Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Isu datangnya Gelambang panas saat musim hujan, buat petani resah! Benar atau hoax?

PurwakartaOnline.com - Isu tentang munculnya gelombang panas di wilayah Indonesia tentu saja membuat banyak pihak, terutama para petani.

Apalagi wilayah Kabupaten Purwakarta yang memiliki lahan pertanian rakyat yang cukup luas.

Padahal saat ini, merupakan musim tanam untuk pertanian bidang perkebunan. Seperti petani di wilayah selatan Purwakarta yang sedang giat-giatnya menanam ratusan ribu kopi arabika.

"Musim hujan seperti sekarang adalah musim tanam bagi kami, selaku petani perkebunan," terang Koko Ahmad Kohar kepada Purwakarta Online (Senin, 16/11/2020).

"Jika benar ada gelombang panas, saya khawatir berdampak pada tanaman (kopi) yang saat kami baru tanam," lanjut Koko.

Dilansir dari tribun-video.com, Indonesia telah memasuki musim penghujan. Namun belakangan ini sejumlah wilayah justru mengalami cuaca panas.

Berkaitan dengan hal ini, beredar kabar di media sosial bahwa gelombang panas sedang melanda Indonesia.

Kabar ini tersiar di WhatsApp dan diunggah oleh beberapa akun di Facebook, yang bertuliskan:

Buat saudara ku yang baik
Siapkan diri menghadapi

*Gelombang Panas*
Banyak Minum yaaa

*Hindari minum ES*
Minum seteguk demi seteguk jangan langsung
Bisa sampai 40-50 derajat.
Silahkan kondisikan tubuh. 

AWAS..!!!!!*
*GELOMBANG PANAS*
*KINI MELANDA NEGARA KITA*
--------------------------------

*Indonesia, Malaysia dan bbrp negara lain. saat ini sedang mengalami gelombang panas.*


Kemudian terdapat tips yang harus dilakukan dan dihindarkan oleh warganet saat terjadinya gelombang panas. Setelah ditelusuri kabar ini tidak benar.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa berita tersebut tidak tepat.

Dikutip dari bmkg.go.id, kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas. Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-berturut.

Pada umumnya, gelombang panas terjadi akibat berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari. Semakin lama sistem tekanan tinggi berkembang di suatu area, maka awan semakin sulit tumbuh di wilayah tersebut.

Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, beberapa hari terakhir ini suhu tertinggi pada siang hari mengalami peningkatan.

Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah kedudukan semu gerak matahari pada bulan November tepat di atas Pulau Jawa dalam perjalanannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.

Kemudian, cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal, sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

Dalam dua hari terakhir ini, cuaca di Jakarta cenderung lebih cerah akibat berkembangnya siklon tropis VAMCO di Laut China Selatan yang menarik masa udara dan awan-awan, sehingga menjauhi wilayah Indonesia bagian selatan.

Jadi, kabar mengenai Indonesia sedang dilanda gelombang panas itu tidak benar.


Sumber: Tribun-video.com