Santri Liunggunung, Plered jadi pemain Timnas U-16
Yadi Mulyadi, remaja asli Liunggunung Plered Purwakarta menjadi salah satu timnas U 16, sebelum menjadi timnas Yadi sehari hari menggembala kambing dengan kakeknya, kalau malam dia mengaji di Pesantren Liunggunung yg dipimpin oleh H Ahmad Anwar Nasihin, yang merupakan ketua MDS Rijalul Ansor Jabar, selayaknya santri salaf tidak tahu malam atau siang kalau guru lagi lengah pasti dia main bola pelastik dengan teman temannya, di depan asrama pesantren, tidak sangka yadi memang berbakat dia ditarik menjadi pemain andalan di sekolah Dasar Linggarsari, akhirnya dia menjadi pemain inti SSB Asad 313 purwakrta, sampai akhirnya namanya semakin populer.
Yadi Muyadi namanya dielu-elukan saat mendapatkan tropi pemain terbaik nasional U-12. perawakannya yang tergolong tinggi dibanding teman-teman satu timnya, membuatnya mempunyai kelebihan tersendiri saat dia mengolah si kulit bulat.
Kini, namanya sudah mendunia. Sejumlah pihak dari media TV asing mengincarnya untuk wawancara. Bahkan, bulan depan, ada media TV asal Perancis yang sengaja datang ke Indonesia hanya untuk mewawancarainya. dalam kesehariannya sangat sederhana, walaupun dia sudah menjadi bintang lapangan tetapi yadi tidak sombong dan masih seperti yang dulu, kalau pulanv ke Liunggunung dia pasti soan kepada gurunya KH Anwar Nasihin, dan selalu minta berkah, kata Kyai Anwar seorang santri bisa menjadi apapun asal bermanpaat untuk agama, bangsa dan negara, tidak mesti harus jadi kyai semuanya, seperti halnya Yadi Mulyadi kini menjadi pemain timnas U 16, silahkan saja saya doakan semoga dia selalu menjadi santri dalam kondisi apapun.
Yadi hidupnya sangat jauh dari kemewahan ataupun hura-hura. Kehidupannya saat ini merupakan anugerah terbesar baginya. Dulu, selain sekolah, ia bekerja sebagai pengembala kambing.
Yadi tinggal bersama kakeknya di sebuah rumah panggung dari kayu. Ukurannya kecil, nyaris tak bersekat. Letaknya agak mengerikan, berada di kemiringan yang relatif terjal di Desa liunggunung Plered, Purwakarta. Di bagian bawah rumah terdapat sawah, tempat sang kakek mengadu nasib.
Sang kakek bekerja sebagai petani. Sejak kecil, Yadi suka membantu kakeknya. Menggembalakan kerbau sudah dilakukannya sejak masih bersekolah di SDN Linggarsari I Purwakarta. Sepulang sekolah, ia pasti membantu kakeknya dengan menggembala kerbau.
Pertemuan Yadi dengan tim Asad 313 Purwakarta bermula dari pertandingan SD se-Purwakarta. Saat itu, perhatian Alwi selaku manajer, dan Ramdan selaku pelatih SSB Asad 313, tersedot oleh penampilan Yadi. Setelah permainan usai, tanpa pikir panjang, mereka berdua langsung mengajak Yadi bergabung ke SSB Asad.
Yadi yang dikenal tekun berlatih ini bahkan ia kerap menambah jadwal latihan yang telah ditetapkan, terutama saat akan bertanding di Brasil. "Suka nambah latihan dengan sasapedahan (naik sepeda) biar napasnya lebih kuat, jadi tandingnya bisa lama. Kan lawannya besar-besar," ucapnya.
Sumber: WA dari H. Ahmad Anwar Nasihin. S.H.I.