Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Ahli Forensik Hastry Purwanti Bongkar Kejanggalan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Pembantaian,Pembunuhan,Ciseuti,Jalan Cagak,Subang,Tuti Suhartini,Amalia Mustika Ratu,Kronologi,ibu,anak,
Perkembangan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang
MANGENJANG.COM - Dalam sebuah kasus yang menghebohkan, ahli forensik Polri, Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti, membuka beberapa aspek yang belum terungkap terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. Kasus yang telah berlangsung hampir dua tahun ini masih mengejutkan banyak pihak karena belum ada titik terang yang memadai.

Kasus ini berawal dari pembunuhan brutal terhadap Tuti Suhartini dan anaknya, Amalia Mustika Ratu, pada 18 Agustus 2021. Meskipun telah dilakukan penyelidikan oleh Polda Jabar dan Bareskrim Polri, belum ada tersangka yang ditahan dalam kasus ini.

Dokter Hastry, yang ikut melakukan otopsi kedua jenazah Tuti dan Amel, telah memberikan wawasan penting terkait kasus ini. Ia menyoroti pentingnya identifikasi DNA sebagai kunci untuk mengungkap pelaku sebenarnya. Namun, meskipun pemeriksaan DNA telah dilakukan, tidak ada hasil yang cocok.

"Kalau di pekerjaan saya untuk menyajikan data, alat bukti sudah selesai. Tapi saya gemes," ujar Dokter Hastry dalam wawancara dengan Deddy Corbuzier di channel YouTube, Jumat (12/5/2023).

Dalam upaya mengungkap kebenaran, Dokter Hastry menunjukkan bahwa identifikasi DNA bisa menjadi langkah penting. Meskipun DNA dari saksi-saksi tidak cocok, ada kemungkinan bahwa penelusuran garis keturunan dari ibu bisa membawa jawaban. Namun, hingga saat ini, langkah ini belum dilakukan oleh pihak berwenang.

Jam kematian menjadi kunci penting dalam kasus ini. Dokter Hastry menyebutkan bahwa jam kematian Tuti Suhartini berada antara pukul 2 hingga 4 dini hari, sementara Amalia dibunuh antara pukul 4 sampai 6 pagi. Ia mengusulkan penggunaan data online yang bisa membantu melacak alibi potensial.

"Berarti lamban dong," tanya Deddy Corbuzier. Dokter Hastry, dengan senyuman, menyindir bahwa ia tidak ingin terlihat seperti mengeluh, tetapi ingin memberikan kontribusi lebih lanjut dalam kasus ini.

Tentu saja, kasus ini telah membawa dampak emosional bagi Dokter Hastry. Ia mengaku terus disiksa oleh mimpi yang melibatkan korban, dan ia merasa terpanggil untuk mengungkap kebenaran demi korban yang tak dapat membantu diri mereka sendiri.

Sementara kasus ini masih menyisakan tanda tanya besar, harapan tetap ada. Semua pihak yang terlibat dalam penyelidikan, termasuk polisi dan ahli forensik seperti Dokter Hastry, berkomitmen untuk terus berusaha mengungkap kebenaran di balik kasus ini. Semoga dengan usaha mereka, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dapat terungkap dengan jelas, membawa keadilan bagi korban dan keluarganya.****