Kopi Gunung Sunda, kopi asli Purwakarta
PurwakartaOnline.com - Geliat usaha kopi di Purwakarta semakin menggeliat, di hulu hingga hilir terus bergerak. Budidaya tanaman kopi, pengolahan pasca panen, hingga pemasaran senantiasa dilakukan para petani khususnya oleh para petani yang tergabung di LMDH Giri Pusaka, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes.
LMDH Giri Pusaka yang sebetulnya mulai menanam kopi arabika pada tahun 2009 silam, namun sayangnya budidaya sempat terhenti di tahun 2012. Tahun 2018 lalu, para petani LMDH Giri Pusaka kembali menanami lahan garapannya dengan kopi arabika.
"Ada sisa-sisa pohon kopi arabika yang ditanam 2009-2010, lumayan bisa diolah dan dimanfaatkan untuk dipromosi. Pasar biar terbuka saat tiba penen kopi", ujar Adi Paryono, Ketua LMDH Giri Pusaka kepada Purwakarta Online.
Pernyataan Adi dibenarkan oleh seorang petani penggarap dari Dusun Parakanceuri yang bernama Saepudin, tahun 2017 telah sepakat bersama warga bahwa tanah garapan akan kembali ditanami kopi arabika. Warga Dusun Parakanceuri sempat mengusulkan agar pihak LMDH segera membuka pasar, agar kelak saat masa panen kopi tiba, hasil panen mudah terjual.
"Waktu itu Abah (Saepudin) Kepala Dusun di sini (Parakanceuri). Saat musyawarah warga petani usul agar pengurus (LMDH Giri Pusaka) menjamin pasar. Buka pasar selagi masa tanam, agar panen langsung bisa dilempar (dipasarkan)", terang Saepudin.
Abah Saepudin, yang kini sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala dusun dan fokus bersama warga untuk kembali menanam kopi arabika di lahan garapan di Gunung Burangrang yang termasuk kawasan yang dikelola oleh Perum Perhutani. Bahkan Abah Saepudin bersama para pengurus LMDH Giri Pusaka sedang sibuk memperkenalkan kopinya.
Abah Saepudin bersama seorang petani kopi muda, Wulan Astuti, seringkali mengikuti berbagai festival kopi dan pameran. Diantara merk yang diusung diantaranya adalah Kopi Gunung Sunda dan Kopi Purwa, dengan nama tersebut kopi Purwakarta semakin dikenal.
LMDH Giri Pusaka yang sebetulnya mulai menanam kopi arabika pada tahun 2009 silam, namun sayangnya budidaya sempat terhenti di tahun 2012. Tahun 2018 lalu, para petani LMDH Giri Pusaka kembali menanami lahan garapannya dengan kopi arabika.
"Ada sisa-sisa pohon kopi arabika yang ditanam 2009-2010, lumayan bisa diolah dan dimanfaatkan untuk dipromosi. Pasar biar terbuka saat tiba penen kopi", ujar Adi Paryono, Ketua LMDH Giri Pusaka kepada Purwakarta Online.
Pernyataan Adi dibenarkan oleh seorang petani penggarap dari Dusun Parakanceuri yang bernama Saepudin, tahun 2017 telah sepakat bersama warga bahwa tanah garapan akan kembali ditanami kopi arabika. Warga Dusun Parakanceuri sempat mengusulkan agar pihak LMDH segera membuka pasar, agar kelak saat masa panen kopi tiba, hasil panen mudah terjual.
"Waktu itu Abah (Saepudin) Kepala Dusun di sini (Parakanceuri). Saat musyawarah warga petani usul agar pengurus (LMDH Giri Pusaka) menjamin pasar. Buka pasar selagi masa tanam, agar panen langsung bisa dilempar (dipasarkan)", terang Saepudin.
Abah Saepudin, yang kini sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala dusun dan fokus bersama warga untuk kembali menanam kopi arabika di lahan garapan di Gunung Burangrang yang termasuk kawasan yang dikelola oleh Perum Perhutani. Bahkan Abah Saepudin bersama para pengurus LMDH Giri Pusaka sedang sibuk memperkenalkan kopinya.
Abah Saepudin bersama seorang petani kopi muda, Wulan Astuti, seringkali mengikuti berbagai festival kopi dan pameran. Diantara merk yang diusung diantaranya adalah Kopi Gunung Sunda dan Kopi Purwa, dengan nama tersebut kopi Purwakarta semakin dikenal.
