Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Inilah Kenapa Pengelolaan Air Tanah Itu Sangat Penting, Benarkah Ancaman Kerusakan dan Krisis Air yang Mengintai Masa Depan Kita?!

Pengelolaan Air
Ilustrasi air yang jernih
MangEnjang.com - Pengelolaan sumber daya air, khususnya air tanah, seringkali hanya dilihat dari sisi pemanfaatan dan keuntungan yang bisa diperoleh. Namun, ada tiga aspek yang tidak boleh diabaikan: pemanfaatan, pelestarian, dan pengendalian. Ketiga aspek pengelolaan air ini harus berjalan beriringan untuk memastikan keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan masyarakat.

Aspek Pemanfaatan

Ketika berbicara tentang air, aspek pemanfaatan sering kali menjadi fokus utama. Manusia cenderung memikirkan bagaimana air bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Namun, ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air sering kali baru disadari saat terjadi krisis air. Aspek ini mencakup penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri, dan lainnya.

Aspek Pelestarian

Agar pemanfaatan air bisa berkelanjutan, diperlukan upaya pelestarian yang baik. Pelestarian air mencakup menjaga kualitas dan kuantitas air di daerah tangkapan hujan serta daerah pengambilan air. Salah satu cara efektif adalah menjaga hutan dan lahan resapan air agar perbedaan debit air antara musim kemarau dan musim hujan tidak terlalu besar. Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk mencegah pencemaran limbah yang dapat merusak kualitas air.

Aspek Pengendalian

Selain memberi manfaat, air juga bisa membawa kerugian melalui daya rusaknya, baik fisik maupun kimiawi. Pencemaran air tanah adalah salah satu contoh daya rusak yang perlu dikendalikan. Pengelolaan air tanah harus mencakup upaya pengendalian untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lainnya. Ketiga aspek ini harus terintegrasi dalam setiap kebijakan pengelolaan air untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air.

Kebijakan Pengelolaan Air Tanah

Setelah diundangkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, pengelolaan air tanah di Indonesia diatur lebih terperinci. Pengelolaan ini didasarkan pada konsep Cekungan Air Tanah (CAT), yang merupakan wilayah hidrogeologis tempat semua kejadian hidrogeologis berlangsung. CAT ini bisa lintas negara, provinsi, kabupaten/kota, atau dalam satu kabupaten/kota.

Dasar Pemikiran Pengelolaan Air Tanah

Air tanah merupakan kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup. Oleh karena itu, pengelolaannya harus menjamin pemenuhan kebutuhan secara berkelanjutan. Air tanah memiliki fungsi sosial, lingkungan, dan ekonomi yang penting, sehingga keberlanjutannya harus dijaga. Pengambilan air tanah juga memerlukan proses yang mirip dengan kegiatan pertambangan, termasuk penggalian atau pengeboran.

Prinsip-prinsip Kebijakan Pengelolaan Air Tanah

Pengelolaan air tanah di masa depan harus berlandaskan lima prinsip utama:
  • Konservasi: Menggunakan air secukupnya tanpa pemborosan. Ini mencakup perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, dan pengendalian pencemaran air.
  • Pendayagunaan Sumber Daya Air Tanah: Memanfaatkan air tanah secara optimal dan berkelanjutan, melalui inventarisasi, perencanaan, perizinan, pengawasan, dan pengendalian.
  • Pengendalian Daya Rusak Air: Melakukan upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan air tanah secara menyeluruh.
  • Sistem Informasi Sumber Daya Air Tanah: Menggunakan teknologi dan sistem yang siap bekerja dengan sumber daya lokal tanpa ketergantungan berlebih pada masukan dari luar.
  • Sistem Melingkar: Mengelola air dalam sistem yang berkelanjutan, memanfaatkan air limbah yang telah diolah sebagai sumber bernilai.
Pengelolaan air tanah tidak hanya tentang memanfaatkan sumber daya yang ada, tetapi juga tentang menjaga kelestariannya dan mengendalikan dampak negatifnya. Dengan memahami dan mengimplementasikan ketiga aspek utama dalam pengelolaan air — pemanfaatan, pelestarian, dan pengendalian — kita tidak hanya menjaga keberlanjutan sumber daya air untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Kebijakan yang bijaksana dan terintegrasi sangat diperlukan untuk memastikan air tetap menjadi sumber daya yang dapat diandalkan bagi kehidupan di masa depan.***