Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Dokumen skenario pemakzulan Presiden Gus Dur dibongkar

fuad-bawazier-skenario-konspirasi-makzul-lengserkan-gus-dur
Fuad Bawazier, disebut-sebut terlibat dalam skenario pemakzulan Presiden Abdurrahman Wahid.

PurwakartaOnline.com - Belakangan ini bermunculan berita tentang lengsernya Presiden Abdurrahman Wahid oleh sebuah konspirasi politik.

Yang menarik adalah munculnya nama Fuad Bawazier sebagai dalang dalam skenario pemakzulan Presiden Gus Dur tersebut.

Hingga menjadi trend di media sosial, di twitter nama 'Fuad Bawazier' menduduki klasemen trending topic di Indonesia.

Meskipun bukan sebagai pemuncak trending topic, tapi cukup membuat penasaran netizen.

Buku: Menjerat Gus Dur
Dari link beredar, sebuah artikel yang dimuat oleh nu.or.id melansir berita tentang sebuah buku yang berjudul: Menjerat Gus Dur.

Buku tersebut ditulis oleh Virdika Rizky Utama dan  diterbitkan oleh Numedia Digital Indonesia.

Cukup mengagetkan, karena mencantumkan laporan skenario pemakzulan Presiden Abdurrahman Wahid.

Laporan tersebut dikirimkan oleh Fuad Bawazier kepada Akbar Tanjung, pada tanggal 29 Januari 2001.

Selain itu, tercantum pula nama-nama tokoh besar politik Indonesia yang kemungkinan terlibat dalam skenario pemakzulan tersebut.

Diantara tokoh tersebut ada nama Amin Rais, Anas Urbaningrum, Azyumardi Azra, Hidayat Nur Wahid, Liem Sioe Liong, Surya Paloh dan nama besar lainnya.

Namun setelah ditelusuri, skenario pemakzulan Gus Dur dari kursi kepresidenan ternyata sudah santer sejak lama.

Fuad versus Gus Dur, 2014
Seperti netizen yang bernama Setiasih Rita, menulis di Kompasiana dengan judul menarik: Fuad Vs Gus Dur.
    
Setiasih Rita memposting di Kompasiana pada tanggal 15 Mei 2014. 

Untuk lebih jelas berikut tulisan Setiasih Rita:

Warga NU tak akan pernah melupakan “prestasi” Fuad Bawazier. 

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mereka hormati, lengser sebab ulah mantan pejabat masa Orba itu. 

Kebaikan akan mengalahkan kejahatan. Kata-kata bijak itu ternyata tak selalu berlaku. 

Paling tidak pada kasus Gus Dur vs Fuad. Tokoh kharismatik asal NU itu ditumbangkan, salah satunya, oleh manuver licik Fuad. 

Sejak menjabat menjadi presiden Gus Dur banyak melakukan gebrakan. 

Dalam bidang agama Gus Dur menjadikan Konghucu sebagai agama resmi. Etnis Tionghoa mendapat angin kebebasan. 

Dalam bidang politik dan hukum gebrakan Gus Dur tak kalah mengejutkan. 

Hampir setiap minggu, Gus Dur berteriak lantang, “Tangkap pejabat …,” “Penjarakan …”. 

Banyak yang berang dengan langkah tegas Gus Dur. 

Termasuk Fuad yang diduga kuat ikut menjarah uang rakyat. 

Fuad adalah pejabat kaya raya Orde Baru. 

Ia pernah menjabat Dirjen pajak dan menteri keuangan pada rezim gelap itu. 

Kekayaan Fuad tak terbilang. Rumahnya ada di mana-mana. 

Juga tanah (termasuk yang ia jual ke Wawan) dan tabungannya. 

Sebagai pejabat, jumlah kekayaan Fuad sangat tidak wajar. 

Fuad pun akhirnya menyusun cara agar terhindar dari jerat hukum. 

Ia mencari cara agar Gusdur segera lengser. 

Bersama orang-orang yang sejenis dengannya, mantan Dirjen pajak itu memotori pengganyangan almarhum Gus Dur. 

Dalam catatan Iwan Pilliang, Fuad melakukan beberapa cara untuk menggembosi Gus Dur. 

Pertama, memodali beberapa LSM dan intelektual untuk menyebarkan isu negatif tentang Gus Dur. 

Diantaranya, Gus Dur terlibat korupsi Bulog. 

Kedua, Fuad menggalang demonstrasi menuntut Gus Dur mundur. 

Masih menurut Iwan, hampir setiap hari Fuad mengambil uang tunai, lalu menyebarkannya ke kelompok-kelompok massa. 

Ketiga, Fuad mendekati para kyai yang berseberangan dengan Gus Dur. 

Melalui para kyai itu, Fuad ingin membuat kesan Gus Dur tak disukai, bahkan oleh kalangan yang paling dekat dengannya. 

Gus Dur lengser. Fuad menang dan lolos dari jerat hukum. 

Siapa korban Fuad berikutnya? Semoga tidak ada. 

*Untuk melihat tulisan asli Setiasih Rita, silakan klik di sini

Dokumen skenario pemakzulan
Dokumen tugas yang dikirim ke Akbar Tandjung itu memuat tujuh garis besar laporan sekaligus rekomendasi yang dihasilkan dari pelaksanaan skenario tahap pertama. 

Berikut ini kutipan laporan tersebut:

  1. BEM PTN (Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nasional) dan BEM Perguruan Tinggi Swasta yang selama kita telah koordinir di Cilosari dan Diponegoro (PB HMI) serta kelompok kanan ormas Islam yang tersentral di tiga titik lainnya yakni; Masjid Sunda Kelapa, Istiqlal dan Al Azhar mulai bergerak masif, bergelombang, dan bersamaan hampir di seluruh Indonesia dengan satu komando isu menuntut Gus Dur Mundur. Khusus untuk pengepungan senayan dan rangka mem-pressure DPR agar menerima hasil kerja pansus yang menyatakan Gus Dur telah menyalahkan kekuasaan (abuse of power) secara langsung dipelopori oleh para alumni ILUNI pro-kita, para rektor serta BEM UI dan UMJ. Mereka ini bergerak di bawah komando langsung Ketua Umum PB HMI, Fakhruddin CS.
  2. Pada saat sidang paripurna digelar, adik-adik mahasiswa ini akan bergabung langsung dengan seluruh massa aksi rekan-rekan Pemuda Partai Keadilan yang langsung di bawah komando saudara Hidayat Nur Wahid, Gerakan Pemuda Ka'bah yang dimobilisir oleh saudara Ali Marwan Hanan, massa PBB di bawah saudara Hamdan Zoelva, massa PAN dibawah saudara Patrialis Akbar, dan massa rakyat dan preman yang diorganisir oleh saudara Yapto dan DPP Pemuda Pancasila. Pada saat itulah komando akan saya pegang langsung, sedangkan operator lapangan akan dipimpin oleh Ketua Umum KAMMI, AMPI, GPK, BM PAN, PB HMI, HAMAS, dan IMM.
  3. Gerakan ini Insya Allah akan memperoleh dukungan penuh dari Zoelva Lindan dan Julius Usma yang telah mampu mempengaruhi beberapa kantong massa PDIP untuk bergabung melakukan demonstrasi menyikat Gus Dur di Sidang Parlemen.
  4. Kita juga telah melakukan aksi borong dolar di pasar Valuta asing dan bursa efek-untuk menjatuhkan nilai tukar rupiah-di dalam dan luar negeri (terutama di Hongkong, dan Singapura) secara langsung di bawah kendali Bendahara Umum DPP Golkar (Fadel Muhammad-pen). Aksi borong dollar ini juga didukung oleh Bambang Tri Atmojo, dan Liem Sioe Liong, Arifin Panigoro.
  5. Seluruh kerja media massa (cetak dan elektronik) yang bertugas mem-blow up secara kolosal dan provokatif semua pemberitaan berkaitan dengan tuntutan mundur terhadap Gus Dur sudah di-arrange langsung oleh saudara Parni Hadi dan Surya Paloh, sedangkan operator teknis di lapangan saya telah menyiapkan banyak kaki terutama di parlemen.
  6. Penggiringan opini publik oleh para tokoh dan cendekiawan atas kegagalan pemerintahan Gus Dur lewat tulisan di media massa yang dimobilisir langsung oleh Azyumardi Azra, Dr. Syahrir, dan rekan-rekan KAHMI telah mampu meyakinkan publik bahwa Gus Dur memang benar-benar gagal mengemban amanat reformasi.
  7. Tugas saudara Din Syamsuddin untuk mengendalikan MUI lewat kasus Ajinomoto telah berhasil memaksa para ulama dan tokoh agama mencabut dukungannya kepada presiden.


Pada akhir surat, Fuad Bawazier menyebutkan bahwa misi tersebut bertujuan untuk menyelamatkan aset politik, aset ekonomi dan investasi.

Misi tersebut menyedot modal yang luar biasa besar, yaitu sekitar empat triliun rupiah.

"Saya optimis bahwa skenario ini akan berjalan mulus. Dengan begitu, misi untuk menyelamatkan seluruh asset politik dan ekonomi serta investasi kita serta pengeluaran dana operasi sebesar 4 T, yang sudah saya sediakan tidak menjadi sia-sia dan dapat mengembalikan kejayaan kita yang telah dirampas sejak reformasi," tulis Fuad Bawazier. 

Sumber: klik di sini.

Isu tersebut dimungkinkan akan semakin menghangat, karena tokoh-tokoh yang tercantum dalam buku tersebut kini memiliki posisi penting dalam politik Indonesia.

Sangat menarik untuk melihat perkembangan selanjutnya. (son)