Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Serangan Digital Terhadap Project Multatuli Usai Ungkap Perjuangan Ibunda Versus Oknum Polisi Dalam Kasus Pencabulan - MANGENJANG.COM


MANGENJANG.COM - Serangan digital baru-baru ini telah menimpa website Project Multatuli setelah merilis laporan berjudul "Dua Putri Saya Dicabuli, Saya Lapor ke Polres Baubau, Polisi Malah Tangkap Anak Sulung Saya." Laporan ini mengungkapkan ketidakprofesionalan kepolisian dalam menangani kasus pencabulan di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Direktur Eksekutif Project Multatuli, Evi Mariani, melaporkan bahwa sejak Selasa, 14 Maret 2023, ada kenaikan aktivitas yang tidak wajar di website projectmultatuli.org setelah perilisan laporan tersebut. Serangan ini seperti kisah klasik yang kecil melawan yang besar, karena ibu-ibu, seperti Ibu Lydia di laporan sebelumnya dan Ibu Ratih di Baubau, berjuang melawan sistem besar yang tak adil.

Serangan pertama kali terdeteksi pada pukul 09.00 pada tanggal 14 Maret. Pihak-pihak tertentu melakukan "scanning" atau pemetaan celah yang membebani server. Pada pukul 15.00, serangan meningkat dengan metode HTTP Flood menggunakan bot dari berbagai tempat, sehingga sulit dibedakan dari lalu lintas normal di website.

Kasus ini sangat mencolok ditengah perjuangan bangsa ini dalam meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah, sampai-sampai youtuber Guru Gembul membahas kasus pencabulan ini, berikut videonya:



Evi menjelaskan bahwa serangan ini bertujuan mencari celah di website Project Multatuli untuk diambil alih. Namun, karena upaya tersebut gagal, serangan berhenti sementara. Pada tanggal 15 Maret, serangan kembali meningkat dari pukul 09.00 hingga pukul 21.00, menyebabkan beberapa pembaca mengeluhkan keterlambatan akses ke website Project Multatuli.

Selain serangan DDoS, ada ancaman data scraping yang bertujuan mencari celah di website untuk disusupi. Project Multatuli juga mendeteksi serangan payload attack. Hingga saat ini, bot-bot mencoba masuk untuk menyerang website masih terdeteksi.

Project Multatuli melaporkan insiden ini kepada Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) melalui advokasi.aji.org pada tanggal 16 Maret 2023. Data AJI menunjukkan bahwa ada 20 laporan baru dalam tiga bulan pertama tahun 2023 terkait serangan terhadap kebebasan pers. Ini menunjukkan bahwa kebebasan pers di Indonesia masih jauh dari baik.

Laporan yang dirilis oleh Project Multatuli pada tanggal 11 Maret 2023 mencakup fakta mengenai kasus pencabulan dua anak di bawah umur 10 tahun di Baubau. Project M juga mencurigai rekayasa polisi dalam menetapkan kakak korban sebagai "tersangka." Pengakuan kakak korban diduga diperoleh di bawah ancaman dan pukulan oleh penyidik Polres Baubau tanpa pendampingan hukum.

Laporan tersebut berisi rekonstruksi peristiwa pencabulan, upaya ibu korban untuk melaporkan kasus ini ke Polres Baubau demi keadilan, serta upaya ibu dan korban mencari sendiri terduga pelaku. Tak hanya itu, laporan juga mencakup upaya pengacara kakak korban dalam mengajukan gugatan preperadilan dan kondisi keluarga korban yang berada dalam risiko keamanan dan keselamatan.

Evi menegaskan bahwa laporan mereka didasarkan pada sumber-sumber terdekat peristiwa dan kesaksian korban serta keluarga korban. Semua informasi didukung oleh dokumen-dokumen primer dari proses penyelidikan dan penyidikan Polres Baubau, termasuk hasil visum kedua korban.

Perjuangan Project Multatuli untuk membuka keadilan dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak ini tak lekang oleh waktu. Serangan digital yang mereka alami tidak membuat semangat mereka redup. Semoga dengan laporan ini, kebebasan pers di Indonesia dapat meningkat, dan perjuangan ibu-ibu yang berjuang melawan sistem yang tak adil mendapat dukungan yang lebih luas.****