Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kendalikan OPT tanaman teh dengan APH, Barmoel boyong petani milenial

Purwakarta Online - Sosialisasi Pengandalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pada tanaman teh di Purwakarta dilaksanakan hari ini (30/4/2019), di UPPT Perkebunan Purwakarta-Subang,  yang terletak di Desa Pusakamulya, Kiarapedes Purwakarta.
Peserta terjun langsung dibimbing cara pengamatan OPT pada tanaman teh. 
Sosialisasi ini merupakan hari pertama dari rangkaian kegiatan Pengendalian OPT pada tanaman teh, yang rencananya akan diselenggarakan 4 pertemuan selanjutnya.

Kegiatan ini didanai dari APBD Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran 2019. Sedangkan penyelenggaranya adalah UPTD Balai Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jabar.
Proses pembuatan APH cair, dilakukan peserta perempuan
Kegiatan dari jam 8 pagi hingga jam 17 sore, berlangsung sangat padat di hari pertama ini. Dari mulai pembukaan, pemaparan dasar APH, teori pembuatan APH, praktikum pengamatan hama-penyakit tanaman teh dan praktikum pembuatan APH cair.

Peserta merupakan para petani teh di Kelompok Tani Barong Mulya (Barmoel), yang tersebar di Dusun Parakanceuri, Dusun Legokbarong dan Dusun Cikubang, Desa Pusakamulya, Purwakarta. Banyak melibatkan petani muda (milenial), seiring dengan 'penyegaran' kepengurusan Barmoel yang baru saja dilaksanakan di bulan sebelumnya.
Petani peserta antusias mengikuti kegiatan, dengan seksama belajar menghitung persen tingkat gangguan OPT. Sampel pucuk teh yang diamati menunjukan saat ini serangan penyakit cacar daun (Blister Blight) paling dominan menggangu tanaman teh di Desa Pusakamulya. 
"Kegiatan di dieu (Barmoel) rame pisan teu suntuk, peserta na teu pasif", celetuk Iwan Setiawan, fasilitator kegiatan saat praktikum pengamatan di kebun teh.

Iwan Setiawan dari Balai Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, yang di hari pertama ini ditugaskan memfasilitasi kegiatan Pengendalian OPT pada Tanaman Teh.
Peserta mengakhiri kegiatan hari pertama dengan berfoto bersama di halaman gedung UPPT Perkebunan. Serta meneriakan yel-yel: Perkebunan... jaya! Jawa Barat... Juara! Barong Mulya... Makmur!!! 
Kegiatan disambut baik dengan keaktifan dan kekompakan petani peserta. Karena selain budidaya teh, banyak peserta juga bertanam kopi, terutama petani muda.

"Mun nyieunan 'obat' (APH) sorangan kieu mah bakal irit, teu loba balanja teuing 'obat' (pestisida kimia) ka toko", ujar seorang petani senior, menanggapi paparan pemateri dasar APH.
Keterlibatan petani milenial cukup membanggakan, serta melambungkan harapan besar bagi Negeri Agraris seperti NKRI. Tapi saat mereka usil, siapa yang bisa cegah? 
Usai pertemuan, peserta pulang membawa PR, yaitu harus membuat petak pengamatan di kebun teh masing-masing. Petak dengan luas area sekitar 100 meter persegi di tengah-tengah kebun teh.

Berbekal form pengamatan, peserta akan mengamati secara berkala lahan masing-masing. Gangguan dari penyakit maupun hama akan dicatat dalam form, dihitung persen tingkat serangan.

Terakhir, dilaksanakan pengendalian OPT, sesuai dengan fakta yang telah ditemukan melalui pengamatan. Baik dengan cara penyemprotan, pemetikan atau penyuntikan APH ke area sekitar tajuk tanaman teh.