Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Abah Cipulus, Silat Syahbandar dan Sepak Bola, Jawara yang tersembunyi


Sisi lain Abah Cipulus selain sebagai Pengasuh Pesantren, Pendidik yang bijaksana, Pedagang atau Istilah sekarang Pengusaha, Petani yang Rajin, Politisi, Organisatoris dan Pejuang NU juga seorang JAWARA,

Konon Abah pernah sepulang mengisi pengajian atau ceramah di satu Kampung dicegat sekian banyak orang ditengah jalan tapi dengan KeAhlian Bela Dirinya hampir semua bisa dikalahkan, Abah memang pernah belajar Bela Diri Silat Syahbandar, yang dipelajarinya saat masih bujangan di Daerah Wanayasa berguru pada H Sufyan tokoh Silat Syahbandar pada waktu itu

Beliau H Sufyan atau yang biasa dipangil H emem adalah Murid Syahbabdar Langsung yang Makam Syahbandar nya bisa kita temukan tidak jauh dari Pasar Kecamatan Wanayasa, dari sinilah Abah memulai belajar Ilmu Silat bela diri Syahbandar, disamping itu Abah juga belajar ilmu Silat yang lainya Khas Suda dan lainya,

Cerita ini saya Dapatkan dari Ajengan Eddy Leuwi Hujan Wanayasa, yang pernah mendampingi Abah dalam berbagai kegiatan di tahun 75 an sampai era 80 an, masih banyak cerita unik tentang Abah Cipulus nanti akan dibuat secara bersambung juga doahkan kita lagi membuat Biografi Abah Cipulus.

Tentang Abah yang Jago Main Bola sampai-sampai setiap.main bola dan bertanding dengan group yang lain bisa dipastikan menang kalau abah ikut turun dari Group Pesantren Cipulus, dan ada satu orang yang Sengaja mencari kelemahan Abah dan berguru khusus untuk bagaiman cara menjegal Abah supaya jatuh, soalnya kalau Abah sudah bawa Bola tidak bisa direbut bolanya, ini cerita yang menyaksikan langsung permainan Bola dari Ki H Uci Sanusi dari Cibeber Kiara pedes, diwaktu itu Abah sudah bisa memutar bola dari depan kebelakang terus ditendang ke atas entahlah kalau istilah srkarang namanya apa, saking susahnya direbut sampai harus dijatuhkan dengan sengaja.

Belum lagi Keahliah Abah dan cerita-cerita tentang Abah yang unik dan nyata, misalnya kalau Abah mau mengisi Pengajian dan harus jalan Kaki karena lokasinya tidak bisa dijangkau dengan kendaraan apapun, undangan habis Isya jam 8 malam Abah harus berangkat Habis Ashar atau sebelum Ashar, dengan berjalan Kaki dan pasti Abah mengajak Santri atau pendamping 2 atau 3 orang untuk mengikutinya, dan orang kalau jalan sama Abah harus melihat mata kaki Abah, kalau gak mau ketinggalan terlalu jauh, soal yang ini banyak sekali yang bercerita teman-teman Abah waktu di Pesantren, nanti akan di tulis tersendiri,... bersambung.....

Dok. Foto diatas adalah saat ada Pertemuan para Pesilat sedunia di Kabupaten Purwakarta yang di adakan oleh Pemerintqh Daerah dan Abah diminta menjadi Narasumber sekaligus memperagakan Silat Syahbandar yang sudah langka penerusnya


*Hadi M Musa Said
*Santri Abah Cipulus