Sejak 2017, Desa Taringgul Tonggoh sudah mulai antisipasi stunting
Tatang alias Beko |
Tatang alias Beko, kelola sampah Desa Taringgul Tonggoh, Wanayasa, Purwakarta
Tapi sejak tahun 2017, Desa Taringgul Tonggoh, Kecamatan Wanayasa, sudah lebih dahulu berjalan, kegiatan yang secara umum masuk kategori pencegahan stunting.
"Kegiatan sanitasi, pengelolaan sampah secara mandiri oleh warga sudah 3 tahun lalu berjalan," ujar Tatang, yang akrab disapa Beko, inisiator sekaligus pengelola sampah mandiri di Desa Taringgul Tonggoh.
Bukan main, Beko dan kawan-kawan dalam seminggu mampu mengumpulkan 12 kubik sampah atau 48 kubik rata-rata dalam satu bulan.
58 persen warga yang terlibat, dari 1200 KK yang ada di Desa Taringgul Tonggoh, sekitar 700 KK turut serta dalam program pengelolaan sampah mandiri ini.
"Seminggu rata-rata 12 kubik, dari 700 KK," terang Beko kepada Purwakarta Online pagi tadi, senin (28/10/2019).
Dampak positif pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah ini mampu menekan biaya buang sampah yang sebelumnya dilakukan masing-masing keluarga di Desa Taringgul Tonggoh.Sampah dalam jumlah kecil, warga biasa menghabiskan biaya Rp.10.000 setiap kali buang sampah. Sedangkan pedagang yang berjualan di pasar Desa Taringgul Tonggoh bisa mencapai Rp.100.000 setiap kali buang sampah.
Dengan adanya pengelolaan sampah mandiri, warga dapat menghemat biaya. Termasuk pedagang kini hanya perlu mengeluarkan biaya Rp. 25.000 atau 75% lebih hemat.
Selain itu, pemilik kebun tidak lagi resah. Tidak ada lagi oknum warga yang membuang sampah ke kebun warga lainnya.
"Dzalim, kalo buang sampah di kebun orang. Alhandulillah sekarang berkurang," ucap Beko mengenang bebrapa komplain pemilik kebun yang dijadikan lokasi pembuangan sampah oleh oknum warga yang tidak bertanggung jawab.
Kegiatan penanganan stunting sejak 2018
Selain sanitasi, penanganan intensif terhadap masalah stunting, Desa Taringgul Tonggoh sudah sejak tahun 2018 silam.Kegiatan pemberian insentif kepada kader yang akan dilaksanakan tahun 2020 oleh desa lain di Wanayasa, Desa Taringgul Tonggoh sudah sejak tahun lalu sudah lebih dahulu berjalan.
Lebih dari 20 orang kader posyandu tahun 2018 lalu sudah mulai diberi insentif. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat desa, selama ini Kader Posyandu belum tersentuh.
Dari 4 Posyandu di Desa Taringgul Tonggoh, 2 diantaranya merupakan bangunan Posyandu milik Pemerintah Desa. Namun sayang, saat ini belum maksimal dimanfaatkan, karena masih sering menggunakan rumah warga untuk kegiatan penimbangan (enjs)