Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Mengungkap Fakta Terkait Efek Samping Vaksin AstraZeneca: Perspektif Indonesia

Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Efek Samping Vaksin AstraZeneca
MangEnjang.com - Perusahaan farmasi AstraZeneca baru-baru ini menghadapi sorotan tajam setelah pengakuan bahwa vaksin buatannya dapat menyebabkan efek samping yang langka, termasuk potensi pembekuan darah. Sorotan ini semakin memanas setelah sejumlah penggugat di Inggris melaporkan kehilangan keluarga dan kerabat akibat efek samping tersebut. Namun, bagaimana efek samping vaksin AstraZeneca berdampak di Indonesia?

Sorotan atas Efek Samping Vaksin AstraZeneca

Dalam sebuah dokumen yang disampaikan ke pengadilan tinggi Inggris, AstraZeneca mengakui bahwa vaksin Covid-19 mereka dapat menyebabkan Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS), suatu kondisi langka yang ditandai dengan pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit. Meskipun kasus ini jarang terjadi, dampaknya bisa sangat serius, termasuk risiko kematian.

Reaksi Kemkes terhadap Kasus Efek Samping

Namun, di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemkes) memastikan bahwa tidak ada laporan kasus TTS setelah penggunaan vaksin AstraZeneca. Prof. Hinky Hindra Irawan Satari dari Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) menjelaskan bahwa surveilans yang dilakukan tidak menemukan adanya kasus TTS terkait vaksin AstraZeneca di Indonesia.

Surveilans Aktif dan Pasif: Langkah Pemantauan Kesehatan Masyarakat

Sebagai negara dengan peringkat keempat terbesar dalam program vaksinasi Covid-19, Indonesia telah melakukan suntikan sebanyak 453 juta dosis vaksin, termasuk 70 juta dosis vaksin AstraZeneca. Meskipun surveilans aktif telah selesai, Komnas KIPI masih terus melakukan surveilans pasif untuk memastikan tidak adanya kasus TTS atau efek samping serius lainnya.

Mengenali Gejala dan Respons Terhadap Efek Samping

Prof. Hinky menjelaskan bahwa gejala TTS biasanya muncul dalam rentang waktu 4-42 hari setelah vaksinasi. Gejala yang perlu diperhatikan termasuk pusing, mual, pembengkakan di tempat suntikan, dan perdarahan. Namun, dia menegaskan bahwa kemungkinan terjadinya TTS pada waktu ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor lain, bukan vaksin itu sendiri.

Langkah Lanjutan dan Dukungan Masyarakat

Walaupun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk melaporkan segala kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) kepada puskesmas terdekat. Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya investigasi menyeluruh serta tindakan yang tepat dalam menangani setiap kemungkinan efek samping.

Dengan begitu, meskipun perdebatan seputar efek samping vaksin AstraZeneca terus bergulir di berbagai belahan dunia, respons dan pemantauan yang cermat dari pihak berwenang di Indonesia memberikan keyakinan bahwa upaya vaksinasi di negara ini tetap berjalan dengan aman dan efektif, menjaga kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama.

Dalam hal ini, Komnas KIPI dan Kemkes tetap berperan aktif dalam memantau dan mengatasi setiap potensi risiko kesehatan yang mungkin timbul, sehingga program vaksinasi di Indonesia tetap menjadi tonggak penting dalam memerangi pandemi global ini.***