Daftar, Deposit, Diam, Duduk dan Dollar!
Purwakarta Online - Itulah filosofi 5D untuk menarik perhatian masyarakat agar ikut berinvestasi di berbagai program investasi bodong berkedok trading. Kita terlalu mudah jatuh ke dalam jebakan dan ajakan memeroleh uang dengan cara mudah.
Mengapa saya mengatakan ini? Karna banyak yang menjadi korban dari kasus yang lagi heboh ini adalah orang-orang hebat dengan pendidikan tinggi sekalipun. Jadi motifnya bukan karna kurang pengetahuan tapi karna CINTA UANG.
Yang lebih menyedihkan adalah ada beberapa hamba Tuhan mengajak jemaatnya ikut bermain, bahkan dari diskusi beberapa teman di FB katanya ada gereja yang bahkan menggunakan kas gereja untuk main trading robot ini.
Dimana hati nurani kita sebagai hamba Tuhan? Maka jangan heran, jika sekalipun sudah dinyatakan ilegal oleh pemerintah namun berbagai aplikasi ini tetap menawarkan produknya karna memang kita-kita ini yang tetap mau ikut bermain dan tidak bisa ditegur dan dinasehati sekalipun fakta sudah di depan mata. Kerasnya hati kita biasanya dengan kedok "tinggi hasil tinggi resiko".
Ini pembodohan, kita boleh menanggung resiko pada bisnis yang jelas sumber, proses dan hasilnya, bukan pada bisnis yang lebih mirip taruhan judi.
Barusan saya baca berita ada seorang mahasiswa bunuh diri karna menjadi korban kasus ini. Apakah kita sebagai afiliator (pengajak) masih belum tertegur juga? Saya hanya mengingatkan firman Tuhan, "barangsiapa tidak bekerja janganlah ia makan."
Jadi kalau ada yang menawarkan kepada anda sebuah easy trading tanpa kerja keras, maka jangan ikut. Tidak ada satupun cara memperoleh uang dengan cara mudah, jangan buang uang hasil keringat Anda untuk kemudian mengenyangkan mereka yang di atas anda.
Setiap kali saya ditanya jemaat boleh ga ikut main di program ini? Saya selalu berkata jangan. Karna beberapa tahun lalu banyak jemaat di gereja kami yang tertipu sampai ratusan juta. Para mafia ini hanya mengganti nama dan jenis produk tapi cara mainnya tetap sama, kalau bukan money laundry ya money game. Mereka selalu berkata program ini beda kok ga sama dengan yang lalu, padahal mafia di belakangnya sama saja. Korbannya selalu adalah mereka-mereka yang daftar paling akhir belakangan.
Sadarlah!
*Dari Joyman Waruwu