Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kopi Pusakamulya, ngahijikeun masyarakat!

Gempungan di Desa Pusakamulya 
PurwakartaOnline.com - Komoditas kopi Desa Pusakamulya diakui sebagai komoditas unggulan oleh Ambu Hj. Anne Ratna Mustika, SE., Bupati Purwakarta.

Disampaikan Bupati saat acara Gempungan Purwakarta di Lapang Sepakbola Desa Pusakamulya, Kiarapedes siang tadi (Rabu, 26/2/2020).

"Palih ditu aya Kebon Ambu, kebun yang bisa jadi laboratorium mengenai manggis. Manggis adalah komoditi unggulan Purwakarta. Kemudian kopi, unggulan Purwakarta juga, rasanya sangat khas!," terang Bupati Purwakata yang akrab dipanggil Ambu.

"Nanti (Bulan) Agustus ada Festival Kopi. Mohon (kopi) ditingkatkan produksinya, nanti pemasarannya Pemda bantu," lanjut Ambu.

Kopi di Pusakamulya dinilai telah menyatukan masyarakat, bisa dilihat dari acara Gempungan yang tadi siang berlangsung.

Banyak elemen dengan sukarela terlibat dalam 'dunia kopi' ini. Pada kenyataannya kopi di pusakamulya memiliki sejarah yang panjang, dimulai dari tahun 2009 lalu.

Saat itu, LMDH Giri Pusaka yang diketuai oleh Adi Paryono menjalin kerjasama dengan Perum Perhutani KPH Bandung Utara, untuk penanaman kopi arabika.

Sekitar 17 Hektar Hutan Pangkuan Desa (HPD) ditanami kopi arabika, penanaman dilukukan disela-sela tanaman utaman yang telah ada, mengingat hutan tersebut berstatus Hutan Lindung.

Malang, kemudian terjadi longsor yang mengakibatkan penanaman kopi terhenti, sebagaimana diungkap oleh media masa Pikiran Rakyat.

Padahal penanaman kopi bukan penyebab longsor, sebaliknya tanaman kopi memiliki jenis akar yang dipercaya sebagai tanaman penguat tanah.

Kopi arabika kembali menggeliat di Desa Pusakamulya pada tahun 2017, LMDH Giri Pusaka mulai melakukan pendekatan terhadap para petani muda, Kelompok Tani Barong Mulya, Jayamukti, Pusaka Jaya I, Pusakamekar dan Pusaka Jaya II.

Bahkan pada akhir 2017, bersamaan dengan peluncuran kopi varietas unggul Jawa Barat, LMDH Giri Pusaka diberi 'jatah' benih kopi arabika unggulan sebanyak 45.000 pohon.

Namun sayang, saat itu situasi belum memungkinkan untuk penanaman massal.

Pada tahun 2018, melalui Program Perhutanan Sosial LMDH Giri Pusaka mengajukan SK Kulin KK kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatanan (KLHK).

Untuk lebih memperkuat legalitas garapan para petani yang kini telah direstrukturisasi menjadi 3 Kelompok Tani Hutan (KTH) di bawah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Giri Pusaka.

Sisa tanaman kopi peninggalan tahun 2009 memang tidak banyak, namun telah dimanfaatkan dengan sangat maksimal oleh ujung tombak promosi dan pemasaran di LMDH Giri Pusaka, yaitu diantaranya Wulan Astuti, Saepudin (Bah Toha) dan Imam Gimnastiar.

Mereka bertiga banyak mengikuti event-event kopi diberbagai tingkatan, kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional hingga internasional.

Sedangkan ujung tombak di lahan kopi, LMDH mengandalkan para pengurus KTH dan LMDH seperti Asep Rahmat Saleh Setiaji (Zaenx), Edi Juhaedi, Dede Warsid, Surwenda, Edih dan lain-lain.

"Pokok na mah uruskeun legalitas, meh uing jeung barudak (KTH) nu di gunung (lahan kopi) tentrem ngagarap," ucap Zaenx.

Pada tahun 2019, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) kembali 'turun tangan' terutama melalui Kepala Seksi Produksi Tanaman Perkebunan, Sentot.

Diajukan benih kopi arabika kepada Dinas Perkebunan Jawa Barat sekitar 30 ribu pohon, untuk menunjang produksi kopi di Desa Pusakamulya.

Perkiraan bantuan benih kopi tersebut akan realisasi pada Bulan Nopember 2020 nanti.

Akhir tahun 2019, Pemerintah Desa Pusakamulya mengadakan pelatihan bagi petani kopi dengan menggunakan anggaran dari Dana Desa.


Dua hari pelatihan, mendatangkan pelatih dari Pengalengan, yitu Haji Aleh, salah satu petani kopi paling sukses di Jawa Barat.

Pelatihan dilakukan langsung di lahan kopi dan hanya sedikit memberikan prolog di ruangan.

Menyusul, awal tahun 2020 ini Ambu Anne Ratna Mustika, SE., Bupati Purwakarta, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) memberikan bantuan alat pengolahan kopi untuk UKM penunjang usaha kopi warga Desa Pusakamulya.

Kini seperti kita lihat dalam acara gempungan, di stan kopi pusakamulya sudah mulai tampak anggota Karang Taruna dan pelaku usaha BUMDes yang ikut membantu memasarkan kopi pusakamulya.

Oleh karena itu, sebagaimana motto yang senantiasa digaungkan oleh Kepala Desa Pusakamulya, Ahmad Hendri yaitu motto: Pusakamulya Ngahiji!

Maka kopi di Desa Pusakamulya telah menyatukan banyak elemen masyarakat, tanpa tersekat wilayah dan kepentingan. (enjs)