Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara sederhana audit perusahaan dan tahapan-tahapannya

cara-audit-bumdes-perusahaan
Tahapan Audit

PurwakartaOnline.com - Sering kita mendengar kata audit, yang paling memicu pertanyaan adalah bagaimana tahapan dalam melakukan audit.

Padahal audit ini sangat penting dalam kegiatan usaha, baik itu audit internal maupun audit terhadap calon partner usaha.

Dalam situasi terkini, kemampuan audit tidak hanya diperlukan oleh perusahaan besar, tetapi diperlukan juga oleh perusahaan skala kecil.

Misal, usaha tani, agribisnis skala kecil, bahkan usaha kelontong dan usaha kecil lainnya.

Atau pun pengurus BUMDesa maupun pihak-pihak terkait lainnya. Apalagi dengan semakin baiknya akses modal dari Bank dan subsidi bunga oleh pemerintah maka dengan sendirinya kemampuan audit menjadi aspek penting banyak masyarakat di negeri ini.

Melansir dari Zahiraaccounting.com (27/9/2017), sebuah artikel yang ditulis oleh Fitri Anggarsari mengenai tahapan audit laporan keuangan? Berikut penjelasannya.

1. Penerimaan Perikatan Audit 

Maksud dari perikatan ini adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian.

Dalam perikatan audit, seorang klien yang memerlukan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor.

Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya.

Langkah awal pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit dari calon klien atau untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang. 


Dalam tahap penerimaan perikatan audit ini memiliki beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan seperti mengevaluasi integritas manajemen, mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko.

Selanjutnya adalah menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit, menilai independensi, menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan serta membuat surat perikatan audit.

2. Perencanaan Proses Audit 

Tahapan audit laporan keuangan selanjutnya adalah merencanakan audit. 

Dimana dalam merencanakan audit tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti memahami bisnis dan induustri clien yang akan memberikan panduan tentang sumber informasi untuk pihak auditor sendiri.

Melaksanakan prosedur analitik yang mencakup pada indentifikasi perhitungan atau perbandingan yang harus dibuat dan melaksanakannya, menganalisa data dan mengidentifikasi perbedaan yang signifikan dan mengevaluasinya.

Kemudian menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit serta mempertimbangkan tingkat materialitas awal.

Selain itu, pada tahap perencanaan proses audit disini perlu juga mempertimbangkan tingkat laporan keuangan dan tingkat saldo akun untuk mendukung proses audit.

Selain itu perencanaan proses audit juga perlu melakukan pertimbangan risiko yang mungkin terjadi pada tahapan audit laporan keuangan.

Seperti risiko dari perencanaan audit, pemahaman dan pengujian pengendalian intern, penaksiran risiko pengendalian, dan lain sebagainya.

Kemudian hal lain yang perlu dipertimbangkan juga adalah terkait faktor yang memberikan pengaruh pada saldo awal, dan bagaimana mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifigkan, serta perlunya memahami pengendalian intern pada client.

Dengan begitu audit laporan keuangan pun dapat dibuat dengan perencanaan yang sesuai dan tepat

3. Pelaksanaan Pengujian Audit 

Pada tahapan audit laporan keuangan yang ketiga ini memiliki beberapa langkah yang harus dilakukan dalam proses pengujian.

Langkah tersebut adalah pengujian analitik, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif.

Pada pengujian analitik ini dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audit dengan mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain agar membantu auditor untuk memahami bisnis klien.

Serta untuk menemukan bidang dalam bisnis tersebut yang sekiranya memerlukan audit yang lebih intensif.

Kemudian untuk pengujian pengendalian disini merupakan prosedur audit yang dirancang untuk memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien.

Yang paling utama adalah frekuensi, mutu dan karyawan dalam melaksanakan aktivitas pengendalian yang telah ditetapkan.

Sedangkan untuk pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan yang secara langsung memberikan pengaruh ada pembuatan laporan keuangan yang lebih tepat.

4. Pelaporan Audit 

Pada tahapan audit laporan keuangan terkait dengan pelaporan hasil audit disini merupakan bagian akhir.

Laporan audit sendiri merupakan media yang digunakan oleh pihak auditor dalam melakukan komunikasi dengan pihak eksternal di sekitarnya.

Dimana pada laporan audit harus memiliki kejelasan informasi yang disajikan seperti misalnya jenis jasa yang diberikan oleh auditor, objek yang diaudit, lingkup audit yang dilaksanakan.

Kemudian tujuan audit dan rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki kekurangan yang ada, rencana yang akan digunakan untuk tahapan selanjutnya, dan lain sebagainya.

Sehingga dengan melakukan pelaporan terkait audit yang dilakukan maka secara otomatis akan mampu berdampak positif pada proses penyusunan laporan keuangan. (car)