Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara Sistematis Bahir Muhlis Perkuat NU Purwakarta Secara Struktural

Ketua PCNU Purwakarta, Bahir Muhlis (tengah) memberikan sambutan dalan Konferensi Ranting NU Desa Margaluyu (30/1/2022)
Purwakarta Online - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta, Drs. Bahir Muhlis, M.Pd., ajak pengurus Nahdlatul Ulama dibawahnya untuk memperkuat struktur secara sistematis. Langkah ini bertujuan agar sistem keorganisasian berjalan lebih efektif dan efisien.

Bahir Muhlis mengatakan, pada bulan Januari hingga bulan Maret tahun 2022 ini seluruh Pengurus Nahdlatul Ulama di tingkat ranting diharuskan mengadakan konferensi.

Kemudian pada bulan April hingga bulan Juni tahun 2022, giliran Pengurus di tingkat Kecamatan atau Majlis Wakil Cabang (MWC) yang mengadakan konferensi. Sehingga konferensi di tingkat kecamatan dipilih oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama yang telah dipilih sebelumnya.

Selanjutnya, pada bulan Juli hingga bulan Desember tahun 2022 difokuskan untuk memperkuat organisasi di tingkat Anak Ranting atau wilayah Rukun Warga (RW).

"Januari hingga Maret semuanya Konferensi Ranting. Setelah itu MWC pada April hingga Juni, pada Juli hingga Desember kita tinggal fokus pada Anak Ranting," katanya saat memberikan sambutan dalam acara Konferensi Ranting Nahdlatul Ulama di Desa Margaluyu, Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta pagi tadi (Minggu, 30 Januari 2022).

Bahir Muhlis menjelaskan, praktik keseharian umat Islam di Kabupaten Purwakarta menurutnya sesuai dengan pemahaman Ahlussunah Waljama'ah sebagaimana yang diusung oleh Nahdlatul Ulama. Namun disisi lain, Bahir juga mengajak untuk memperkuat NU secara struktural.

"Secara kultural, NU di Purwakarta itu kan sudah mengakar. Sekarang bagaimana kita perkuat strukturnya," kata Bahir.

Pentingnya Struktural

Mengutip pernyataan Rais Syuriah PBNU di periode lampau, KH. Masdar Farid Mas’udi, M.A., (NU Online, 7/3/2007) yang berpendapat bahwa NU struktural yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari adalah untuk melengkapi NU Kultural.

“NU kultural sudah ada beberapa ratus tahun lalu berkat kerja kekiaian para ulama kita. Jadi NU organisasi yang dibawa oleh Mbah Hasyim untuk melengkapi NU kultural yang sudah berjalan dan akan terus berjalan,” tuturnya, sebagaimana dikutip NU Online (7/3/2007).

Lebih lanjut, KH Masdar Farid Mas'udi menjelaskan secara spesifik apa tugas dari struktur organisasi di Nahdlatul Ulama.

“Kalau pengurus organisasi mengerjakan ngaji, tahlilan, dibaan, ini sebenarnya mengambil alih fungsi yang dijalankan oleh para kiai secara pribadi-pribadi. Pengurus NU itu kerjanya jangan pengajian umum. Tugasnya menghadiri rapat mengambil keputusan untuk mencapai tujuan tertentu yang dikerjakan dalam waktu tertentu,” imbuhnya.

Dikatakannya, NU organisasi itu rukunnya ada 4, yaitu ada jamaah, ada tujuan bersama, ada kepemimpinan atau pengurus dan ada aturan main yang disepakati bersama.

“Yang paling penting adanya jama'ah atau warga dan kepemimpinan, tapi yang sekarang ada baru pengurus, lha jama'ahnya mana? Ya kultural itu. Ini yang tidak memenuhi standar organisasi. Warga NU organisasi tidak sekedar warga NU kultural, ini tidak memenuhi tujuan Mbah Hasyim,” imbuhnya.

***
Konferensi Ranting Nahdlatul Ulama Desa Margaluyu, selain dihadiri Pengurus Cabang NU Kabupaten Purwakarta juga dihadiri Camat Kiarapedes, Drs. H. Diaudin, M.Si., dan Kepala Desa Margaluyu, Ence Rosidin. 

Kemudian dihadiri oleh perwakilan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama dari 9 Desa lainnya di Kecamatan Kiarapedes. Tampak hadir pula para pengurus Banom NU, seperti GP Ansor, ISNU, Fatayat NU, Muslimat NU, IPNU/IPPNU dan lainnya. (enjs)

Galeri Foto Konferensi Ranting NU Desa Margaluyu



Drs. Bahir Muhlis (kiri) bersama Nasihin Umar Al-Haidar alias Umar bin Enjang


Camat Kiarapedes, H. Diaudin bersama Fatayat dan Muslimat NU


Muslimat dan Fatayat NU Kecamatan Kiarapedes