Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Ateis Lebih Cenderung Fokus pada Perbaikan Diri: Sebuah Pandangan Rasional dari Guru Gembul

Ateis Lebih Cenderung Fokus pada Perbaikan Diri: Sebuah Pandangan Rasional dari Guru Gembul
Guru Gembul
MANGENJANG.COM - Dalam era globalisasi ini, perdebatan tentang hubungan antara religiusitas dan kemajuan suatu bangsa telah menjadi topik yang menarik perhatian. Salah satu video terbaru dengan judul "DOKTRIN USTAD DAN PENDETA YANG MERUSAK BANGSA," yang diunggah di kanal YouTube "GURU GEMBUL" pada tanggal 29 Oktober 2023, menyuguhkan pemikiran yang memprovokasi. Video ini membahas peran keyakinan agama dalam pengembangan masyarakat dan kemajuan ekonomi.

Penelitian yang dikutip dalam video tersebut menyebutkan bahwa negara-negara yang mengaku religius seringkali memiliki tingkat sumber daya manusia yang rendah, kurang inovasi teknologi, dan ekonomi yang tidak seimbang. Namun, penelitian ini menunjukkan hubungan korelasional, bukan hubungan kausal yang jelas. Sebagian negara yang religius, seperti Qatar atau Uni Emirat Arab, mungkin menjadi pengecualian karena kekayaan mereka didorong oleh pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan oleh orang-orang yang mungkin kurang religius.

Kita juga perlu melihat sejarah untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas. Banyak peradaban besar di masa lalu, seperti Mesir Kuno, Inka, Maya, Aztek, dan India, memiliki ikatan erat dengan sistem agama mereka. Mereka mencapai kemajuan dalam berbagai bidang saat bangsa mereka semakin religius. Ini menunjukkan bahwa dalam sejarah, agama seringkali dihubungkan dengan kemajuan. Tapi, mengapa situasinya berbeda sekarang?

Salah satu penyebabnya adalah penyalahgunaan ajaran agama oleh sebagian oknum agamawan demi kepentingan pribadi. Hal ini bisa menciptakan kebingungan dalam kausalitas. Misalnya, ada yang meyakini bahwa kiamat tidak akan terjadi selama ada manusia yang beribadah (salat). Namun, hubungan antara beribadah dan lingkungan tidak terbukti secara ilmiah.

Selain itu, ada keyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak bisa berpikir logis. Hal ini membuat banyak orang sulit memahami hubungan sebab-akibat yang sebenarnya. Mereka mungkin lebih suka berdoa daripada bekerja keras dan cerdas.

Masyarakat yang mengaku religius seringkali mengandalkan keyakinan gaib daripada berfokus pada pemecahan masalah dengan logika dan tindakan konkret. Mereka sering menyalahkan Tuhan atas setiap kesalahan atau kegagalan, daripada bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.

Sebaliknya, negara-negara yang lebih sekuler atau bahkan ateis cenderung lebih fokus pada perbaikan diri, pemecahan masalah, dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka mengandalkan nalar dan tindakan mereka sendiri untuk mencapai tujuan mereka.

Pesan yang bisa diambil dari video ini adalah pentingnya berpikir rasional, menghubungkan sebab-akibat, dan bertanggung jawab atas tindakan dalam mencapai kemajuan dan perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan. Kita harus belajar dari sejarah dan memahami bahwa agama, ketika digunakan secara benar, dapat menjadi sumber inspirasi dan moral. Namun, kita juga harus waspada terhadap manipulasi keyakinan demi kepentingan pribadi yang dapat merusak peradaban. Sebuah pendekatan yang rasional dan bertanggung jawab adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan dalam masyarakat.***