Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Syech Baing Yusuf, Penyebaran Islam dan Purwakarta sebagai Ibukota Kabupaten Karawang

baing-yusuf-sejarah-purwakarta

PurwakartaOnline.com - Sejarah lahirnya Kota Purwakarta tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan Kabupaten Karawang. Dulu ibukota Kabupaten Karawang berada di Wanayasa, akan tetapi ibukota kembali dipindahkan ke Sindangkasih oleh bupati ketika itu atas persetujuan dari pemerintah kolonial, hal itu terjadi dikarenakan di daerah Wanayasa sering terjadi gangguan keamanan dan kurang strategisnya daerah itu jika digunakan sebagai pusat pemerintahan, perpindahan ibukota ini diperkirakan terjadi pada tahun 1830.

Sindangkasih dalam perjalanannya berganti nama menjadi Purwakarta, ketika Purwakarta diresmikan sebagai Ibukota Karawang besar kemungkinan wilayah ini masih kecil. Sebagai konsekuensi Purwakarta menjadi ibukota Kabupaten Karawang, pejabat-pejabat bawahan bupati beserta asisten residen turut pindah dari Wanayasa ke Purwakarta.

Kabupaten Karawang dengan Ibukota Purwakarta berjalan sampai dengan tahun 1949. Pada tanggal 29 Januari 1949 Kabupaten Karawang dipecah menjadi dua, yakni Karawang bagian timur menjadi Kabupaten Purwakarta dan Karawang bagian barat menjadi Kabupaten Karawang.

R.H.M Yusuf atau lebih dikenal dengan nama Baing Yusuf merupakan seorang ulama yang memiliki peranan dalam penyebaran agama Islam di Purwakarta, beliau ketika masih kecil sudah menunjukkan tanda-tanda kelebihan. Usia 7 tahun sudah memahami Bahasa Arab, usia 12 tahun sudah hafal al-Qur’an dan pada usia 13 tahun beliau pergi ke Mekkah selama 11 tahun.

Sebagai kepala penghulu, Baing Yusuf berperan penting dalam proses pendirian masjid agung karena pengelolaan masjid dan urusan keagamaan di pusat pemerintahan kabupaten menjadi tanggung jawab kepala penghulu. Dalam menyebarkan agama Islam di Purwakarta, beliau menggunakan corak keagamaan yang bertipe tradisional dan juga menggunakan metode dimana beliau melakukan silaturahmi ke rumah-rumah yang ada di sekitaran itu. Beliau meninggal pada tahun 1856 hal itu dapat dilihat pada situs makam beliau yang terletak di belakang Masjid
Agung Baing Yusuf.

Meskipun Baing Yusuf memiliki peranan yang sangat besar dalam penyebaran sekaligus pengembangan agama Islam di Purwakarta, sangat disayangkan bahwa masyarakat Purwakarta ada yang tidak mengenal akan sosok beliau dan bahkan tidak banyak yang mengetahui mengenai perjuangan Baing Yusuf dalam menyebarkan agama Islam di Purwakarta.

Pihak pemerintah pun sepertinya kurang memberikan perhatian terhadap sejarah perkembangan agama Islam di Purwakarta pada umumnya dan peranan Baing Yusuf pada khususnya. Dimana hal itu terbukti dengan minimnya sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan tema-tema yang disebutkan di atas tadi. (*)

* Tulisan ini adalah bagian dari Jurnal berjudul BAING YUSUF (Ulama Central dalam Islamisasi di Purwakarta), ditulis oleh Ricko Andhitiyara, seorang Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2018