Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Hasan Sidik: Jokowi itu cerdas! Mudik vs Pulkam



Oleh: Hasan Sidik, SE.,

Di Pemilu 2019, saya dukung Jokowi. Namun saat pencoblosan, konsisten Prabowo dari Pemilu sebelumnya. Haha.

Namun secara pribadi, saya tak punya urusan. Dengan Prabowo atau Jokowi. Emang siapa sayah? Dulur lain, tatangga lain.

Maka, saat komen, saya lebih tertarik pada konten. Bukan pada siapa yang bicara.

***

Atas pernyataan beliau saat ditanya Mba Nana, hampir semua menggunjing, mencibir.

Bahkan serentak bikin meme lucu, satir, sebagian merendahkan.

Benarkah mudik dan pulang kampung berbeda maknanya?

Mari memperdalam bahasa. Sebagian netizen cepat-cepat buka KBBI. Yang lain sibuk membuka wikipedia, google, dll.

Bagus sih. Ada semacam stimulus. Dari pernyataan beliau, orang jadi rada ngeuh soal bahasa.

Nah, saya belum buka kamus. Namun masih teringat, waktu semester 4 kuliah, saya pernah nyambi jadi asisten dosen Bahasa Indonesia.

Bahasa itu menarik. Banyak yang harus dipelajari. 

Agar kita tidak sekonyong-konyong menghakimi. Atau, agar semua bebas berbicara. Semaunya.

Kok? Ya, bahasa itu pada dasarnya arbitrer. Mana suka. 

Orang mau bicara apa, suka-suka. Yang membedakan maknanya ialah konvensi.

KBBI itu konvensi. Soal EYD itu konvensi. Sekalipun, sebagian kaum pecinta bahasa menyusun pendekatan terhadap kata dan maknanya. Disebut etimologi.

Kaum etimologi ingin, antara bahasa dan barangnya ada tautan yang dekat. Ada ikatan yang wajar.

Kaum yang lain tidak begitu. Itu terlalu mengada-ngada. Mereka disebut kaum onomatove.

Sebagian yang lain mengkaji, bahwa setiap huruf, baik vokal maupun konsonan, memiliki pertautan maknanya tersendiri.

Umpama vokal a, u, o, konotasinya besar, rendah dan berat. Sementara i dan e itu tinggi dan tajam.

Yang konsonan pun sama. Namun atas perdebatan itu semua, yang lebih masuk akal ialah, antara benda dan bahasa tidak ada hubungan apapun. Arbitrer. Manasuka.

Pengetahuan ini saya dapat saat saya membaca buku KOMPOSISI karya Prof. Dr. Gorys Keraf. Terbit taun 1970. Terbagi dua jilid.


***

Terus apa beda Mudik versus Pulang Kampung? Beda lah.

Jokowi sudah menjelaskan. Mba Nana yang biasanya puitis pun, KO.

Jika Presiden PKS atau Fadli Zone si Kutu Buku itu nyinyir, itu karena politik.

Apa lagi rujukannya cuma KBBI. Baca dong kajian para ahli tentang bahasa. Tidak sesederhana KBBI.

KBBI itu cuma kamus. Seperti Munjid dalam kamus Bahasa Arab.

Jokowi menyimpan pesan sebagai kanyaah top leader bangsa ini. Heg rek pulang kampung mah. Ayeuna.

Mun mudik mah ulah. Ngarti teu?

Haha. Jokowi Cerdas. Pasti yang bermain otak kiri saat menjawab pertanyaan Najwa Sihab. Dan pada saat menggulirkan kebijakan, dia pake otak kanan.

Matak, tong nyapirakeun Jokowi Brow. Kalem-kalem oge sok maca beliau mah. 

Beda jeung urang. Maen calangap wae. Asal update status.

Matak, mun Jokowi nyalon deui Presiden, urang mah mowal milih deui. Da tos dua kali. Duka mun Prabowo nyalon mah.


(23/4/2020)

_____

Warta Warga
Hasan Sidik adalah aktivis sosial-masyarakat desa, petani, pengusaha dan dikenal luas sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Salah satu bisnis yang dikelola oleh Hasan Sidik adalah Sembako Murah Purwakarta, yang bisa diakses secara online, atau melalui whatsapp.