Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

KRONOLOGI KECELAKAAN DI TOL JAKARTA-CIKAMPEK KM 58: MISTERI GRAND MAX YANG MENIMBULKAN KORBAN JIWA

KRONOLOGI KECELAKAAN DI TOL JAKARTA-CIKAMPEK KM 58: MISTERI GRAND MAX YANG MENIMBULKAN KORBAN JIWA
Kecelakaan tol Jakarta-Cikampek KM 58
Karawang, MangEnjang.com - Kecelakaan maut yang mengguncang jalur tol Jakarta-Cikampek (Japek) pada Senin pagi (8/4) telah menelan korban jiwa sebanyak 12 orang. 

Insiden tragis ini mengemuka dari keterlibatan tiga kendaraan, yakni Bus Primajasa, Daihatsu Gran Max, dan Daihatsu Terios, di kilometer 58 jalan tol tersebut. 

Namun, apa yang membuat kecelakaan ini semakin rumit adalah kebingungan terkait identitas pemilik Gran Max yang terlibat dalam peristiwa memilukan ini.

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Aan Suhanan, menegaskan akan melakukan penyelidikan mendalam terkait pemilik Grand Max yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. 

Hal ini dipicu oleh ketidaksesuaian data pada Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang tercatat atas nama Yanti Setiawan Budidarma, namun pemilik yang sebenarnya membantah pernah memiliki mobil tersebut.

Menurut Kapolres Karawang, AKBP Wirdhanto Hadicaksono, STNK Grand Max tersebut terdaftar atas nama Yanti Setiawan Budidarma dengan alamat di Jakarta Timur. 

Namun, saat wartawan mendatangi alamat tersebut, seorang pria bernama Budidarma (62) memberikan klarifikasi bahwa tidak ada hubungan antara dirinya dengan nama yang tertera dalam STNK tersebut.

"Saya tidak pernah mengenal namanya, Yanti pun tidak pernah (kenal)," ujar Budidarma kepada wartawan di Jakarta Timur, Senin.

Kejanggalan ini semakin menyulut tanda tanya besar terkait pemilik sebenarnya dari Grand Max yang menjadi pemicu kecelakaan mematikan ini. 

Setidaknya, hingga saat ini, belum ada kejelasan terkait identitas sebenarnya dari pemilik kendaraan tersebut.

Kecelakaan ini terjadi ketika Grand Max melaju dari arah Jakarta melalui jalur contraflow di Tol Cikampek Km 58. 

Namun, sayangnya, mobil tersebut mengalami oleng dan menabrak bus menuju Bandung-Jakarta. 

Upaya dari mobil Terios untuk menghindar tidak berhasil, yang justru mengakibatkan tabrakan dengan mobil Grand Max, serta mengakibatkan kedua mobil tersebut terbakar.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dalam kunjungannya ke RSUD Karawang bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Menhub Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa proses identifikasi korban telah dimulai, namun masih banyak yang harus dilakukan. 

Dari 12 korban meninggal dunia, identitas mereka masih harus dipastikan dengan melakukan proses antemortem.

"Untuk sementara ini baru ada dua korban yang telah dikenali identitasnya, yakni berasal dari Ciamis dan Bogor," jelas Kapolri.

Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan bahwa seluruh korban tewas berasal dari dalam mobil Gran Max yang terbakar. 

Sedangkan korban yang luka ringan dan luka berat, diantaranya berasal dari penumpang bus dan kondektur.

"Mengenai korban yang luka ringan dua, luka berat juga satu yang bisa disaksikan bahwa itu berasal dari bus, dari kondektur, dan 1 penumpang," papar Muhadjir.

Sementara itu, pihak Jasa Raharja telah menegaskan bahwa seluruh urusan administratif terkait para korban akan ditanggung oleh mereka.

Kecelakaan ini telah memantik keprihatinan publik, terutama terkait misteri di balik pemilik Grand Max yang menjadi katalisator tragedi ini. 

Tunggu berita selanjutnya hanya di MangEnjang.com untuk informasi terkini seputar perkembangan kecelakaan ini.***