Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Siti Roekiah Kertapati, sastrawati nasional asal Purwakarta, yang dihilangkan dari sejarah karena terlibat PKI

Siti Roekiah Kertapati, sastrawati nasional di era kemerdekaan. Lahir dan wafat di Puwakarta



PurwakartaOnline.com | Sejarah
Siti Roekiah Kertapati adalah seorang sastrawati nasional di era revolusi kemerdekaan Indonesia. 

Sangat berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan, melalui bidang kesusastraan dan 'emansipasi wanita'.

Siti Roekiah terkenal menggunakan nama pena 'S. Roekiah', kini mungkin bisa ditulis S. Rukiah.

Setelah menikah dengan Sidik Kertapati, Siti Roekiah menambahkan nama belakang suaminya tersebut, menjadi Siti Roekiah Kertapati.

Lahir dan Wafat di Purwakarta
Siti Roekiah Kertapati lahir di Purwakarta jauh sebelum Indonesia pada tanggal 25 April tahun 1927, saat wilayah Indonesia masih dibawah Pemerintahan Hindia Belanda.

Meskipun lahir di Purwakarta, kemudian berperan penting secara nasional dalam perjuangan kemerdekaan melalui tulisannya, tapi di Purwakarta sendiri tidak banyak yang mengenal sosok Siti Rukiah ini.

Siti Rukiah Kertapati wafat pada usia 69 tahun di Kabupaten Purwakarta, pada tanggal 6 Juni 1996.

Karya-karya Siti Rukiah Kertapati
Karya sastra Siti Rukiah yang telah terbit diantaranya adalah berupa novel, cerita anak dan cerpen.

Berikut adalah beberapa karya sastra dari Siti Rukiah Kertapati, yang dikutip dari Wikipedia Indonesia:
  1. Kejatuhan dan Hati, Novel. Tahun 1950
  2. Tandus, Kumpulan Puisi dan Cerpen. Tahun 1952
  3. Si Rawun dan Kawan-kawannya, Cerita Anak. Tahun 1955
  4. Teuku Hasan Johan, Cerita Anak. Tahun 1957
  5. Taman Sanjak Si Kecil, Cerita Anak. Tahun 1959
  6. Jaka Tingkir, Cerita Anak. Tahun 1962
  7. Dongeng-dongeng Kutilang, Cerita Anak. Tahun 1962
  8. Kisah Perjalanan Si Apin, Cerita Anak. Tahun 1965

Peran penting Siti Rukiah dalam kesusatraan nasional era kemerdekaan
Sebuah diskusi tentang 'Peran penting Siti Rukiah Kertapati, di era kemerdekaan', diselenggarakan di Yogyakarta pada pertengahan bulan Oktober tahun 2018.

Dalam diskusi tersebut, seorang peneliti sejarah bernama Giovanni Dessy Austriningrum mengungkapkan bahwa Siti Rukiah Kertapati merupakan sosok penting dalam dunia literasi di era revolusi kemerdekaan Indonesia.

"Dia menjadi sosok perempuan yang sangat penting di gerakan literasi pada masa itu," ungkap Giovanni Dessy, sebagaimana dikutip oleh bbc.com (24/11/2018).

"Jarang sekali, apalagi penulis perempuan yang menceritakan tentang periode kemerdekaan sastra revolusi saat itu," lanjut Giovanni Dessy.

Masih menurut Giovanni Dessy, Siti Rukiah juga terkibat dalam banyak aktivitas perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada usia 18 tahun, Siti Rukiah tercatat sudah menjadi seorang pengajar Sekolah Gadis di Purwakarta.

Kemudian, ditengah kecamuk perang kemerdekaan Siti Rukiah pun sempat bertugas dalam organisasi Palang Merah.

Anggota Lekra yang berafiliasi dengan PKI
Menurut Yerry Wirawan, Dosen Ilmu Sejarah dari Universitas Sanata Dharma, nama dan karya Siti Rukiah Kertapati sengaja dihilangkan dari sejarah Indonesia, karena ia adalah anggota Lekra.

"Karena dia anggota Lekra," ungkap Yerry, mengenai hilangnya nama dan karya Siti Rukiah dalam catatan sejarah Indonesia modern. Dikutip dari artikel di bbc.com (24/11/2018).

Lekra merupakan akronim dari Lembaga Kebujaan Rakjat, sebuah lembaga kebudayaan yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pembentukan Lekra sendiri diinisiasi oleh Tokoh PKI, salah satunya adalah Dipa Nusantara Aidit, pada tahun 1950.

Pasca G30S/PKI
Setelah terjadi tragedi G30S/PKI, Sidik Kertapati, suami Siti Rukiah menyelamatkan diri, menjadi eksil di luar negeri.

Sejak itu suaminya tidak pernah kembali, hingga wafatnya Siti Rukiah di Purwakarta pada tanggal 6 Juni 1996 silam.

Setelah tragedi G30S, Siti Juga tidak pernah meluncurkan kembali karya. Nama dan karyanya hilang dari peredaran serta dari catatan sejarah.

Untuk bertahan hidup, Siti Rukiah pernah berjualan kue, menjahit den menyulam.

Muncul kembali di facebook
Nama S.Rukiah kembali muncul saat seorang ahli sejarah di Purwakarta, Budi Rahayu Tamsyah membuat sebuah status facebook tentang S. Rukiah. Jum'at (29/11/2019).


Screenshot status facebook, dengan akun bernama Budi Rahayu Tamsyah.


Menurut Budi Rahayu Tamsyah, S. Rukiah Kertapati adalah penulis sajak pertama di Indonesia.

Dari komentar seorang netizen, Siti Rukiah tinggal di Purwakarta, di daerah yang terkenal di sebut Gang Kuburan. (Sol)

Sumber: wikipedia, bbc.com dan facebook (Budi Rahayu Tamsyah).