PCNU Purwakarta Kecam Keras Persekusi Brutal di Karawang, Desak Polisi Segera Tindak Pelaku Kekerasan
H. Budi Sopani Muplih, S.Ag, M.H., |
Purwakarta, MangEnjang.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta tidak tinggal diam atas insiden persekusi brutal yang menimpa sejumlah pengurus NU di Karawang.
Melalui sekretarisnya, H. Budi Sopani Muplih, S.Ag, M.H., PCNU Purwakarta dengan tegas mengutuk keras aksi kekerasan yang terjadi pada Rais Syuriah MWC NU Bekasi di wilayah Karawang pada Sabtu malam lalu.
"Turut prihatin atas kejadian yang menimpa Rais Syuriah MWC NU Bekasi, beserta Barisan Ansor Serbaguna (Banser)," ujar Budi Sopani dengan nada yang penuh keprihatinan.
"Turut prihatin atas kejadian yang menimpa Rais Syuriah MWC NU Bekasi, beserta Barisan Ansor Serbaguna (Banser)," ujar Budi Sopani dengan nada yang penuh keprihatinan.
"Kami PCNU Purwakarta mengutuk keras atas kejadian ini," lanjutnya, menegaskan betapa seriusnya sikap organisasi tersebut terhadap aksi kekerasan yang mencoreng kehormatan dan keamanan warga NU.
Budi Sopani juga mendesak pihak Polres Karawang untuk segera mengusut tuntas insiden ini sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Mohon kepada Polres Karawang, untuk segera mengusut tuntas sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata Budi, menekankan pentingnya penegakan hukum tanpa pandang bulu.
Tak hanya PCNU, Banser Purwakarta pun merespon cepat dengan mendatangi Polres Purwakarta pada Minggu malam.
Tak hanya PCNU, Banser Purwakarta pun merespon cepat dengan mendatangi Polres Purwakarta pada Minggu malam.
Komandan Banser Purwakarta, Ramdan Juniar, S.Kom, S.H., menyampaikan sikap tegasnya saat bertemu dengan pihak kepolisian yang diwakili oleh Kompol Suparlan serta jajaran Kasat Intel dan Polres Purwakarta.
"Kami akan kawal terus sampai tuntas!" tegas Ramdan, menunjukkan komitmen Banser untuk memastikan keadilan ditegakkan.
"Tindakan tegas kepolisian kami nantikan, atas kekerasan yang meresahkan yang terjadi di tengah masyarakat," ujar Ramdan dengan nada penuh ketegasan.
"Tindakan tegas kepolisian kami nantikan, atas kekerasan yang meresahkan yang terjadi di tengah masyarakat," ujar Ramdan dengan nada penuh ketegasan.
"Jangan sampai ada pembiaran atas kekerasan oleh oknum, siapapun itu," lanjutnya, menekankan bahwa tidak ada tempat bagi aksi premanisme di negara ini.
Ramdan juga menyatakan dukungan penuh Banser Purwakarta terhadap upaya hukum yang dilakukan oleh aparat untuk menindak tegas para pelaku persekusi.
Ramdan juga menyatakan dukungan penuh Banser Purwakarta terhadap upaya hukum yang dilakukan oleh aparat untuk menindak tegas para pelaku persekusi.
"Kami mendukung upaya aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku persekusi pengurus NU yang terjadi di Karawang," tandasnya.
Peristiwa kekerasan ini terjadi di wilayah Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, pada Sabtu malam (10/8/2024).
Peristiwa kekerasan ini terjadi di wilayah Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, pada Sabtu malam (10/8/2024).
Insiden ini melibatkan pengrusakan sebuah mobil Pajero Sport berplat nomor B 1870 FLS yang berisi sejumlah Kyai dari Nahdlatul Ulama (NU).
Mereka diduga dipersekusi oleh sekelompok massa tak dikenal. Akibat serangan brutal ini, seorang santri dan anggota Banser NU mengalami luka-luka.
Dari rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat gerombolan massa bertindak anarkis, memukuli dan melempar kaca mobil hingga pecah.
Dari rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat gerombolan massa bertindak anarkis, memukuli dan melempar kaca mobil hingga pecah.
"Pengen ancur ini pengen ancur? Pengen ancur?" teriak massa dengan amarah yang meluap, seolah tidak ada lagi batasan hukum yang mereka hormati.
Ketua GP Ansor Karawang, Ahmad Syahid, mengungkapkan bahwa rombongan yang dipersekusi tersebut merupakan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Ketua GP Ansor Karawang, Ahmad Syahid, mengungkapkan bahwa rombongan yang dipersekusi tersebut merupakan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Mereka berada di Karawang untuk menghadiri undangan acara di Ponpes Al-Baghdadi Rengasdengklok.
"Mereka awalnya diarahkan dulu ke titik kumpul di Ponpes Manbaul Ulum. Kemudian saat lagi jalan menuju lokasi acara, tiba-tiba dihadang massa di jalan secara anarkis," jelas Syahid.
"Mereka awalnya diarahkan dulu ke titik kumpul di Ponpes Manbaul Ulum. Kemudian saat lagi jalan menuju lokasi acara, tiba-tiba dihadang massa di jalan secara anarkis," jelas Syahid.
"Kaca mobil dirusak sampai hancur, dua anggota Banser yang mengawal juga dipukuli seperti maling," lanjutnya, menggambarkan betapa brutalnya serangan tersebut.
Sementara itu, Ketua PCNU Karawang, Deden Permana, mengecam keras tindakan persekusi tersebut dan menyebut para pelaku sebagai kelompok barbar yang tidak beradab.
Sementara itu, Ketua PCNU Karawang, Deden Permana, mengecam keras tindakan persekusi tersebut dan menyebut para pelaku sebagai kelompok barbar yang tidak beradab.
"Prihatin atas pengeroyokan yang dilakukan segerombolan orang kelompok bar-bar yang mempersekusi beberapa kyai dan Barisan Ansor Serbaguna malam tadi di Rengasdengklok,” kata Deden, penuh amarah.
Dia mendesak Kapolres Karawang untuk segera menangani kasus ini dan menangkap para pelakunya.
"Saya meminta kepada Kapolres Karawang yang baru saja menjabat untuk segera menindaklanjuti kasus kekerasan ini atas nama apapun itu. Kalau tidak segera, saya akan melaporkan kepada Kapolda Jabar dan Kapolri, mohon segera ditindak dan ditangkap pelakunya," tegas Deden, menutup pernyataannya dengan ultimatum yang jelas.
Hingga kini, Kapolsek Rengasdengklok, AKP Edi Karyadi, masih belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait perkembangan kasus ini.
"Saya meminta kepada Kapolres Karawang yang baru saja menjabat untuk segera menindaklanjuti kasus kekerasan ini atas nama apapun itu. Kalau tidak segera, saya akan melaporkan kepada Kapolda Jabar dan Kapolri, mohon segera ditindak dan ditangkap pelakunya," tegas Deden, menutup pernyataannya dengan ultimatum yang jelas.
Hingga kini, Kapolsek Rengasdengklok, AKP Edi Karyadi, masih belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait perkembangan kasus ini.
"Siap bapa. Sebentar saya lagi buat redaksinya," ujarnya singkat saat dikonfirmasi.
Insiden ini menjadi sorotan publik, dan desakan kepada aparat kepolisian untuk segera menangkap dan mengadili para pelaku semakin menguat.
Insiden ini menjadi sorotan publik, dan desakan kepada aparat kepolisian untuk segera menangkap dan mengadili para pelaku semakin menguat.
Warga NU, terutama di Purwakarta, berharap keadilan dapat ditegakkan secepatnya agar kejadian serupa tidak terulang kembali.***