Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

6 Startup Indonesia mulai tumbang bahkan PHK Massal!

Startup Indonesia PHK massal karyawan akibat pandemi
MangEnjang.com | Jakarta - Berdasarkan tulisan M Nurhadi di Suara.com, pada Jum'at, 27 Mei 2022 merilis artikel dengan judul '6 Startup Indonesia yang Sudah Lakukan PHK Massal, dari LinkAja Hingga JD.ID'.

Sebuah 'daftar' yang sangat mengerikan pasca dua tahun pandemi covid-19 yang menerjang dunia. 

Startup yang selama ini kita banggakan, sudah mulai melakukan PHK massal.

Baca juga: SOLUSI CEPAT BUTUH UANG, Pinjaman BPKB Mobil. Cepat Cair!

Ada perubahan drastis pada model bisnis dan skema pasar membuat para startup harus menyesuaikan diri. 

Mencari ulang skema gara-gara kacaunya kondisi ekonomi yang berubah akibat pandemi Covid-19.

Startup-stratup ini baru saja melakukan PHK massal, semnoga bisa selamat dan kembali bangkit.

1. Zenius

Startup di bidang edu-tech ini baru saja melakukan PHK terhadap 200 karyawan. Perubahan model bisnis dan dampak ekonomi menjadi alasan startup besutan Sabda PS ini melepas ratusan karyawannya.

Namun, Zenius menyatakan karyawan yang terkena PHK akan diberi hak-hak mereka. Data pribadi akan disebarkan atas persetujuan agar para karyawan memperoleh kesempatan baru dalam bekerja.

2. LinkAja

Start up pelat merah ini juga sudah melakukan PHK massal terhadap ratusan karyawan. Model bisnis yang berubah membuat startup tersebut harus melakukan reorganisasi karyawan. Manajemen menyatakan PHK harus dilakukan agar perusahaan tumbuh sehat, optimal, dan positif.

3. Fabelio

Jauh sebelum LinkAja dan Zenius, startup di bidang furniture Fabelio juga melakukan hal serupa. Startup ini bahkan memaksa puluhan karyawannya mengundurkan diri jika ingin memperoleh bayaran penuh. Namun, hingga para karyawan mengundurkan diri, kabarnya hak-hak mereka tak kunjung dipenuhi.

4. Tanihub

Startup pertanian terus terang adalah yang paling mengesankan bagi Mamang, TaniHub pun melakukan PHK massal setelah dua gerainya di Bandung dan Bali ditutup.

Langkah PHK dilakukan karena startup ini menghentikan kegiatan Business to Consumer (B2C) dan fokus meningkatkan pertumbuhan Business to Business (B2B).

5. Uang Teman

Nasib karyawan yang di-PHK oleh startup fintech landing Uang Teman sejak akhir 2020 lalu dikabarkan masih terkatung-katung.

Selain hak atas gaji, perusahaan dikabarkan belum membayarkan tanggungan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan telah mencabut izin usaha jasa keuangan bagi startup ini.

6. JD.ID

Penyedia layanan belanja daring alias e-commerce JD.ID juga mengambil langkah PHK terhadap karyawan. Langkah ini dilakukan demi mempertahankan eksistensi perusahaan dengan kondisi pasar Indonesia.

"Perusahaan juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan," ujar Director of General Management JD.ID Jenie Simon

PHK pada perusahaan startup tidak hanya marak terjadi di Indonesia. Fenomena serupa juga terjadi di seluruh dunia.

Melansir moneycontrol.com, PHK startup ini disebut sebagai akibat dari pergeseran hal-hal yang bernilai profit serta akuisisi pelanggan yang tidak terkendali.

Di samping itu, resesi atau pelemahan ekonomi yang terjadi di sejumlah negara akibat pandemi Covid-19.

Di Amerika perusahaan healthtech MFine hingga perusahaan edtech Vedantu, dan dari Unacademy ke Lido Learning dan Cars24, telah merumahkan staf dalam beberapa pekan terakhir.

Pakar SDM mengatakan pengurangan karyawan startup dan teknologi yang masih baru memungkinkan perusahaan akan berakselerasi setidaknya selama beberapa bulan ke depan.///