Cara Hemat Uang Sehari-hari, 7 Langkah Cerdas supaya Dompet Aman di Tengah Guncangan Ekonomi 2025
![]() |
Ilustrasi hemat cerdas, mencatat pengeluaran harian |
Dunia memang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan, menurut IMF dan OECD; itu artinya banyak orang harus belajar bertahan sekaligus menyiapkan masa depan.
Berikut 7 langkah praktis dan aplikatif (bukan teori berat) yang bisa Bapak/Ibu dan Sobat pembaca lakukan sehari-hari agar pengeluaran lebih terkendali tanpa kehilangan kualitas hidup.
Berikut 7 langkah praktis dan aplikatif (bukan teori berat) yang bisa Bapak/Ibu dan Sobat pembaca lakukan sehari-hari agar pengeluaran lebih terkendali tanpa kehilangan kualitas hidup.
1. Catat pengeluaran seperti catatan harian (tapi simpel)
Mulai dengan tiga kolom: kebutuhan pokok, tagihan tetap, dan “keinginan”. Catat selama 2 minggu.Dari situ terlihat pola bocor uang yang sering kita abaikan (langganan yang tak pernah dipakai, jajan yang menumpuk).
Ini metode dasar yang sering direkomendasikan para perencana keuangan (baca salinan wawancara Ramit Sethi dalam sebuah podcast keuangan).
2. Terapkan aturan 24 jam sebelum membeli (delay purchase)
Kalau mau belanja non-pokok, paksa diri menunggu 24 jam. Murah di mata, tapi sering jadi penyesalan di dompet.Aturan sederhana ini menekan impuls buying, dan hasilnya signifikan untuk tabungan dalam sebulan.
3. Belanja mingguan dengan list, manfaatkan pasar lokal dan promo strategis
Belanja sesuai daftar mengurangi pembelian impuls. Di era ketidakpastian harga, belanja di pasar tradisional atau kelompok belanja bersama (bulk buying) sering lebih hemat untuk bahan segar.Cek juga promo yang memang menurunkan biaya per unit, bukan sekadar diskon palsu.
4. Pangkas langganan yang tidak perlu, audit langganan tiap 3 bulan
Streaming, aplikasi latihan, sampai paket premium email: semuanya menumpuk jika tak diaudit. Banyak orang membayar untuk layanan yang jarang dipakai.Putuskan yang prioritas, sisanya hentikan. Cara ini mudah tetapi berdampak langsung pada cash flow bulanan.
5. Investasi kecil yang likuid, tabungan darurat dulu
Sebelum berpikir investasi besar, pastikan punya dana darurat setara 3–6 bulan pengeluaran.Di tengah gejolak global dan kemungkinan kebijakan moneter berubah (silakan cek Bank Indonesia dan otoritas global terus mengamati inflasi dan suku bunga), likuiditas memberi kita ruang napas.
6. Belajar Hemat Cerdas! Kurangi biaya, bukan kualitas hidup
Hemat bukan berarti hidup menderita. Hemat cerdas mengganti kebiasaan mahal dengan alternatif berkualitas: masak di rumah 3x seminggu, naik transportasi umum saat memungkinkan, atau tukar layanan dengan tetangga (skill swap).Banyak pakar merekomendasikan gaya hidup ini sebagai respons terhadap tekanan ekonomi 2025.
7. Tetap update soal kebijakan ekonomi, buat rencana berkala
Perubahan kebijakan fiskal/moneter dan fluktuasi harga internasional bisa memengaruhi daya beli kita cepat.Para ekonom internasional (IMF) dan organisasi seperti OECD menilai pertumbuhan global melambat dan risiko kebijakan tetap tinggi, ini alasan kuat untuk meninjau anggaran keluarga tiap kuartal.
Di Indonesia, dinamika suku bunga dan kebijakan subsidi/pajak juga berpengaruh langsung.
Kutipan Pakar Mungkin jadi Sedikit Penyejuk
“Resilience requires policies that cushion the blows on those who lose out.” kata Kristalina Georgieva, Managing Director IMF.Pesan ini bukan sekadar kata-kata birokrat, maknanya jelas: kita juga perlu membangun ketahanan (resilience) finansial keluarga sendiri.
Di level nasional, ekonom Muhamad Chatib Basri menekankan pentingnya menjaga daya beli dan dukungan untuk kelas menengah agar tidak tergelincir ketika krisis datang, itu relevan bagi strategi keluarga. Jadi, perlindungan penghasilan itu penting.
![]() |
Muhamad Chatib Basri |
Mulai Hari Ini Juga! Langkah Kecil Berbuah Besar
Guncangan ekonomi 2025 bukan kata sandi untuk panik, tapi panggilan untuk bertindak lebih cerdas.Mulai dari mencatat pengeluaran dan menghentikan langganan tak perlu, sampai menyiapkan dana darurat.
Bila tiap keluarga melakukan langkah kecil konsisten, dampaknya ke kesejahteraan nasional juga nyata.
Seperti yang dikatakan OECD, ketidakpastian bisa dikelola dengan kebijakan dan kebiasaan baru, dan kebiasaan hemat cerdas adalah bagian dari solusi itu.***
Referensi utama
- IMF: World Economic Outlook Update, July 2025.
https://www.imf.org/en/Publications/WEO/Issues/2025/07/29/world-economic-outlook-update-july-2025
- OECD: Interim Economic Outlook, September 2025.
https://www.oecd.org/en/publications/oecd-economic-outlook-interim-report-september-2025_67b10c01-en.html
- Bank Indonesia: pernyataan dan data inflasi / suku bunga (dokumen preview dan halaman inflasi).
https://media.marketnews.com/BI_Preview_September_2025_55562661e9.pdf
- Nasihat perencana keuangan dan artikel praktis “savings tips” (referensi umum ke tren finansial 2025).
https://finance.yahoo.com/news/kickstart-frugal-2025-9-expert-160015237.html
- Seminar dan analisis Muhamad Chatib Basri tentang outlook ekonomi Indonesia.
https://www.iseas.edu.sg/media/event-highlights/seminar-on-indonesias-2025-budget-and-economic-outlook/