Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM Kecamatan Wanayasa

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Pembangunan Manusia (KPM). 

PurwakartaOnline.com - Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Wanayasa melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Pembangunan Manusia (KPM) di Aula Kantor Desa Wanasari, Kecamatan Wanayasa hari ini (9/1/2020).

Ketua Panitia, sekaligus Ketua TPID kecamatan Wanayasa, Lukman Hakim menyatakan bahwa pelatihan ini dimaksudkan agar para Kader (KPM) siap bekerja di lapangan.

Dalam rangka menyukseskan program pembangunan manusia Indonesia yang unggul melalui konvergensi penanganan stunting di Desa masing-masing.

"Ada tiga orang Narasumber dan satu Pelatih, dengan kapasitasnya masing-masing. Memberi pembekalan, agar para Kader (KPM) nanti siap di lapangan," terang Lukman Hakim.

Tahap awal pembangunan manusia

Lukman Hakim menerangkan tentang pentingnya langkah awal Pembangunan Manusia. Perhatian harus ditujukan sedini mungkin, terhadap manusia sejak bayi atau dalam kandungan.

"Pembangunan manusia diawali dari perhatian kita terhadap awal kehidupan. Terhadap bayi, terhadap kandungan (Ibu Hamil)," Ujar Lukman.

"Kegiatan konvergensi penanganan stunting adalah langkah awal Pembangunan Manusia," lanjut Lukman Hakim.

Pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM ini dibagi menjadi dua sesi. Berupa materi-materi yang bersifat wawasan dari 3 Narasumber, kemudian latihan cara kerja nanti di lapangan bersifat praktikal.

"Nanti ada dua sesi, pertama materi-materi oleh 3 Narasumber. Sesi kedua bersama pelatih, terakhir itu praktikal bagaimana cara kerja saat bertugas nanti," tukas Lukman Hakim.

Militansi Kader KPM

Mewakili Camat, Sekretaris Camat, Usep Sukanda, S.Sos., menekankan pentingnya koordinasi dan militansi Kader saat mengemban tugas nanti di Desa.

"Kader nanti akan terbagi dua. Ada yang militan, ada yang kurang militan," terang Usep.

"Semoga Kader yang saat ini mengikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, bisa menjadi kader yang militan, membantu warga desa dalam hal sektor pembangunan manusia di Desa," Usep menambahkan.

Usep Sukanda menyampaikan tentang proyeksi Pemerintah Pusat agar Indonesia bebas stunting pada tahun 2021.

Hal tersebut menuntut semua pihak yang berkepentingan untuk bekerja keras merealisasikannya.

"Tahun 2021, ditargetkan bebas stunting. Maka sekarang (tahun 2020) kita semua harus bekerja keras," ujar Usep Sukanda.

Selanjutnya, Asep Sukanda juga mengingatkan Para Kader (KPM) agar senantiasa secara mandiri untuk menambah kapasitas, karena Pembangunan Manusia tidak akan pernah selesai.

"Pembangunan Manusia tidak bisa selesai, harus terus dilaksanakan," lanjut Usep Sukanda.

Sekretaris Camat Wanayasa tersebut selanjutnya menyampaikan harapannya agar program ini selesai dan sukses sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan.

Jika tahun nanti tahun 2021 program konvergensi penanganan stunting ini berhasil tepat waktu.

Maka selanjutnya Bangsa ini akan fokus pada program pencegahan.

"Mudah-mudahan diselesaikan tahun 2021, selanjutnya fokus pencegahan," terang usep.

Usep Sukanda mengajak para Kader, atas nama Kecamayan Wanayasa, untuk bekerja bersama-sama.

Juga berjanji akan terus mendorong agar suksesnya program ini.

"Kita harus bekerja bersama-sama menyukseskan program kni. Kami Kecamatan akan terus mendorong," lanjut Usep.


Para Kader sedang melakukan simulasi cara menggunakan Tikar Pertumbuhan, alat praktis untuk melihat seorang bayi memiliki panjang normal atau kurang. 

Paham diri dan paham tugas

Mewakili Kepala Dinas Pembangunan dan Pemberdayaan Desa (DPMD), Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi Desa (Kabid PED), Drs. H. Asep Suparman, MM., mengingatkan para Kader KPM agar paham diri dan ragam pada tugas yang diemban.

"Kader harus tahu dirinya sendiri, apa itu kader? Apa tugas kader? Itu harus dipahami sejak awal," tutur Asep Suparman.

Juga mengingatkan bahwa manusiawi jika setiap orang siapapun dia pasti memiliki keterbatasan.

Maka Kader harus senantiasa mampu berkolaborasi dan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.

"KPM pasti memiliki keterbatasan, maka harus kolaborasi dengan yang lain," terang Asep Suparman.

"Kerjasama dengan Kader Posyandu, kerjasama dengan Pendamping Desa, dengan pengurus Pamsimas," ujar Asep Suparman lebih lanjut.

Asupan penting sejak dini menentukan kualitas kehidupan selanjutnya.

Kepala Puskesmas, Andi Purwa Effendi, SKM., yang berhalangan hadir digantikan oleh Petugas Puskesmas dari bagian gizi, Ibu Fani.

Kemudian, karena petugas tersebut juga sedang sakit dan menjalani pengobatan serius di Bandung.

Selanjutnya Kepala Puskesmas menginstruksikan Bidan Dewi Widyoningtyas, AM.Keb, SKM., sebagai narasumber dalam kegiatan ini.

Memaparkan pentingnya asupan gizi bagi balita, Bidan Dewi mengingatkan tentang komposisi yang berimbang.

Asupan makanan bergizi tersebut tidak berarti harus makanan yang berharga mahal.

"Makanan tidak mesti mahal, tapi komposisinya harus diperhatikan," terang Bidan Dewi.

Menjawab pertanyaan peserta pelatihan, Bidan Dewi menjelaskan asupan makanan bagi bayi yang paling baik.

Menurutnya, bagi bayi yang baru lahir penting untuk diberi asupan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, pada 6 bulan pertama usia bayi.

ASI adalah asupan paling penting, lengkap dan bergizi bagi bayi.

Di usia selanjutnya hingga 2 tahun, barulah bayi diberi asupan tambahan sebagai pendamping ASI.

"ASI ya, dalam enam bulan pertama, tidak ditambah apa-apa. ASI sudah lengkap untuk kebutuhan bayi, termasuk untuk daya tahan tubuh," Tutur Dewi, bidan yang juga merupakan Bobotoh Persib Bandung ini.

"Setelah enam bulan baru dikasih (makanan) pendamping ASI." tukas Dewi menambahkan.

Perlakuan awal kehidupan, akan berpengaruh terhadap kualitas manusia di masa kehidupan selanjutnya.

Oleh karena itu, gizi dan asupan di awal kehidupan yang sesuai menjadi syarat mutlak bagi pembangunan manusia.

Data harus faktual

Asep Nawawi, yang bertindak sebagai Pelatih memastikan bahwa tidak akan ada beda pendapat antara Kementerian Desa PDTT dengan Kementerian Kesehatan RI.

Karena hadirnya program ini adalah hasil rembug dua Kementerian RI tersebut.

"Ada data bulanan ada yang tiga bulan dan lain sebagainya, harus sesuai fakta," tegas Asep Nawawi.

Ini adalah konsekuensi dari sebuah program, maka wajib dilaksanakan dan dikerjakan.

Bahkan akan menjadi syarat pencairan tahap III Dana Desa.

"Isu stunting adalah paling utama dari Dana Desa. Bumdes, fisik dan lainnya dibawah stunting (tingkat urgensinya)," lanjut Asep Nawawi.

Tugas ini adalah tugas yang sangat mulia, Kader KPM berperan penting dalam pembangunan manusia yang unggul di Indonesia. (enjs)