Sejarah Peringatan Hari Tritura pada 10 Januari
Hari Tritura |
Rezim Orde Lama dianggap tidak tegas terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disebut-sebut sebagai salah satu unsur utama terjadinya peristiwa G30S 1965 yang menewaskan sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat. Maka, pada 10-13 Januari 1966, terjadi gelombang demonstrasi di Jakarta.
Oleh sebab itu, setiap tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Tritura.
Selain itu, masih ada orang-orang berhaluan kiri dari PKI yang duduk di Kabinet Dwikora. Mahasiswa dan rakyat yang kontra dengan haluan komunis mendesak agar orang-orang PKI segera dibersihkan dari pemerintahan.
Sukarno masih melibatkan orang-orang beraroma kiri. Tiga hari kemudian, atau 24 Februari 1966, para mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Mereka kembali berdemonstrasi hingga akhirnya terjadi insiden yang menyebabkan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim menjadi korban. (*)
* Sumber artikel, tirto dengan judul "Sejarah Hari Tritura Tanggal 10 Januari & Isi Tiga Tuntutan Rakyat"
Isi Tritura
Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat tersebut adalah:- Bubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI;
- Rombak Kabinet Dwikora; dan
- Turunkan Harga.
1. Tuntutan pertama: Bubarkan PKI
Pembubaran PKI. Saat itu, pemerintahan Sukarno dianggap terlalu lambat mengambil sikap terhadap orang-orang PKI yang dianggap terlibat dalam peristiwa G30S 1965. Terlebih, masih ada beberapa tokoh komunis yang berada di kabinet.2. Tuntutan kedua
Pembubaran Kabinet Dwikora. Alasan yang mendasari tuntutan ini adalah bahwa pemerintah dinilai tidak mampu mengendalikan kestabilan politik, sosial, dan ekonomi yang merosot. Sukarno dianggap lebih mementingkan urusan konfrontasi Indonesia dengan Malaysia dan usaha merebut kembali Irian Barat.Selain itu, masih ada orang-orang berhaluan kiri dari PKI yang duduk di Kabinet Dwikora. Mahasiswa dan rakyat yang kontra dengan haluan komunis mendesak agar orang-orang PKI segera dibersihkan dari pemerintahan.
3. Tuntutan ketiga
Turunkan harga. Tuntutan ini dipicu oleh kebijakan ekonomi yang dianggap kurang tepat sehingga membuat perekonomian negara memburuk, termasuk dengan melambungnya harga-harga kebutuhan pokok. Usai penyampaian Tritura oleh massa-mahasiswa, pada 21 Februari 1966 Presiden Sukarno melakukan reshuffle kabinet. Namun orang-orang yang duduk di kabinet tidak sesuai yang dikehendaki oleh para pengunjukrasa.Sukarno masih melibatkan orang-orang beraroma kiri. Tiga hari kemudian, atau 24 Februari 1966, para mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Mereka kembali berdemonstrasi hingga akhirnya terjadi insiden yang menyebabkan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim menjadi korban. (*)
* Sumber artikel, tirto dengan judul "Sejarah Hari Tritura Tanggal 10 Januari & Isi Tiga Tuntutan Rakyat"