Serangga, Solusi Pangan Masa Depan (Bagian 3)
Serangga, Solusi Pangan Masa Depan |
MANGENJANG.COM - Para ahli menemukan bahwa serangga dapat menjadi sumber protein, zat besi, magnesium dan nutrisi lain layaknya daging merah.
Beberapa jenis serangga seperti rayap ataupun belalang yang menjadi hama pada tumbuhan padi dan palawija, pada saat tertentu jumlahnya sangat banyak ditemukan.
Serangga dalam jumlah banyak tersebut merupakan potensi makanan yang dapat ditangkap dengan mudah dan diolah menjadi makanan.
Demikian juga halnya dengan serangga lain seperti jangkrik, kumbang, ulat sutra, ulat sagu, semut terbang.
Latunde-Dada, dkk, (2016) meneliti kandungan- kandungan nutrisi yang dimiliki berbagai serangga.
Latunde-Dada, dkk, (2016) meneliti kandungan- kandungan nutrisi yang dimiliki berbagai serangga.
Mereka ingin melihat apakah serangga benar-benar dapat berkontribusi terhadap asupan makanan, dan apakah jumlah nutrisi yang dimiliki serangga setara dengan daging sapi.
Mereka menganalisis profil nutrisi dari 4 serangga, jangkrik, belalang, kutu beras dan kutu frengki.
Mereka menganalisis profil nutrisi dari 4 serangga, jangkrik, belalang, kutu beras dan kutu frengki.
Mereka menguji konten mineral, juga mengkalkulasi berapa banyak dari masing-masing nutrisi yang dapat terserap oleh pencernaan manusia.
Mereka menemukan, jangkrik memiliki kadar zat besi, kalsium dan magnesium yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi.
Selain itu tembaga, seng, mangan, magnesium dan kalsium dalam jangkrik, belalang dan kutu beras lebih banyak tersedia untuk penyerapan tubuh dibandingkan nutrisi yang sama dalam daging sapi.
Beberapa serangga yang umum dikonsumsi oleh masyarakat adalah belalang, jangkrik, kumbang air raksasa, semut terbang, ulat sagu, kumbang, lebah/tawon dan rayap.
Kandungan protein belalang menurut penelitian Kusmaryanti (2005) jauh lebih tinggi daripada tepung udang.
Mereka menemukan, jangkrik memiliki kadar zat besi, kalsium dan magnesium yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi.
Selain itu tembaga, seng, mangan, magnesium dan kalsium dalam jangkrik, belalang dan kutu beras lebih banyak tersedia untuk penyerapan tubuh dibandingkan nutrisi yang sama dalam daging sapi.
Beberapa serangga yang umum dikonsumsi oleh masyarakat adalah belalang, jangkrik, kumbang air raksasa, semut terbang, ulat sagu, kumbang, lebah/tawon dan rayap.
Kandungan protein belalang menurut penelitian Kusmaryanti (2005) jauh lebih tinggi daripada tepung udang.
Tepung belalang kayu mempunyai nilai protein yang lebih tinggi dari udang windu.
Kandungan protein dalam belalang hampir setara dengan sepotong dada ayam berukuran 100 gram, tetapi dengan lemak lebih banyak dan menurut Asthami, Estiasih dan Maligan., (2016).
Kandungan protein dalam belalang hampir setara dengan sepotong dada ayam berukuran 100 gram, tetapi dengan lemak lebih banyak dan menurut Asthami, Estiasih dan Maligan., (2016).
Tepung belalang kayu dapat ditambahkan dalam formulasi mie instan karena produk mie instan belalang yang dihasilkan memiliki nilai kuantitas dan kualitas protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan mie instan komersial yang berada di pasaran. (*)
Sumber:
Pratiwi Girsang. 2018. Serangga, Solusi Pangan Masa Depan. Jurnal Pembangunan Perkotaan. Volume 6, Nomor 2. http://ejpp.balitbang.pemkomedan.go.id/index.php/JPP/article/view/35, diakses pada tanggal 17 Januari 2022.
* Dilakukan pengeditan ringan