Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kemungkinan jadi medan perang AS - China, Indonesia dan ASEAN harus bersikap

PurwakartaOnline.com - Dilansir dari Sosok.id (27/6/2020), untuk pertama kalinya Amerika Serikat (AS) mengirimkan lebih dari 60 persen kekuatan kapal perangnya di wilayah Laut China Selatan (laut natuna utara).

Bahkan tiga kapal induk milik milik Amerika Serikat disiagakan tutup jalur masuk ke perairan tersebut.

Hal itu dinilai berbahaya oleh banyak pihak, sebab AS secara terang-terangan menantang China di depan muka mereka.

Menutip dari AFP, Presiden Institut Nasional Studi Laut China Selatan, Wu Schicun, mengungkap kemungkinan terburuk situasi ini.

Menurut pemimpin lembaga think tank China tersebut besar kemungkinan perang akan pecah di laut yang membentang dari China sampai ke Indonesia tersebut.

Pandangan tersebut dilihat dari banyaknya tentara AS yang mencapai 375.000 prajurit telah bersiaga dan tidak menutup kemungkinan tembakan yang tak disengaja memicu pecah perang.

"Jika krisis meletus, dampak pada hubungan bilateral akan menjadi bencana besar," ucapnya.

Dan yang terbaru adalah medan pertempuran kedua cermin kekuatan militer dunia itu akan terjadi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Dua pejabat dari kedua negara bahkan secara terang-terangan memperebutkan perhatian negara-negara di ASEAN termasuk Indonesia.

Silang pendapat ini muncul di saat persaingan strategis antara Amerika Serikat dan China di kawasan ini kian meningkat.

Dilansir dari South China Morning Post, Duta Besar China untuk Singapura Hong Xiaoyong menyampaikan serangan terbaru dengan menuduh Menteri Pertahanan AS Mark Esper telah memicu ketegangan dengan menyebut China sebagai ancaman.

Dia membuat pernyataan di The Straits Times sebagai tanggapan atas opini yang ditulis oleh Esper di koran Singapura tersebut pada minggu lalu.

Dimana Esper telah menyerukan hubungan keamanan yang lebih dekat dengan sekutu regional di Asia Tenggara di tengah tantangan yang ditimbulkan oleh Covid-19 dan Partai Komunis China.

Menurut Hong, ini adalah upaya lain untuk menjual strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat setelah tawaran pendahulunya pada dialog di Shangri-La tahun lalu.

Dia merujuk pada KTT keamanan regional tahunan di Singapura, yang dibatalkan tahun ini karena pandemi Covid-19.

Ini merupakan babak terakhir dalam permainan saling menyalahkan yang kian panas antara Beijing dan Washington.

Ketika kedua negara berhadapan di berbagai bidang, mulai perdagangan dan teknologi, hingga ideologi dan asal-usul virus corona.

Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran Perang Dingin yang baru.

Aksi saling tuding ini juga datang ketika para pemimpin 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, atau ASEAN, akan bertemu untuk pertemuan puncak tahunan mereka pada hari Jumat melalui tautan video, di mana sengketa Laut China Selatan dan pandemi Covid-19 menjadi dua agenda yang akan dibahas.

Indikasi wilayah Asia Tenggara akan dijadikan medan perang dan penghimpun kekuatan sangat kentara terlihat.

Hal itu harus disikapi dengan baik oleh negara-negara ASEAN termasuk Indonesia karena Indonesia menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer terbesar di kawasan tersebut. (*)