Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

7 Teori Konspirasi Covid : Penanaman Microchip Vaksin (3)

Ilustrasi vaksin covid mengandung microchip. Foto: Maxim Shemetov/REUTERS

Purwakarta Online - Setahun pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, banyak sekali teori konspirasi yang ikut mewarnai sumber-sumber informasi terkait pandemi ini di tanah air.

Teori konspirasi yang banyak beredar luas di media massa, justru membuat sebagian besar masyarakat mempercayai teori tersebut dan mengabaikan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang memang benar-benar ada.

Ironisnya, kepercayaan terhadap adanya ragam teori konspirasi ini, telah berdampak pada sebagian orang dan bahkan harus meregang nyawa.

Berikut beberapa teori konspirasi virus corona yang hadir selama setahun pandemi Covid-19 di Indonesia.

3. Penanaman Microchip Vaksin


Teori konspirasi berikutnya yang tidak kalah menghebohkan masyarakat Indonesia adalah program vaksinasi yang bertujuan untuk menanamkan microchip rancangan Bill Gates.

Mengutip pemberitaan BBC, Jumat (5/6/2020), menurut sebuah studi oleh The New York Times dan Zignal Labs, teori-teori yang menghubungkan Bill Gates dengan virus corona disebutkan sebanyak 1,2 juta kali di televisi atau media sosial antara Februari dan April 2020.

Corona Hal itu dilatarbelakangi oleh sebuah pidatonya pada 2015 silam yang memperingatkan adanya virus di masa depan.

"Jika ada yang membunuh lebih dari 10 juta orang selama beberapa dekade ke depan, itu kemungkinan merupakan virus yang sangat menular daripada perang," kata dia kepada audiens.

Dari pidato itu, muncul tudingan teori konspirasi. Beberapa menuduhnya sebagai pemimpin kelas elit global, sementara yang lain percaya bahwa dia memimpin upaya untuk mengurangi populasi dunia.

Selain itu, teori ini dikaitkan dengan fakta bahwa Yayasan Bill dan Melinda Gates mendanai studi yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) tahun 2019 dan melihat kemungkinan menyimpan riwayat vaksinasi pasien dalam pola warna.

Bill Gates pun mengaku terkejut ketika tahu bahwa dirinya telah dituding menjadi tokoh dari teori-teori semacam itu.

"Sangat merepotkan bahwa ada begitu banyak kegilaan. Ketika kami mengembangkan vaksin, kami menginginkan 80 persen dari populasi untuk mendapatkannya," kata Bill.

Masih melansir BBC, ilmuwan politik di University of Miami dan penulis buku tentang teori konspirasi, Profesor Joseph Uscinski percaya bahwa semua itu karena Bill adalah orang kaya dan terkenal.

"Teori konspirasi adalah tentang menuduh orang-orang kuat melakukan hal-hal buruk. Teori-teori itu pada dasarnya sama, hanya namanya saja yang berubah," kata Joseph.

"Sebelum Bill Gates, ada George Soros dan keluarga Koch bersaudara, keluarga Rothchild, dan Rockefeller yang bernasib sama," lanjut dia.

Menurut Joseph, tuduhan orang kaya dan perusahaan besar yang bersekongkol untuk membuat sebuah bencana atau petaka seharusnya tidak mengejutkan. Pasalnya, hal itu telah menjadi amunisi teori konspirasi sejak lama. (*)

Sumber: Kompas