Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

9 Rahasia Sukses Bisnis ala Rasulullah SAW

9-rahasia-sukses-tips-trik-bisnis-berdagang-ala-rosulullah-nabi-muhammad-sunnah-sesuai-al-quran
Rahasia sukses bisnis ala Rasulullah SAW

Purwakarta Online - Dalam sebuah kesempatan, Deni Ahmad Haedari Ketua PW GP Ansor Provinsi Jawa Barat pernah mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah pebisnis biasa, tetapi merupakan seorang pedagang besar.

"Nabi Muhammad (SAW) itu, jangan dikira pedagang biasa. Bawa pakaian (barang dagangan) digembol (dipikul) sendiri dijajakan keliling kampung," kata Deni Ahmad Haedari.

Sebelum menerima risalah kenabian, Rasulullah Muhammad SAW dikenal luas sebagai seorang pedagang. Jangkauan bisnisnya tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga kawasan-kawasan luar seperti Negeri Syam.

"Jika zaman sekarang mungkin lebih tepatnya kita sebut sebagai eksportir, jangkauan bisnisnya sampai ke Negeri Syam saat itu," tambah Deni.

Dari pernyataan Deni Ahmad Haedari inilah, kita tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai sisi lain Nabi Muhammad SAW, dalam kiprahnya sebagai pebisnis.

Apalagi Nabi Muhammad SAW sendiri sangat menganjurkan untuk berdagang dan berlaku jujur. Sampai-sampai Beliau SAW menyatakan bahwa orang yang jujur dalam berdagang, digaransi masuk dalam golongan para nabi.

Sebagaimana Abu Sa'id meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, "Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para nabi, orang-orang jujur dan para syuhada."

Rahasia Sukses Bisnis Nabi Muhammad SAW

Kesuksesan Nabi Muhammad SAW bahkan diraih sejak usia muda, yaitu saat usia Beliau SAW 25 tahun sudah dikenal luas sebagai pebisnis sukses.

Maka sudah sepantasnya, kita teladani kesuksesan Nabi Muhammad SAW ini dalam kehidupan kita. Berikut ini adalah 9 kiat sukses bisnis sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang kami lansir dari Apakareba.id.

1. Meluruskan Niat, Lillahi Ta'ala


Meniatkan berdagang atas nama Allah SWT, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Al Bukhari dan Muslim).

Ketika kegiatan berdagang mulai menyita waktu kita, bukan berarti kita boleh melewatkan ibadah. Seharusnya, kita tetap beribadah dan terus berdoa agar usaha yang dimiliki dapat berjalan dengan lancar.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QA Al Jumuah: 9-10).

2. Berorientasi pada kualitas


Tentunya, kita menjual barang yang bisa memberikan manfaat bagi para pembeli. Jangan sampai, kita sengaja menjual barang yang terlihat bermanfaat tetapi ketika dibeli kemudian digunakan malah membuat rugi pembeli. Sayangnya, praktek ini sering kali dimainkan oleh para oknum yang tujuannya hanya mendapatkan keuntungan.

Kita harus bisa mencontoh pada Rasulullah SAW yang tidak pernah menjual barang cacat dan selalu menjaga kualiat barang dagangannya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibn Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah SAW berkata berikut.

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan.” (HR Ibn Majah).

3. Menghormati pelanggan


Di dunia bisnis, sering kita mendengar istilah ‘konsumen adalah raja’. Pelaku bisnis memang dituntut untuk meberikan yang terbaik untuk konsumennya karena tanpa pelanggan, bisnis tidak ada berjalan mulus.

Untuk itu, menghormati pelanggan merupakan poin penting untuk kelancaran bisnis. Hal ini juga diterapkan oleh Rasulullah SAW ketika berdagang. Ia tidak pernah mengecewakan ataupun membeda-bedakan pelanggan. Baik pelanggan itu berangkat dari elite bangsawan, orang biasa, atau budak, Rasulullah SAW selalu memperlakukan mereka sama.

4. Menjaga sikap jujur


Rasulullah SAW dikenal akan kejujurannya dalam berdagang. Ia selalu menjelaskan apa adanya tentang kondisi barang yang dijual. Berbuat nakal untuk mengurangi takaran timbangan agar mendapatkan untung lebih pun tidak pernah dilakukannya.

Sebaliknya, Rasulullah SAW malah melebihkan timbangan untuk menyenangkan para pembeli. Tak heran jika beliau dianugerahi julukan Al-Amin, yakni seseorang yang bisa dipercaya.

“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan.” (QS Asy-Syuraa: 181-183).

5. Berani memperluas jaringan dan pasar


Berbicara tentang bisnis, janganlah kalian hanya terjebak pada satu pasar. Rasulullah SAW selalu bervisi untuk mengekspansi bisnisnya. Ia tak berkutat pada satu atau dua pasar saja, melainkan memperluas jangkauan bisnisnya ke banyak wilayah. Inilah yang membuat reputasi dan pamor produk-produknya dikenal masyarakat luas.

6. Mengutamakan keberkahan alih-alih keuntungan besar


Tak dimungkiri, setiap orang yang membuka usaha pasti mengharapkan untung yang banyak. Tetapi, perlu diingat kita tetap harus memikirkan pembeli dalam mengambil keuntungan.

Selama Rasulullah berdagang, ia akan menjawab para pembeli yang menanyakan modalnya. Berbeda dengan zaman sekarang yang menjadikan besaran modal sebagai rahasia.

Rasulullah SAW bisa jujur kepada pembeli terkait modal yang dikeluarkan lantaran ia berdagang untuk mendapat berkah Allah SWT. Jadi, tidak hanya semata untuk materi.

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barang siapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat.” (QS Asy-Syuraa: 20).

7. Menjaga reputasi, baik diri sendiri maupun pesaing


Ketika ingin berdagang, hilangkanlah niat untuk menjelek-jelekan barang dagangan orang lain. Sebaiknya, jalankan aktivitas itu sesuai dengan ajaran agama Islam.

Janganlah kalian menjatuhkan dagangan orang lain untuk tujuan agar konsumen lari menuju kita. Rasulullah SAW pernah bersabda.

“Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain.” (HR Muttafaq Alaih).

8. Menggaji karyawan dengan tepat waktu


Perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan upah kepada para pekerjanya. Hal penting yang harus diingat mengenai hal itu, sebisa mungkin para pelaku usaha harus tepat waktu dalam memberikan upah.

Menundanya sama saja kita tidak menghargai dedikasi yang telah diberikan para karyawan untuk usaha kita. Jadi berikan haknya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR Ibnu Majah).

9. Tidak putus asa dari Rahmat Allah SWT saat menjalankan bisnis


Tak ada suatu hal pun yang bisa didapatkan secara instan. Salah satu kiat penting agar pedagang bisa sukses, yakni tidak mudah putus asa. Ketika kita sedang menekuni suatu usaha, lebih baik kita tidak selalu memikirkan ‘kapan sukses’. Tetapi, cobalah untuk lebih memikirkan ‘apa yang harus kita lakukan agar sukses’.

Meski di satu titik kita akan merasakan yang namanya lelah, itu sangatlah wajar. Namun, setelahnya kita harus bisa bangkit menjadi lebih kuat. Apalagi Rasulullah SAW selalu mengajarkan kita untuk terus semangat dan pantang menyerah.

“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS Yusuf: 87).

Sumber: https://m.apakareba.id/read/DODVq6-ingin-sukses-berdagang-yuk-intip-10-rahasia-rasulullah-saw-dalam-berbisnis