Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Saling Tuduh antara Wahabi dan Syiah Terkait Yahudi: Guru Gembul

guru-gembul-wahabi-yahudi-syiah-israel
Guru Gembul ulas Wahabi, Yahudi dan Syiah
MANGENJANG.COM - Pada 14 Mei 2021, channel YouTube Guru Gembul mengunggah sebuah video yang membahas sejarah perjalanan bangsa Israel, yang pada awalnya dipercayai sebagai bangsa pilihan Tuhan. Dalam video tersebut, diuraikan bagaimana bangsa ini melalui perjalanan yang penuh tantangan dan kontroversi sepanjang sejarahnya.

Namun, perjalanan ini tidak hanya tentang sejarah Israel. Ini juga mengungkap konflik antara dua faksi besar dalam Islam, yaitu Wahabi dan Syiah, yang saling menuduh keterlibatan orang Yahudi dalam penciptaan masing-masing faksi. Kita akan merinci pandangan dari kedua sisi konflik ini.

Tuduhan dari Pihak Wahabi

Di grup pilot channel, seorang yang biasa dikenal sebagai orang Wahabi, Hidayah, menyatakan pandangannya bahwa orang-orang Yahudi telah membentuk Syiah sebagai upaya untuk menghancurkan Islam dari dalam. Menurutnya, walaupun Syiah terlihat seperti orang-orang Islam, perilakunya, bahkan cara berpakaiannya, lebih mirip orang Yahudi daripada orang Islam. Dia pun menunjukkan beberapa artikel dan video yang mendukung argumennya.

Menurut Hidayah, Wahabi didirikan oleh Yahudi sebagai agen untuk menciptakan perpecahan dalam Islam. Ia mendukung argumennya dengan klaim bahwa orang Saudi, yang merupakan bagian dari ajaran Wahabi, adalah agen Yahudi yang bertujuan untuk memecah belah umat Islam. Ini sebabnya, meskipun mereka tampak bersekutu dengan Amerika Serikat dan Yahudi, menurut Hidayah, mereka sebenarnya bekerja untuk agenda Yahudi.

Tuduhan dari Pihak Syiah

Di sisi lain, seorang teman yang merupakan orang Syiah menyatakan keyakinannya bahwa orang Saudi adalah buatan Yahudi dan bertindak sebagai agen Yahudi untuk memecah belah umat Islam. Menurut pandangannya, jika umat Islam bersatu, Israel akan tergusur dari Timur Tengah. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa perpecahan dalam Islam harus diciptakan, dan Wahabi menjadi agen yang dibentuk oleh Yahudi untuk mencapai tujuan ini.

Pertanyaan yang muncul adalah mengapa seringkali orang Yahudi dikaitkan dengan berbagai konspirasi dan tindakan jahat. Sebagian orang berargumen bahwa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang Islam di seluruh dunia, melainkan juga pada banyak bangsa lain, seperti Korea Selatan, yang tidak memiliki sejarah permusuhan dengan Yahudi. Bahkan negara-negara yang sering berperan sebagai penjaga kemanusiaan juga telah mengadopsi undang-undang anti-penistaan Yahudi.

Kajian Sejarah dan Budaya

Untuk memahami konteks konflik ini, kita harus menjelajahi sejarah dan budaya yang mendalam. Mulai dari masa Nabi Ibrahim yang mendengar janji Tuhan tentang tanah miliknya hingga perkembangan karakteristik masyarakat Yahudi. Yahudi percaya bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan, dan ini menciptakan citra eksklusivitas yang membuat mereka dianggap sebagai rasialis. Mereka merasa memiliki akses eksklusif ke wahyu Tuhan, yang merupakan perbedaan signifikan dibandingkan dengan bangsa lain.

Namun, ini juga menyebabkan mereka sering merendahkan bangsa-bangsa lain, menciptakan pandangan negatif tentang mereka. Selain itu, pengalaman panjang mereka dalam genosida dan penganiayaan menyebabkan mereka mengembangkan konspirasi sebagai mekanisme bertahan hidup. Mereka menciptakan sistem konspirasi yang hanya dipahami oleh kelompok mereka sendiri, menghasilkan citra bahwa mereka selalu terlibat dalam perencanaan jahat.

Orang Yahudi juga terlibat dalam perekonomian global, yang seringkali menimbulkan ketidakpercayaan dan rasa tidak suka di kalangan bangsa lain. Kekuasaan mereka dalam bidang ekonomi dan keuangan telah membentuk pandangan bahwa mereka merupakan penyebab semua masalah ekonomi dan kebijakan global.

Kesimpulan

Kita tidak bisa menyalahkan satu bangsa atau satu agama secara keseluruhan atas semua konflik dan masalah di dunia. Saling menuduh antara Wahabi dan Syiah terkait Yahudi adalah bagian dari kerumitan sejarah dan budaya yang lebih besar. Penting untuk memahami konteks sejarah dan budaya yang telah membentuk pandangan dan keyakinan masyarakat. Konflik ini juga menunjukkan pentingnya dialog dan pemahaman yang lebih dalam antara berbagai kelompok dalam Islam untuk mengatasi perpecahan yang ada.

Kita harus berusaha untuk melihat setiap individu dan kelompok secara objektif, tanpa menyalahkan seluruh komunitas atas tindakan sebagian kecil dari mereka. Hanya dengan pemahaman yang lebih mendalam dan dialog yang konstruktif kita dapat mengatasi ketegangan dan membangun kedamaian di tengah perbedaan.***