Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kredit ringan tanpa agunan, petani dipertemukan dengan Bank

modal-usaha-tani-cara-ajukan-kur

Purwakarta Online - Petani, Pemuda Tani dan Wanita Tani mengikuti Temu Pembiayaan Usaha Pertanian di Aula Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Garokgek, Kecamatan Kiarapedes hari ini (Selasa, 17/11/2020).

Para petani tersebut merupakan petani yang juga merupakan pengurus di lembaga Kelompok Tani, Taruna Tani dan Kelompok Wanita Tani.

Saat ini gerakan lembaga tani semakin berkembang ke arah wirausaha. Menjadi sangat penting Dinas terkait dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha tani dengan lembaga keuangan atau perbankan.

Kegiatan Temu Tani ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Surat Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta pada tanggal 13 Nopember 2020.

Petani serap KUR baru 2,4% dari 80%

Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Purwakarta, Kusmana, S.ST., menyatakan bahwa dari informasi yang ia dapatkan serapan pinjaman KUR untuk usaha pertanian baru 2,4% di tingkat nasional.

"KUR ini untuk pertanian baru 2,4%, padahal diharapkan mencapai 80%. Jadi pertanyaan kita, apakah pelaku usaha tani sudah mandiri sehingga tidak memerlukan kredit bersubsidi, atau informasinya yang masih kurang atau ada hal lain?" Ujar Kusmana saat ditemui Purwakarta Online usai acara Temu Tani di BPP Garokgek, Kecamatan Kiarapedes (Selasa, 17/11/2020).

Kusmana selanjutnya menegaskan peran Dinas Pangan dan Pertanian adalah memfasilitasi pertemuan. Supaya terjadi komunikasi dua arah antara petani yang membutuhkan kredit dengan pihak bank yang ditunjuk.

"Maka kita pertemukan, kita fasilitasi, antara pelaku usaha tani dengan bank-bank pemerintah (BUMN) yang ditunjuk untuk menyalurkan program KUR," kata Kusmana.

Ketika menjawab pertanyaan, Kusmana menuturkan sangat penting bagi petani untuk tahu informasi lengkap mengenai kredit yang disubsidi pemerintah, salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Itu mah terserah dua pihak (Petani dan Bank) bersangkutan, yang penting fasilitas kredit yang disubsidi pemerintah bisa dimanfaatkan oleh petani yang sekiranya membutuhkan. Kalau sudah bertemu, tahu cara mengajukannya, apa syarat-syaratnya, silakan mau pinjam atau tidak," kata Kusmana.

Kusmana menambahkan, jika di Kabupaten Purwakarta ini ada 7 Kecamatan yang melaksanakan Temu Pembiayaan Usaha Pertanian, yaitu sebagai berikut:
  1. Kecamatan Campaka
  2. Kecamatan Pondoksalam
  3. Kecamatan Wanayasa
  4. Kecamatan Kiarapedes
  5. Kecamatan Bojong
  6. Kecamatan Darangdan
  7. Kecamatan Pasawahan

KUR tanpa agunan

Bank BRI yang menjadi salah satu pihak yang menjadi narasumber dalam Temu Tani ini, diwakili langsung oleh Kepala Unit Bank BRI Wanayasa, Dadang Robby. Dadang Robby inilah yang biasa disapa Dadang Sulap, karena kerap menyelipkan aksi sulap setiap kali tampil menjadi pembicara.

"Saya informasikan dulu KUR ini selengkap-lengkapnya, kemudian kita tanya-jawab agar semua paham dan jelas," ungkap Dadang Sulap.

"KUR ini tanpa agunan, maka jika menyimpan BPKB atau Sertifikat misalnya, itu mah pengingat saja. Maka motor seharga 3 juta saja pinjamnya 15 juta," lanjut Dadang.

Menurut Dadang Sulap, berkembangnya dunia digital semakin mendukung tersebarnya sumber informasi. Termasuk fasilitas kredit yang diprogramkan pemerintah.

"Petani mulai berani tambah modal kerja, apalagi yang muda. Kita (Bank BRI) menempatkan diri jadi mitranya. Produk petani dan UMKM semakin bagus, yang bagus itu kita bantu promosi di jaringan BUMN juga," ungkap Dadang Sulap.

Pentingnya akses modal

Menurut Sekretaris KTNA Kecamatan Kiarapedes, Andi Lala, Bank BRI selama ini terdepan melakukan langkah baik dalam mensosialisasikan KUR sebagai program strategis pemerintah bagi petani dan pelaku UMKM.

"Pendekatan BRI saya kira bagus untuk di sini (Kecamatan Kiarapedes), Pak Dadang selaku Kepala Unit BRI Wanayasa sering keliling mengunjungi petani dan UMKM," ungkap Andi Lala.

Andi Lala mencontohkan usaha kopi di Kecamatan Kiarapedes yang mulai berkembang dari budidaya tanaman kopi menjadi usaha produksi kopi kemasan siap seduh.

"Seperti kopi KSP dan Kopi Mang Enjang, mereka kan kredit KUR. Dulu mereka cuma petani yang tanam kopi, sekarang sudah produksi kopi siap seduh," lanjut Andi.

Andi Lala optimis, petani akan semakin percaya diri untuk mengembangkan usaha. Banyak petani yang tidak lagi minder berhubungan dengan bank.

Pengolahan hasil pertanian dan UMKM

Disampaikan Mantri Tani Kecamatan Kiarapedes, Maman Rusmana, di Kecamatan Kiarapedes terdapat beberapa usaha tani yang semakin berkembang dan layak mendapat kredit. Maman mencontohkan para pemuda tani yang banyak bergerak di bidang hortikultura (sayuran dan buah-buahan).

"Seperti HIDATA (Himpunan Pemuda Tani), mereka bertani horti sudah jadi bisnis, pakai Analisa Usaha segala. Jadi untuk pengembangan, mau tambah modal kerja juga sudah terukur," ungkap Maman Rusmana.

Kemudian ada petani millenial yang bergerak dalam usaha budidaya dan produksi kopi di Desa Pusakamulya, serta para pengolah hasil pertanian seperti para anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Barmulita.

"Kemarin, (KWT) BARMULITA itu masih seputar tanaman pekarangan, sekarang sudah memfasilitasi anggotanya yang memproduksi olahan hasil pertanian. Ini pengembangan usahanya jangan sampai terhambat, pemerintah hadir untuk mereka, dengan kredit yang pengembaliannya sebagian disubsidi, dibayar oleh pemerintah," jelas Maman.

Bunga KUR sangat merakyat!

Gita, salah satu staf Bank BRI Unit Wanayasa yang turut mendampingi Dadang Sulap dalam Temu Tani menyatakan jika tahun 2020 ini limit KUR Mikro meningkat dua kali lipat dari Rp 25 juta, menjadi Rp 50 juta.

"Limit KUR Mikro, sebelumnya Rp 25 juta, tahun sekarang (2020) menjadi Rp 50 juta per debitur atau nasabah," ungkap Gita.

Masih diungkap Gita, bunga KUR hanya 6 persen per tahun. Sangat cocok untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat kecil dan kewirausahaan rakyat.

"Dengan bunga 0,5% per bulan atau 6% per tahun," pungkas Gita.

Dikutip dari Cermati.com, penyaluran KUR terdiri dari:

  1. KUR Mikro
  2. KUR Kecil
  3. KUR Ritel
  4. KUR Penempatan TKI
  5. KUR Khusus.
  6. Penerima KUR dan Sektor Usahanya
  7. Usaha sampingan

Sedangkan Penerima KUR dan Sektor Usahanya adalah sebagai berikut:

  1. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
  2. Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan bekerja di luar negeri
  3. Calon pekerja magang di luar negeri
  4. Anggota keluarga dari karyawan yang berpenghasilan tetap atau bekerja sebagai TKI
  5. TKI yang pernah bekerja di luar negeri
  6. Pekerja yang terkena PHK
  7. UMKM di wilayah perbatasan dengan negara lain
  8. Kelompok usaha, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan (Gapoktan), dan kelompok usaha lainnya.

Untuk sektor usaha yang dapat KUR, antara lain:

  1. Sektor pertanian (termasuk tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan)
  2. Sektor perikanan (termasuk penangkapan dan pembudidayaan ikan)
  3. Industri pengolahan (termasuk industri kreatif di bidang periklanan, fesyen, film, animasi, video, dan alat mesin pendukung kegiatan ketahanan pangan)
  4. Perdagangan (termasuk kuliner dan pedagang eceran)
  5. Jasa-jasa (sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan; sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi; sektor real estate, usaha persewaan, jasa perusahaan; sektor jasa pendidikan; sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, perorangan lainnya)
  6. Pembiayaan calon TKI di luar negeri
  7. Pembiayaan calon pekerja magang di luar negeri.
(bdr)