Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Tasabbuh kini

Oleh: Ruchman Basori

Ma tasyabbaha biqaumin fahuwa minhum (tasabbuh), dulu salah satu contohnya kita dilarang pakai dasi dan celana panjang karana kita menyerupai (tasabbuh) dengan penjajah Belanda. Para ulama melarang keras karena dalam situasi melawan penjajah. Belakangan dasi dan celana panjang sudah menjadi tradisi dan tidak lagi diharamkan.

Di zaman globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini batasan itu semakin sulit, apalagi kalau diukur dengan pakaian dan yang serba bendawi. Mungkin yang penting kita tidak boleh tasabbuh secara mental, nilai hidup, cara berfikir yang berdimensi merugikan kemaslahatan. Sifat menjajah, mengekspolitasi, korupsi adalah watak para penindas maka kita tidak boleh bertasabbuh seperti mereka.

Kita sudah banyak bertasabbuh dengan lintas agama dan keyakinan. Hanphone yang kita pakai, mobil yang kita naiki, bahkan menara masjid yang kita gunakan serta pakaian yang kita pakai hakikatnya adalah sudah tasabbuh dengan umat lain. Lalu apakah kita akan memaknai tasabbuh sesempit ini?

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214920242780142&id=1250137370