Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

TANPA KHILAFAH INDONESIA SUDAH MENJADI NEGARA YANG SESUAI DENGAN SYARIAT ISLAM


Oleh: Haddi VJB

Tiga tahun belakangan kita di sibukan dengan kelompok yang ngotot akan sebuah konsep ideologi bodong yang di sebut khilafah untuk di terapkan di Indonesia.

Kenapa saya berani menyebut ideologi bodong? 

karna menurut saya pribadi khilafah yang di bawa versi kelompok ini tidak mencerminkan dan sebagaimana sikap islam itu sendiri

Di perjuangkan dengan isu-isu yang justru memancing perpecahan

Kekacauan tanpa hentinya hingga perang saudara.

Di bawakan dengan dusta-dusta yang hanya mencatut dan mengotori nama baik islam

lebih dari itu kita di bodohi dengan narasi-narasi tanpa narasumber, tanpa bukti nyata.

Yang menunjukan seolah khilafah lebih baik dari PANCASILA, ideologi yang selama ini menjadi dasar kita bersaudara, bersatu termasuk persamaan hak dalam bernegara.

padahal jika kita pertanyakan siapa khalifah (pemimpin) yang mereka usung? 

mereka akan bingung karna mereka tidak lebih hanya korban doktrin para elit Hizbut Tahrir.

Yang sebenarnya adalah sebuah partai transisional dari luar yang sudah di tolak dan di haramkan di hampir semua negara islam.

Termasuk di arab saudi, turki dan malaysia.

jika di telusuri Hizbut Tahrir adalah salah satu sumber pergolakan kacaunya timur tengah yang terus di landa konflik.

perang saudara padahal sesama islam, Hizbut Tahrir memproduksi narasi-narasi, isu dan propaganda untuk memecah belah masyarakat awam.

Meracuni pemahaman pola fikir manusia seolah islam tengah di dzalimi.

Dan terus berupaya membangun karakter masyarakat yang dangkal pemahaman ilmu agamanya menjelma seolah mujahid.

Merasa paling islam yang siap mati kapan saja untuk tujuan Hizbut Tahrir, yang menurut saya sendiri hanya untuk kepentingan kekuasaan dimana tujuan jangka panjang mereka adalah sebuah kudeta.

Di sisi lain, kedzaliman mereka terus di gencarkan saat dimana Nahdlatul Ulama yang memiliki peranan penting akan andil/jasa dalam segi historis sejarah.

juga para pemudanya yang secara turun temurun merawat nilai-nilai kebangsaan demi tetap terjaganya persatuan, persaudaraan, perdamaian antar suku, ras dan agama justru tidak ada habisnya mereka fitnah.

Terus di bunuh karakter Tokoh-tokohnya dengan narasi-narasi keji yang di sebarkan pada masyarakat awam, mereka tidak segan-segan menggunakan hadits dan ayat-ayat suci al-quran untuk tujuan fitnahnya.

Bagi Nahdlatul Ulama sendiri melihat para Ulil Amri atau pemimpin harus di barengi dengan sudut pandang yang sportif.

Tidak menilai hanya pada kekurangannya saja, tapi juga harus melihat seberapa besar upaya dan Ikhtiar para pemimpin untuk terus memberikan yang terbaik untuk bangsa ini.

Berbeda dengan cara pandang para kelompok hti atau wahabbi yang selalu mencari-cari keburukan pemerintah untuk menghasut masyarakat agar membenci pemimpinnya, bangsanya sendiri.

Dan menurut kami pemerintah sudah sesuai jalur dimana aspirasi Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah juga Majelis Ulama Indonesia yang selalu menjalin silaturahmi / musyawarah.

Baik dari program-program untuk kemaslahatan banyak umat maupun menghentikan hal-hal yang membahayakan banyak umat.

Jadi di bubarkan atau di larangnya HTI bukan kesewenang-wenangan pemerintah.

Tapi sudah melalui proses panjang memantau gerakan yang sangat membahayakan kita semua dalam berbangsa dan bernegara.

Dimana Hizbut Tahrir sendiri sudah di larang bahkan wajib di perangi keberadaan nya di negara-negara islam lainnya.

Dengan penilaian yang hampir sama yaitu gerakan transisional penjajahan dengan mengatasnamakan agama.

Senin 11 Mei 2020

- Haddi VJB

_____
Sumber: Halaman facebook Nahdliyin Online