2 Musisi Purwakarta ada di JEI Angklung, Band etnik yang dikagumi di luar negeri
PurwakartaOnline.com – Awal milenium, tahun 2000-an awal hingga pertengahan negeri ini booming dengan muncul dan suksesnya band-band lokal Indonesia.
Sebut saja Peter Pan, Radja, Kangen Band, Nidji, Letto, Utopia, Mbah Surip dan banyak lagi. Saat itu banyak band yang berhasil menapaki kesuksesan populeritas dan mungkin juga sukses secara komersial.
Kita terus terang kangen dengan masa-masa itu, tim riset (tukang browsing) Purwakarta Online coba berselancar di internet.
Guna mencari band Indonesia yang sedang 'in' saat ini.
Kemudian apa yang terjadi? Tim mendapati sebuah band atau mungkin juga grup musik, dengan ‘warna’ etnik yang muncul dalam postingan media sosial orang-orang eropa.
Contohnya postingan seorang facebooker berama Tex Johan (Tex The Travelin Man), seorang bule yang sepertinya sangat kagum dengan penampilan band asal Indonesia ini.
"GREAT PERFORMANCES TODAY BY JEI ANGKLUNG/JEI KERONCONG (angklung and krontjong orchestra from Jakarta, Indonesia) featuring DINA SUGIANTI and ITTE YULITA, Tong Tong Fair, The Hague, Holland, May 28, 2018!" tulis Tex Johan.
Dengan bangga ia berfoto bersama personil JEI lalu mengunggahnya ke facebook.
Ya, seperti ditulis oleh Bule-bule eropa tadi, grup musik tersebut ternyata bernama JEI Angklung!
Oke, siapa itu JEI Angklung?
Kebetulan saat ‘ramadhan covid’ tahun ini kita juga digemparkan oleh suguhan unik berupa Haleuang Challenge!
Sebuah tantangan vokal dari grup musik JEI Angklung, yang memfasilitasi masyarakat, yang saat itu sedang jenuh diam di rumah karena pandemi corona.
Ada hal menarik yang patut Purwakarta Online garis-bawahi, yaitu dua personil JEI Angklung berasal dari Kabupaten Purwakarta.
Pertnama, yaitu Dina Sugianti berasal Kecamatan Kiarapedes dan Anggit Galih Pangrawit, dari Kecamatan Bungursari.
Berikut adalah rangkuman data yang tim riset Purwakarta Online dapatkan mengenai JEI Angklung hingga hari ini.
Sekilas
JEI Angklung adalah grup musik etnik-kolaborasi, yang dominan memainkan alat musik Arumba (Alunan Musik Rumpun Bambu).
Karena dalam bermusik JEI Angklung memang kerap menggunakan alat musik seperti angklung, gambang dan suling.
Saat ini, JEI Angklung memilih lokasi utama untuk berkumpul (base camp) dan berlatih di daerah Setiabudhi, Bandung.
Salah satu kekuatan dalam JEI Angklung adalah adanya seorang musisi muda berbakat dan jenius dalam mengaransemen musik, yaitu Anggit Galih Pangrawit.
Lagu-lagu yang digarap oleh JEI Angklung, mayoritas dikerjakan oleh Anggit Galih Pangrawit meskipun dalam praktiknya tetap dibantu oleh rekan-rekan lainnya.
Sejarah
Awalnya JEI Angklung merupakan sebuah perusahaan yang berbasis kesenian musik sunda dengan nama resmi PT. JEI (Jonggara Entertainmant Indonesia).
Dibentuk pada hari Jumat, 13 Desember tahun 2013 di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Namun seiring berjalannya waktu, PT. JEI tidak berlanjut.
Saat ini, JEI Angklung memilih lokasi utama untuk berkumpul (base camp) dan berlatih di daerah Setiabudhi, Bandung.
Salah satu kekuatan dalam JEI Angklung adalah adanya seorang musisi muda berbakat dan jenius dalam mengaransemen musik, yaitu Anggit Galih Pangrawit.
Lagu-lagu yang digarap oleh JEI Angklung, mayoritas dikerjakan oleh Anggit Galih Pangrawit meskipun dalam praktiknya tetap dibantu oleh rekan-rekan lainnya.
Sejarah
Awalnya JEI Angklung merupakan sebuah perusahaan yang berbasis kesenian musik sunda dengan nama resmi PT. JEI (Jonggara Entertainmant Indonesia).
Dibentuk pada hari Jumat, 13 Desember tahun 2013 di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Namun seiring berjalannya waktu, PT. JEI tidak berlanjut.
Kemudian atas kesepakatan dengan Bapak Jonggara, Pemilik PT. JEI, akhirnya personil JEI melanjutkan nama JEI sebagai grup musik.
Saat itu di akhir tahun 2015, disepakati juga perubahan nama depan huruf ‘J’, yang awalnya yang berarti Jonggara berubah menjadi Jawara.
Booming Haleuang Challenge!
Dalam kondisi pandemi corona, personil JEI tidak bisa bertemu untuk berlatih.
Saat itu di akhir tahun 2015, disepakati juga perubahan nama depan huruf ‘J’, yang awalnya yang berarti Jonggara berubah menjadi Jawara.
Booming Haleuang Challenge!
Dalam kondisi pandemi corona, personil JEI tidak bisa bertemu untuk berlatih.
Kemudian dengan terpaksa, JEI Angklung melakukan latihan dari rumah masing-masing dengan mamanfaatkan teknologi komunikasi.
Kegiatan latihan diunggah ke instagram dan youtube JEI Angklung Official, mendapat respon positif dari follower yang akhirnya menarik para fans untuk turut berpartisipasi.
Maka yang terjadi kemudian adalah apa yang kini populer dengan sebutan vocal challenge, para fans ikut ‘bermain’ musik bersama JEI Angklung.
Saking populernya Haleuang Challenge! Hingga membuat banyak media televisi nasional mengulasnya.
Bahkan Kompas TV dalam momen krusial hari Idul Fitri mewawancarai JEI Angklung secara live ekslusif.
Booming-nya Haleuang Challenge! pun membuat musisi lain terinspirasi, berikutnya mereka pun tampak membuat acara serupa yaitu vocal challenge.
Kiprah
Kiprah JEI Angklung agak sulit ditemukan, namun dari penelusuran tim berhasil dirangkum beberapa diantaranya, seperti berikut ini:
Kiprah JEI Angklung agak sulit ditemukan, namun dari penelusuran tim berhasil dirangkum beberapa diantaranya, seperti berikut ini:
- JEI Kerjasama dengan PT. Djarum, Napak Jagad Pasundan keliling Jawa Barat. (PT. JEI)
- Wisata Ciwidey, angklung interaktif di Kawah Putih 2014 hingga 2015 (PT. JEI)
- Java Jazz Festival 2015 (PT. JEI)
- Indonesia Jazz Festival, Jakarta 2016 (PT. JEI)
- Seoul, Korea Selatan tahun 2014 (PT. JEI)
- Tong Tong Fair, Den Haag, Belanda 2016 (JEI Angklung)
- Tong Tong Fair, Den Haag, Belanda 2017 (JEI Angklung)
- Tong Tong Fair, Den Haag, Belanda 2018 (JEI Angklung)
- Jepang, tahun 2018 (JEI Angklung)
- Malaysia, tahun 2017 (JEI Angklung)
- Madrid, Spanyol tahun 2018 (JEI Angklung)
- Praha, Republik Checko tahun 2019 (JEI Angklung)
Personil saat ini
Sebagaimana kelompok musik atau band lainnya, JEI Angklung pun mengalami apa yang disebut bongkar-pasang personil.
Berikut adalah personil JEI Angklung saat ini:
1. Dina Sugianti alias ichuy
Posisi: Vokal
Asal: Purwakarta
Asal: Purwakarta
2. Aditya Sapul Bachri
Posisi: Vokalis, Angklung, Cuk
Asal: Pangandaran
3. Anggit Galih Pangrawit
Posisi: Perkusi
Asal: Ciamis, sekarang di Purwakarta
3. Ardian Sumarwan
Posisi: Gambang pengiring, Cello
Asal: Bandung
4. Arfin Ali Hasad alias iyong
Posisi: Gitar, Gambang Melodi
Asal: Tasikmalaya
5. Anggara Davisca
Posisi: Bass Guitar
Asal: Kuningan
6. Dana Komara
Posisi: Kendang
Asal: Bandung
7. Yan Gahinsah
Posisi: Angklung
Asal: Bandung
8. Taufik Muhammad Saepudin
Posisi: Alat Tiup (Suling, saxophone)
Asal: Bandung
9. Bagja Subakti
Posisi: Angklung, Cuk
Asal: Tasikmalaya
***
Asal: Pangandaran
3. Anggit Galih Pangrawit
Posisi: Perkusi
Asal: Ciamis, sekarang di Purwakarta
3. Ardian Sumarwan
Posisi: Gambang pengiring, Cello
Asal: Bandung
4. Arfin Ali Hasad alias iyong
Posisi: Gitar, Gambang Melodi
Asal: Tasikmalaya
5. Anggara Davisca
Posisi: Bass Guitar
Asal: Kuningan
6. Dana Komara
Posisi: Kendang
Asal: Bandung
7. Yan Gahinsah
Posisi: Angklung
Asal: Bandung
8. Taufik Muhammad Saepudin
Posisi: Alat Tiup (Suling, saxophone)
Asal: Bandung
9. Bagja Subakti
Posisi: Angklung, Cuk
Asal: Tasikmalaya
***
Rudy Octave
Tidak disangka, ternyata dalam perjalanan musik JEI Angklung, ada keterlibatan Rudy Octave!
Tidak disangka, ternyata dalam perjalanan musik JEI Angklung, ada keterlibatan Rudy Octave!
Rudy Octave adalah musisi sekaligus budayawan yang sangat concern dalam melestarikan budaya, bahasa dan musik daerah di Nusantara ini.
Saat Java Jazz Festival 2015 mencari grup musik etnik yang paling bagus saat itu, untuk ditampilkan dalam JJF 2015.
Adalah Rudi Octave yang menemukan JEI sebagai juara 1 grup musik kolaborasi etnik-modern.
Sehingga dengan begitu, JEI berkesempatan tampil dalam perhelatan musik jazz kelas internasional tersebut, tampil dan mewakili musik etnik Nusantara.
Rudi Octave juga berhasil mengajak JEI untuk tampil dalam Tong Tong Fair di Belanda, hingga 3 tahun berturut-turut, dari tahun 2016 hingga tahun 2018.
Melihat animo warga Belanda yang sangat tertarik dengan musik kroncong yang dibawakan JEI.
Saat Java Jazz Festival 2015 mencari grup musik etnik yang paling bagus saat itu, untuk ditampilkan dalam JJF 2015.
Adalah Rudi Octave yang menemukan JEI sebagai juara 1 grup musik kolaborasi etnik-modern.
Sehingga dengan begitu, JEI berkesempatan tampil dalam perhelatan musik jazz kelas internasional tersebut, tampil dan mewakili musik etnik Nusantara.
Rudi Octave juga berhasil mengajak JEI untuk tampil dalam Tong Tong Fair di Belanda, hingga 3 tahun berturut-turut, dari tahun 2016 hingga tahun 2018.
Melihat animo warga Belanda yang sangat tertarik dengan musik kroncong yang dibawakan JEI.
Akhirnya tahun 2017 JEI membuat album recording dalam bentuk audio CD yang dipasarkan khusus di Belanda, album tersebut pun diproduseri langsung oleh Rudi Octave.
Kemudian Rudi Octave juga produseri Album kedua JEI di tahun 2018, masih dipasarkan khusus di Belanda.
Kemudian Rudi Octave juga produseri Album kedua JEI di tahun 2018, masih dipasarkan khusus di Belanda.
Kali ini album berisi musik angklung, berbeda dengan album pertama yang berisi lagu keroncong.
Karya
Sangat disayangkan, JEI Angklung sepertinya belum begitu banyak memproduksi lagu karya sendiri, kebanyakan adalah cover dari lagu lawas dengan balutan musik etnik.
Hingga saat ini, kami hanya menemukan beberapa lagu yang diyakini dibuat oleh JEI Angklung atau oleh personilnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Karya
Sangat disayangkan, JEI Angklung sepertinya belum begitu banyak memproduksi lagu karya sendiri, kebanyakan adalah cover dari lagu lawas dengan balutan musik etnik.
Hingga saat ini, kami hanya menemukan beberapa lagu yang diyakini dibuat oleh JEI Angklung atau oleh personilnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
- Galendo Ciamis, diciptakan oleh Anggit
- Arumba Euy! Anggit dan Arfin
- Guriang 7
- Rarasati
- Tong Cilingcingcat!, diciptakan Anggit
- Kuningan Maju Berseka, diciptakan oleh Anggara
- Lagu lebaran diciptakan Iyong
Album pertama bertajuk Jei Keroncong, berisi tujuh lagu, dipasarkan untuk fans JEI yang ada di Belanda. Berikut daftar lagunya:
- Welkom Op De Tong Tong Fair (Overture)
- Bengawan Solo
- Stambul Cha Cha
- Keroncong Kemayoran
- Keroncong Moresko
- Bunga Anggrek
- Waroom Huil Je Toch Nona Manis
Album kedua
Album kedua, JEI Angklung tidak ditemukan informasinya. Hanya beberapa lagu sempat disebutkan masuk kedalam album kedua JEI.
Jika yang pertama mengedepankan musik keroncong yang mana musik ini punya tempat tersendiri di hati sebagian warga negara Belanda.
Maka di album kedua JEI mengemas musik angklung. Berikut beberapa lagu, lainnya belum 'ditemukan':
JEI juga sempat menggarap sebuah musik soundtrack untuk film animasi di negeri Jepang.
- Peuyeum Bandung
- Bangbung Hideung
- Kacamata
- Arumba euy
- Mojang Priangan
JEI juga sempat menggarap sebuah musik soundtrack untuk film animasi di negeri Jepang.
Namun tidak banyak informasi yang kami dapatkan mengenai judul lagu atau pun judul filmnya.
Medsos
Berikut adalah media sosial yang diyakini memang resmi milik JEI Angklung saat ini:
Medsos
Berikut adalah media sosial yang diyakini memang resmi milik JEI Angklung saat ini:
- Facebook JEI Angklung Official
- Instagram JEI Angklung Official
- Youtube JEI Angklung Official
Yup, itulah hasil sementara dari penelusuran Purwakarta Online, mengenai grup musik JEI Angklung yang ternyata harum di ‘luar’ tapi baru terdengar di dalam negeri saat kemarin ‘korona’.
Padahal JEI Angklung ini beberapa kali menjuarai festival musik etnik di dalam negeri. Lain kali kita bahas, 'tim riset' Purwakarta Online cari dulu bahannya (enjs)