Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

7 Teori Konspirasi Covid : Kebocoran Laboratorium Senjata Biologi di China (1)


Purwakarta Online - Setahun pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, banyak sekali teori konspirasi yang ikut mewarnai sumber-sumber informasi terkait pandemi ini di tanah air.

Teori konspirasi yang banyak beredar luas di media massa, justru membuat sebagian besar masyarakat mempercayai teori tersebut dan mengabaikan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang memang benar-benar ada.

Ironisnya, kepercayaan terhadap adanya ragam teori konspirasi ini, telah berdampak pada sebagian orang dan bahkan harus meregang nyawa.

Berikut beberapa teori konspirasi virus corona yang hadir selama setahun pandemi Covid-19 di Indonesia.

1. Kebocoran laboratorium biologi


Pada awal-awal kemunculan pandemi virus corona di China dan menyebar di sejumlah negara di dunia, muncul spekulasi teori bahwa penyebab pandemi ini terjadi bukan dari virus SARS-CoV-2 alami melainkan senjata biologis dari laboratorium di China yang bocor.

Klaim rumor ini, seperti dilansir dari Live Science, Senin (20/4/2020), juga menyebut virus tersebut dibuat sebagai senjata biologis atau bioweapon.

Peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr R Fera Ibrahim MSc SpMK(K) PhD, mengatakan virus corona memang sudah ada sejak lama, di antaranya menyebabkan wabah SARS dan MERS beberapa waktu lalu.

Sumber utamanya adalah virus corona dari kelelawar, yang menular melalui hewan perantara masing-masing. Sebuah penelitian tentang pandemi Covid-19 yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine pada 17 Maret 2020, menunjukkan bukti spesifik yang menyangkal teori konspirasi yang merebak, jika virus corona, SARS-CoV-2 tidak direkayasa di laboratorium di China.

Melansir Science Daily, analisis data sekuens genom dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 menunjukkan virus tersebut adalah produk evolusi alami dan bukan rekayasa genetika di laboratorium.

"Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research. (*)

Sumber: Kompas