaya bahwa perhatian yang lebih besar harus diberikan pada pelestarian situs tersebut.

Untuk saat ini, makam Prabu Amuk Marugul berdiri sebagai saksi bisu sejarah berabad-abad, menunggu lebih banyak orang untuk mengungkap kisahnya. 

Karena pengunjung seperti Edi dan upaya penuh dedikasi para pengurus seperti Darpan menjaga warisan tersebut tetap hidup, situs sederhana ini berpotensi menjadi mercusuar bagi mereka yang mencari hubungan yang lebih dalam dengan masa lalu Jawa.

Mungkinkah harta karun yang terlupakan ini menjadi kunci untuk mengungkap lebih banyak sejarah kuno Jawa? 

Makam Prabu Amuk Marugul mengundang kita untuk merenung, menjelajah, dan mengenang.***