Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kemarau panjang, petani teh di Purwakarta turun produksi

Tanaman teh mulai terlihat merana dan tidak mengeluarkan pucuk di Kiarapedes.
PurwkartaOnline.com - Bergesernya musim penghujan menyebabkan produksi pucuk teh berkurang. Perkiraan BMKG melalui beberapa berita diperkirakan musim penghujan akan bergeser ke bulan November bahkan Desember.

Purwakarta bagian selatan, yang merupakan daerah penghasil teh. Kondisi tanaman saat ini sudah mulai memprihatinkan. Tanaman muda banyak yang mati, tanaman yang sudah dewasa pun tidak mengeluarkan pucuk. Bahkan, tanaman yang sudah produktif mulai ada yang mengering, seperti akan mengalami kematian.

"Nuju panas kieu mah teu ayaan. Dipetik mah tetap kedah / Kondisinya cuaca sedang panas begini (pucuk teh) keluar sedikit. Tetapi tetap harus dipetik", ujar Minah petani teh rakyat di Kiarapedes.

Dikonfirmasi ke Asep. Salah satu pengolah teh hijau di Kiarapedes. Ia membenarkan turunnya produksi teh hijau, akibat berkurangnya pasokan bahan baku dari petani teh setempat.

"Masak ge mung saminggu sakali ayeuna mah. Teu aya pucuk na / sekarang ini mengolah teh hanya sekali dalam seminggu. Tidak ada bahan baku (teh)", terang Asep kepada Purwakarta Online (7/10/2019).

Dedeng, petani teh rakyat menuturkan, sebenarnya tanaman teh termasuk tanaman perkebunan, realtif memiliki daya tahan hidup dibanding tanaman sayuran.

Tetapi akibat panjangnya musim kemarau, tanaman teh yang termasuk tanaman keras ini pun mulai tampak merana. Tetapi belum ada usaha penanganan tertentu dari petani teh.

"Enteh mah langkung kiat, mung halodo na panjang kieu mah nya reksak oge", ujar Dedeng kepada Purwakarta Online. "Kumaha deui da ari enteh mah disiram oge moal mungkin, abot biaya, teu sabanding (nanti hasilnya)", lanjut Dedeng.

Kontributor: Hidayat
Editor: Sastrajaya M.

#Kiarapedes, #Wanayasa, #Bojong, #Darangdan, #Purwakarta, #Petani, #PetaniTehRakyat, Agriculture, #Kekeringan