Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Profil KH Miftachul Akhyar, Ketua baru MUI, Kyai yang teduh


profil-kh-miftahul-akhyar-nu-mui

PurwakartaOnline.com - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU) KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ( MUI) periode 2020-2025. Penetapan tersebut dihasilkan secara mufakat oleh tim formatur Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 MUI yang beranggotakan 17 orang.

Berikut profil KH Miftachul Akhyar, dikutip dari laman resmi PBNU. Beliau dilahirkan pada 1953, KH Miftah merupakan putra dari KH Abdul Ghoni, pengasuh Pondok Pesantren Akhlaq Rangkah.

Karenanya, anak kesembilan dari 13 bersaudara itu tumbuh besar di lingkungan pesantren dan NU. Dalam catatan Lembaga Ta'lif wan Nasyr NU (LTNNU), KH Miftah disebut pernah mengenyam pendidikan di sejumlah pesantren besar Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantren Lasem. Selain itu, ia juga pernah mengikuti Majelis Ta'lim Sayyid Muhammad bin Alawi al-Makki al-Maliki di Malang. Saat ini, KH Miftah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.

Pengurus NU


KH Miftah juga beberapa kali menjabat sebagai pengurus NU, baik tingkat wilayah maupun nasional. Pada 2000-2005, ia menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya, kemudian menjadi Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur selama dua periode, yaitu 2007-2013 dan 2013-2018.

Selanjutnya, KH Miftah menjabat sebagai Wakil Rais Aam PBNU periode 2015-2020. Pada 2018, ia ditunjuk sebagai Rais Aam PBNU 2018-2020, menggantikan KH Ma'ruf Amin yang maju pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2019. KH Miftah diusulkan oleh PBNU sebagai kandidat calon ketua umum MUI periode 2020-2025.

"Dari PBNU resmi mengajukan Kiai Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU," kata Ketua PBNU Marsudi Syuhud, dikutip dari Kompas TV, Kamis (26/11/2020).

Sementara Muhammadiyah mengajukan nama Dr Anwar Abbas yang baru saja demisioner sebagai Sekjen MUI. Beberapa nama lain yang dicalonkan adalah Imam Besar Masjid Istiqlal Jakrta Nasruddin Umar, demisioner Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyidin Djunaidi, dan Amirsyah Tambunan.

Ciri khas dakwah teduh


Di penutupan musyawarah nasional MUI, Miftachul menyatakan bahwa tugas ulama adalah berdakwah tanpa mengejek.

Dalam pidatonya yang disiarkan channel YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Miftachul mengatakan bahwa ulama harus mengedepankan kasih sayang saat berdakwah.

Kyai Miftachul juga menjelaskan soal kriteria ulama yang semua urusan dan perilakunya selalu berkesinambungan dengan agamanya.


Sumber: Kompas / Twitter / NU Jatim Online