Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Perkembangan OKI, Organisasi Negara Muslim terbesar di dunia dan bagaimana peran Indonesia di dalamnya

perkembangan-dan-peran-oki
KTT Luar Biasa OKI di Istanbul Turki, Rabu, 13 Desember 2017. (Foto: Biro Pers Istana)

PurwakartaOnline.com - Dalam pelajaran sejarah di sekolah, mungkin kita sudah pernah membahas tentang organisasi OKI. Lalu bagaimana perkembangannya sekarang?

Sejak merdeka Indonesia sudah berusaha eksis di kancah internasional, salah satu caranya adalah tergabung dalam berbagai organisasi internasional. Ya, salah satunya adalah dengan organisasi internasional tertua yakni Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

OKI adalah organisasi internasional terbesar kedua setelah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Organisasi yang beranggotakan negara-negara berpenduduk muslim dengan jumlah banyak.

Berikut sejarah OKI dan perkembangannya seperti dikutip dari situs resmi OKI dan situs Kementerian Luar Negeri:

Berdirinya OKI


Pembentukan OKI awalnya dilatarbelakangi keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang dihadapi umat Islam. Salah satu pemicunya, pembakaran Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969 oleh zionis Israel.

Para pemimpin dari 24 negara Islam pun mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 25 September 1969. Negara-negara itu menyepakati Deklarasi Rabat. Deklarasi itu berbunyi:

"Pemerintahan muslim akan berupaya mempromosikan di antara mereka, kerja sama yang erat, dan tolong menolong dalam hal ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, keyakinan, berdasarkan ajaran Islam yang abadi."

Tujuan dibentuknya OKI


Kemudian pada 1970, para menteri luar negeri berkumpul di Jeddah. Pertemuan yang kelak menjadi Konferensi Tingkat Menteri (KTM) OKI itu menetapkan Jeddah sebagai markas OKI. Piagam OKI baru diadopsi pada KTM OKI ketiga pada 1972. Piagam itu memuat tujuan dan prinsip OKI.

Tujuan OKI dibentuk antara lain:

  1. Meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota
  2. Mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota
  3. Mendukung perdamaian dan keamanan internasional
  4. Melindungi tempat-tempat suci Islam
  5. Membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Anggota OKI hingga tahun 2020:


Di awal terbentuknya, OKI hanya beranggotakan 30 negara. Selama 40 tahun berdiri, jumlah anggotanya terus bertambah. OKI saat ini beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan Afrika.
  1. Azerbaijan
  2. Yordania
  3. Afghanistan
  4. Albania
  5. Uni Emirat Arab
  6. Indonesia
  7. Uzbekistan
  8. Uganda
  9. Iran
  10. Pakistan
  11. Bahrain
  12. Brunei-Darussalam
  13. Bangladesh
  14. Benin
  15. Burkina-Faso
  16. Tajikistan
  17. Turki
  18. Turkmenistan
  19. Chad
  20. Togo
  21. Tunisia
  22. Algeria
  23. Djibouti
  24. Arab Saudi
  25. Senegal
  26. Sudan
  27. Suriah
  28. Suriname
  29. Sierra Leone
  30. Somalia
  31. Irak
  32. Oman
  33. Gabon
  34. Gambia
  35. Guyana
  36. Guini
  37. Guini Bissau
  38. Palestina
  39. Komoros
  40. Kyrgyzstan
  41. Qatar
  42. Kazakhstan
  43. Kamerun
  44. Pantai Gading
  45. Kuwait
  46. Lebanon
  47. Libya
  48. Maladewa
  49. Mali
  50. Malaysia
  51. Mesir
  52. Maroko
  53. Mauritania
  54. Mozambik
  55. Niger
  56. Nigeria
  57. Yaman

Peran penting Indonesia di OKI


Organisation of Islamic Cooperation atau Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam) (OKI) dibentuk pada 22-25 September 1969. Organisasi itu mewadahi negara-negara Islam atau negara dengan banyak penduduk muslim. Anggotanya ada 57 negara, termasuk Indonesia.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia punya peranan penting dalam OKI. Apa saja peran Indonesia dalam OKI?

1. Memperjuangkan kedaulatan Palestina


Sejak awal berdiri, misi OKI adalah membantu kemerdekaan Palestina dari zionis Israel. Tak hanya di OKI, Indonesia yang juga beberapa kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa juga dengan tegas membela kemerdekaan Palestina. Rakyat Indonesia juga rutin mengirimkan bantuan bagi Palestina.


2. Mengakui kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan


Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), Pakistan, Bangladesh, dan India tadinya di bawah penjajahan pemerintah kolonial Inggris. Setelah India memerdekakan diri pada 1947, Pakistan dan Bangladesh membentuk negara sendiri.

Bangladesh tadinya bagian dari Pakistan yang dikenal sebagai Bengal Timur. Namun setelah 24 tahun, Bengal Timur memutuskan memerdekakan diri.

Perang Kemerdekaan Bangladesh pada 1971 berhasil melepaskan Bangladesh dari Pakistan. Indonesia menjadi negara OKI pertama yang mengakui kemerdekaan Bangladesh.

3. Membela Pakistan dalam konflik dengan India


Sejak kemerdekaan pada 1947, India selalu berkonflik dengan Pakistan. Keduanya memperebutkan Kashmir. Konflik bersenjata antara keduanya meletus pada 1965. Indonesia saat itu sebenarnya menjalin hubungan baik dengan India maupun Pakistan.

Namun Soekarno memilih membantu Pakistan dengan alasan Pakistan adalah sesama negara dengan penduduk mayoritas muslim. Soekarno menghibahkan beberapa pesawat tempur milik Angkatan Udara Republik Indonesia.

Ia juga mengirimkan dua kapal patroli bersenjata misil dan kapal selam untuk merebut Kepulauan Andaman dan Nikobar yang dikuasai India. Beruntung kedua negara melakukan gencatan senjata sebelum perang lebih besar meletus.

Pakistan dan India beberapa kali berkonflik semenjak itu. Hingga kini, ketegangan pun masih ada di antara keduanya. Namun Indonesia memilih netral dan tak lagi membela salah satu.

4. Menyelesaikan pertikaian Moro dengan pemerintah Filipina


Seperti dikutip dari Islam in Indonesian Foreign Policy: Domestic Weakness and the Dilemma of Dual Identity (2004), pada 1993 Indonesia mendapat mandat menjadi Ketua OIC. Indonesia kemudian menjadi anggota Committee of Six atau Komite Enam. Indonesia diminta memfasilitasi perundingan damai antara Moro National Liberation Front (MNLF) dengan pemerintah Filipina.

5. Menjadi tuan rumah KTM OKI


Pada tahun 1996, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri (KTM-OKI) ke-24 di Jakarta.

6. Mendukung reformasi OKI


Dikutip dari situs LIPI, peneliti Muhammad Fakhry Ghafur menyebut Indonesia mendukung reformasi OKI sebagai wadah untuk menjawab tantangan umat Islam memasuki abad ke-21. Pada penyelenggaraan KTT OKI ke-14 di Dakar Senegal, Indonesia mendukung pelaksanaan OIC's Ten-Year Plan of Action.

Dengan diadopsinya piagam ini, Indonesia memiliki ruang untuk lebih berperan dalam memastikan implementasi reformasi OKI tersebut. Indonesia menjadi contoh bagaimana demokrasi bisa berjalan di negara dengan penduduk mayoritas muslim. 

Makna dari Lambang OKI

makna lambang oki
Lambang OKI


1. Adanya Kabah di tengah-tengah bumi


Kabah diartikan sebagai OKI menjadi pusat perubahan positif dalam mengangkat kinerja organisasi, mengangkat efektivitas OKI  sebagai organisasi internasional yang turut membantu masalah-masalah pembangunan politik, ekonomi, budaya dan sosial di dunia.

2. Bulan sabit hijau yang melingkupi bumi berwarna putih


Bulan sabit merupakan simbol islam dan menjadi pelindung dan penaung dari bumi. Di samping itu hijau diartikan sebagai warna keislaman yang diartikan dengan surga dan juga jika dirunut dari sejarah awalnya hijau merupakan warna kesukaan Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. (*)

Sumber: Kompas / LIPI / Wikipedia / Brainly