Jadi Banser Sampai Mati, Kisah Unik Bah Usa Susanto dari Purwakarta!
Abah Usa Susanto, Banser 1977 Purwakarta |
Dengan pengalaman panjangnya, Bah Usa telah menyaksikan regenerasi Ansor sebanyak tujuh kali kepemimpinan.
Keberhasilannya dalam memimpin dan menginspirasi anggota Banser telah menjadi teladan bagi generasi Banser selanjutnya.
Salah satu hal yang paling menonjol dari Bah Usa adalah kesetiaannya yang tak tergoyahkan terhadap Banser dan Nahdlatul Ulama (NU).
"Tidak ada batas waktu selama masih hidup saya akan terus menjadi Banser, hanya kematian yang dapat menghentikan saya di Banser," tegas Bah Usa, menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap organisasi yang telah menjadi bagian hidupnya sejak tahun 1977.
Salah satu hal yang paling menonjol dari Bah Usa adalah kesetiaannya yang tak tergoyahkan terhadap Banser dan Nahdlatul Ulama (NU).
"Tidak ada batas waktu selama masih hidup saya akan terus menjadi Banser, hanya kematian yang dapat menghentikan saya di Banser," tegas Bah Usa, menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap organisasi yang telah menjadi bagian hidupnya sejak tahun 1977.
Abah Usa Susanto, Banser 1977 Purwakarta |
Ia tidak hanya memandang pengabdian dalam Banser sebagai kewajiban organisasi, tetapi juga sebagai bagian dari ibadah dan amal soleh.
Bah Usa berharap segala khidmah yang dilakukannya di Banser dan NU dapat menjadi bentuk ibadah yang diterima di sisi Allah.
Tidak hanya itu, Bah Usa juga mengungkapkan keinginannya untuk diakui oleh keluarga besar Mbah Hasyim Asy'ari atas dedikasinya dalam menjaga nilai-nilai NU.
Keinginan ini mencerminkan betapa besar rasa hormat dan cinta Bah Usa terhadap para pendiri NU dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.
Penghargaan dan apresiasi terhadap Bah Usa datang dari berbagai pihak.
Ajengan Ahmad Anwar Nasihin, Ketua PCNU Purwakarta, mengatakan, "Bah Usa merupakan kader yang semangat dalam berkhidmat untuk Ansor dan NU. Saya mengenal Bah Usa pada tahun 1998. Dia tidak pernah kendur dalam berkhidmah kepada NU. Bah Usa selalu berjalan kaki dari rumahnya di Pondok Salam hingga ke Purwakarta. Tidak pernah mengeluh, terus semangat berjalan sampai usia senja."
Abah Usa Susanto, Banser 1977 Purwakarta |
"Komandan Usa sangat keren, beliau sudah aktif sejak saya menjadi pengurus PAC Bojong pada tahun 2000-an. Silaturahimnya rajin dengan pengurus, kader, dan ajengan-ajengan. Sungguh luar biasa, semoga kehidupannya diberkahi karena rajin berbuat baik dan menjaga silaturahim," ungkap Deni Ahmad Haidari.
Bah Usa, atau Usa Susanto, dilahirkan pada tahun 1950.
Sejak bergabung dengan Banser pada tahun 1977, ia telah menjadi salah satu pilar utama dalam organisasi ini.
Dengan semangat dan dedikasi yang tak kenal lelah, Bah Usa telah menjadi teladan bagi seluruh anggota Banser NU dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Dalam dunia yang terus berubah, keberadaan sosok seperti Bah Usa memberikan inspirasi bahwa dedikasi dan kesetiaan masih sangat berharga.
Pengabdian Bah Usa kepada Banser dan NU adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang patut dijaga dan dilestarikan oleh generasi berikutnya.
Bah Usa adalah contoh hidup dari prinsip "Jadi Banser Sampai Mati," menunjukkan bahwa pengabdian sejati tidak mengenal batas waktu, bahkan sampai akhir hayat.***
Search keywords: Banser,Bah Usa,NU,Ansor,Barisan Ansor Serbaguna,Kepemimpinan Ansor,Dedikasi Banser,Pengabdian Banser,Ajengan Ahmad Anwar Nasihin,PCNU Purwakarta,Deni Ahmad Haidari,PW Ansor Jawa Barat,Pengabdian NU,Kader Banser,Jadi Banser Sampai Mati,Sejarah Banser Purwakarta,Kesetiaan terhadap Banser dan NU,Nilai-nilai NU,Khidmah Banser,Mbah Hasyim Asy'ari,