Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sejarah RANCADARAH, pembantaian besar timbulkan genangan darah, hingga tampak seperti Rawa Darah

PurwakartaOnline.com - Bagaimana hingga daerah itu disebut Rancadarah? Ranca adalah Rawa, berarti genangan darah. Rawa Darah!

Mari kita telusuri, melalui para pegiat sejarah Wanasaya atau sumber liannya yang tersebar dalam buku-buku dan artikel dunia maya seperti CyberWanayasa.blogspot[dot]com.

Konon, lokasi yang disebut kini sebagai Rancadarah, adalah lokasi pembantaian massal etnis Tionghoa oleh Pasukan Keamanan V.O.C (Belanda).

Pada tahun 1710 Masehi, daerah Wanayasa yang kini meliputi Kecamatan Kiarapedes, Bojong, Pondoksalam dan sekitarnya merupakan daerah yang menjadi lokasi percobaan penanaman teh oleh Belanda. Setelah percobaan di Wanayasa berhasil, konon dibukalah kebun teh resmi pertamakalinya di Garut.

Bibit teh didatangkan dari Tiongkok atau China, berikut ahli dan petaninya didatangkan pula dari China. Di kemudian hari terjadilah kerusuhan yang mendorong pemberontakan orang-orang etnis China tersebut kepada pihak Belanda.

Singkat cerita, para penduduk China hendak pulang ke Tiongkok. Dalam perjalanan terjadi penghadangan oleh pihak Belanda, karena tidak seimbang kekuatan, senjata dan jumlah akhirnya orang-orang China tersebut dibantai saat itu juga.

Banyaknya korban meninggal dunia, disertai genangan darah menjadikan lokasi bentrokan tersebut tampak seperti Rawa dengan air darah. Rawa dalam bahasa sunda adalah Ranca, nama Rancadarah dijadikan nama lokasi perang tersebut hingga hari ini (7/3/2019).

Dan video dibawah ini, salah satu unggahan di Youtube yang membahas tentang sejarah Rancadarah. Diunggah oleh Ahmad Maryawan, pada tanggal 9 Desember 2018.