Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Etnografi

etnografi-makalah-apa-itu-adalah-pengertian-definisi

Oleh: Herman

Latar Belakang
Melihat perkembangan manusia dapat hidup dan berkembang dengan penampilan budaya dan adat, kebiasaan serta penggunaan komunikasi yang berbeda setiap daerah.

Kesenjangan sosial melahirkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan sosial dan ekonomi serta cara pikir yang berbeda di antara individu satu dengan individu yang lain serta masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.

Sehingga menarik untuk menjadi sebuah pokok bahasan dan layak untuk dikaji akan keberadaan masyarakat dan individu di suatu daerah tersebut.

Manusia pada hakikatnya memiliki kedudukan sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. 

Kaitannya dengan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial maka dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya, manusia tidak akan pernah terlepas dari manusia yang lainnya.

Sehingga dalam prosesnya akan terjadi suatu interaksi yang dapat menimbulkan suatu dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

Dampak itulah yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan manusia, baik fenomena dalam bentuk skala kecil maupun fenomena dalam bentuk skala besar.

Karena manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang senantiasa terus berfikir maka manusia senantiasa meneliti setiap fenomena yang berada di sekitar dirinya dan lingkungannya.

Dalam proses penelitian tersebut perlu adanya suatu prosedur serta ketetapan yang jelas dengan begitu proses penelaahan tersebut akan menghasilkan suatu informasi yang dapat memberikan manfaat, bahkan memberikan kontribusi yang besar bagi setiap permasalahan atau kendala yang sedang dihadapi.

Perkembangan media dalam konteks sosial dan budaya yang kian beragam semakin mengukuhkan eksistensi paradigma kualitatif. 

Kemampuannya menghasilkan produk analisis yang mendalam selaras dengan setting-nya.

Beberapa metode penelitian berbasis paradigma kualitatif ini analisis wacana, studi kasus, dan etnografi kini mulai dilirik para ilmuwan maupun peneliti. 

Etnografi yang akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini merupakan salah satu metode penelitian kualitatif.

Etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu. 

Metode penelitian etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber yang luas.

Dengan teknik etnografi menjadi sebuah metode penelitian yang unik karena mengharuskan partisipasi peneliti secara langsung dalam sebuah masyarakat atau komunitas sosial tertentu. 

Yang lebih menarik sejatinya metode ini merupakan akar dari lahirnya ilmu antropologi yang kental dengan kajian masyarakatnya itu.

Etnografi merupakan salah satu metode kualitatif yang tertua dari riset sosial. 

Metode ini sangat tepat untuk meneliti masalah budaya, dan biasanya selalu terpilih sebagai metode penelitian bidang sosial khususnya antropologi. 

Makalah ini akan menjelaskan latar belakang etnografi dengan mendiskusikan sedikit tentang penggunaannya pada penelitian.


Rumusan Masalah 
  1. Mengetahui Pengertian Etnografi
  2. Sejarah Perkembangan Etnogrfi sebagai suatu pendekatan dalam penelitin kualitatif
  3. Prinsip dan Ciri dalam Penelitian Etnografi
  4. Pendekatan yang digunakan Etnografi dalam penelitian kualitatif


Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian Etnografi
  2. Bagaimana sejarah perkembangan Etnografi sebagai suatu pendekatan dalam penelitin kualitatif
  3. Apa sajakah prinsip dan ciri dalam penelitian Etnografi
  4. Apa saja Pendekatan yang digunakan Etnografi dalam penelitian kualitatif


Manfaat

Adapun secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat:
  1. Bagi Penulis sebagai bahan masukan untuk mengetahui tentang bagaimana cara penyusunan dengan baik dan benar khususnya dalam mengembangkan penelitian kualitatif dengan pendekatan Etnografi.
  2. Bagi pembaca,dapat dijadikan sebagai pengetahuan baru tentang penelitian dan sebagai bahan literatur tambahan dan sebagai pertimbangan dalam penentuan Penelitian, lokasi, metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian, khususnya penelitian kualitatif.



ETNOGRAFI SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN ILMIAH
(Pendekatan Metodologi Penelitian dalam Penelitian Kualitatif)


Pengertian Etnografi

Secara umum etnografi disebut sebagai ‘menuliskan tentang kelompok masyarakat’. 

Secara khusus hal tersebut juga berarti menuliskan tentang kebudayaan sebuah kelompok masyarakat.

Menurut Clifford geertz, bahwa Istilah etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan grafhy (menguraikan). 

Etnografi yang akarnya antropologi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari.

Jadi etnografi lazimnya bertujuan mengurai suatu budaya secara menyeluruh, yakni semua aspek budaya, baik yang bersifat material seperti artefak budaya (alat-alat, pakaian, bangunan dan sebagainya) dan yang bersifat abstrak, seperti pengalaman, kepercayaan, norma, dan sistem nilai kelompok yang teliti.

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. 

Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan dan cara hidup. 

Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian.

Sebagai sebuah proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok.

Sehingga peneliti memahami betul bagaimana kehidupan keseharian subjek penelitian tersebut yang kemudian diperdalam dengan terhadap masing-masing individu dalam kelompok tersebut.

Anne Suryani menjelaskan bahwa etnografi menyediakan kesempatan yang lebih dalam mengumpulkan data yang komplit dan relevan dalam menjawab permasalahan karena penelitian etnografi ini mengadakan penelitian secara mendalam dan bersifat partisipan.

Etnografi juga mempertimbangkan data dari sumber terbaik untuk studi perbandingan dan analisis. 

Seorang etnografer dapat berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dengan memperhatikan, mendengar, bertanya dan mengumpulkan data.

Etnografi merupakan salah satu dari sekian pendekatan dalam penelitian kualitatif. 

Dalam istilah Yunani, ethnos, berarti masyarakat, ras atau sebuah kelompok kebudayaan, dan etnografi berarti sebuah ilmu yang menjelaskan cara hidup manusia.

Prof. Dr. Emzir menjelaskan bahwa Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang terfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosio-kultural. 

Pemilihan informan dilakukan kepada mereka yang mengetahui yang memiliki sudut pandang/pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat.

Para informan tersebut diminta untuk mengidentifikasi informan-informan lainnya yang mewakili masyarakat tersebut. 

Informan-informan tersebut diwawancarai berulang-ulang, menggunakan informasi dari informan-informan sebelumnya untuk memancing klarifikasi dan tanggapan yang lebih mendalam terhadap wawancara ulang.

Proses ini dimaksudkan untuk melahirkan pemahaman-pemahaman kultur umum yang berhubungan dengan fenomena yang sedang diteliti.
Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga macam cara pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. 

Sehingga pada gilirannya menghasilkan tiga jenis data yaitu kutipan, uraian, dan kutipan dokumen yang tergabung dalam satu produk yaitu uraian naratif.

Dari uraian dan pengertian diatas, maka dapat kita pahami bahwa penelitian etnografi merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang mana wilayah kajiannya difokuskan pada aspek budaya manusia baik itu dalam penggunaan bahasa, interaksi maupun fenomena-fenomena sosial lainnya yang terjadi di kehidupan sehari-hari.


Perkembangan Etnografi Sebagai Metode Penelitian


Pada awal kemunculannya etnografi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu antropologi. 

Pada mulanya para antropolog berusaha membangun tingkat perkembangan evolusi budaya manusia dari awal kemunculannya di muka bumi hingga sekarang

Namun dalam proses membangun perkembangan evolusi budaya ini para antropolog tidak terjun langsung ke lapangan, tetapi mereka membangun kerangka evolusi ini dengan tidak didukung oleh fakta-fakta dari lapangan.

Pada awal abad ke 20 mereka mulai menyadari perlunya pergi ke lapangan untuk mengadakan penelitian tentang budaya, kesadaran untuk pergi ke lapangan inilah yang menjadi cikal bakal dari kemunculan penelitian etnografi.

Etnografi diperkenalkan oleh B. Malinowski dengan mempublikasikan penelitian pertamanya yang berjudul ‘Argonuts of the Western Pacific’, pada tahun 1922 dengan menggunakan metode lapangan dan observasi partisipan. 

Penggunaan metode lapangan ini oleh Malinowski ini dapat dikatakan sebagai perpaduan antara ilmu antropologi dan ilmu sosiologi.

Fokus utama dari penelitian Mallinowski adalah kahidupan masa kini yang dijalani oleh masyarakat dan cara hidup suatu masyarakat (society’s way of life) dan untuk memberikan deskripsi tentang struktur sosial dan budaya suatu masyarakat dengan melakuakan wawancara dengan beberapa informan dan observasi partipasi dalam kelompok yang diteliti.

Perkembangan etnografi pada tahun 1960-an mulai memusatkan pada usaha untuk mempelajari bagaimana suatu masyarakat mengorganisir budaya dalam pikiran dan bagaimana budaya itu diaplikasikan dalam kehidupan keseharian mereka.

Dalam tataran ini etnografi disebut sebagai antropologi kognitif . 

Etnografi mulai memiliki peranan untuk menemukan dan menjelaskan organisasi pikiran. 

Lebih lanjut etnografi dikembangkan oleh Spradley dengan bertolak pada antropologi kognitif menjelaskan bahwa suatu budaya merupakan sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar dan digunakan untuk menyusun perilaku dalam menghadapi situasi dunia.


Prinsip dan Ciri dalam Penelitian Etnografi


Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. 

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah meliputi: 

  1. Mempertimbangkan tentang informan. Artinya peneliti harus secara selektif dalam memilih informan yang akan diwawancarai dan diteliti. Peneliti harus melindungi informan dan akibat-akibat yang ditimbulkan bila memilih mereka.
  2. Mengerti informan. Mengerti disini memiliki arti bahwa peneliti harus memperhatikan hak-hak asasi, kepentingan dan sensitivitas. Seorang peneliti memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka terhadap konsekuensi yang akan muncul.
  3. Menyampaikan tujuan penelitian. Peneliti harus menyampaikan kepada informan sehingga mereka dapat membantu penelitian yang ada.
  4. Melindungi privasi informan. Setiap kerahasiaan informan harus dilindungi, bila mereka tidak mau disebutkan identitas mereka maka kita pun harus menjaga kerahasiaan mereka (prinsip anonimitas) dan peneliti juga harus memperhatikan keberatan-keberatan dari pihak informan.
  5. Jangan mengeksploitasi informan. Peneliti tidak boleh hanya memanfaatkan informan untuk mencapai tujuan penelitian, tetapi setelah penelitian selesai harus memberikan balas jasa kepadanya karena telah menjadi informan yang membantu selama penelitian berlangsung sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
  6. Memberikan laporan kepada informan. Setelah penelitian selesai etnografer harus memperlihatkan (melaporkan kepada informan).


Ciri-ciri penelitian etnografi adalah: 

  1. Deskripsi etnografis sepenuhnya disusun sesuai dengan pandangan, pengalaman warga pribumi
  2. Memanfaatkan metode wawancara mendalam dan observasi terlibat.
  3. Peneliti tinggal di lapangan untuk belajar tentang budaya yang dikajinya.
  4. Analisis datanya bercorak menyeluruh (holistic) yaitu menghubungkan antara suatu fenomena budaya dengan fenomena budaya lainnya atau menghubungkan antara suatu konsep dengan konsep lainnya.


Pendekatan dalam Peneliti Etnografi Kualitatif

Syahran Jailani berpendapat bahwa Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh seorang etnografer dalam melakukan penelitian budaya yaitu: 

  1. Bahasa, bahasa apa yang akan digunakan dalam mengumpulkan data dari informan karena langkah awal dari penelitian etnografi adalah mempelajari bahasa dari kelompok masyarakat yang akan diteliti,
  2. Informan- kriteria informan yang sesuai dengan fokus penelitian,
  3. Lapangan penelitian,
  4. Cara meneliti (alur penelitian maju bertahap)


Adapun langkah-langkah yang harus di perhatikan dalam penelitian kualitatif etnografi adalah: 

  1. Mengidentifikasi budaya yang akan diteliti.
  2. Mengidentifikasi hal-hal yang muncul dalam budaya.
  3. Kajian teori
  4. Memasuki lapangan.
  5. Pengelompokan budaya.
  6. Memperoleh informan.
  7. Mendapatkan data.
  8. Analisa data.
  9. Menggambarkan budaya.
  10. Mengembangkan teori.


Ada juga yang perlu diperhatikan dalam penelitian yaitu ada dua hal yang mendasar dalam pendekatan kebudayaan ini yaitu secara emic dan etic. 

Pendekatan ”emic” yaitu penelitian melibatkan perilaku dari budaya itu sendiri.

Sedangkan dari segi ”etic” yaitu mengkaji perilaku dari luar budaya dan menganalisa persamaan dan perbedaan antar budaya. 

Langkah mengumpulkan data bisa dilakukan dengan interview dan partipation-observation (pengamatan berperan serta).

Adapun tujuan menggunakan pendekatan etnografi berguna untuk memahami rumpun masyarakat.

Sehingga dengan adanya kajian etnografi ini dapat memberikan informasi teori-teori ikatan budaya, menemukan teori grounded, memahami masyarakat yang kompleks, serta memahami prilalaku manusia. 

Tujuan selanjutnya adalah melayani manusia.

Adanya anggapan bahwa para etnografer hanya mencari keuntungan dari objek yang ditelitinya tanpa memberikan kontribusi apapun dari hasil penelitiannya. 

Dengan kata lain, setelah peneliti mendapatkan data dari masyarakat, mereka ditinggalkan begitu saja lalu apa yang harus dilakukan oleh peneliti etnografer yaitu berusaha mensinkronisasikan kedua hal tersebut. 

Data didapatkan dan adanya sumbangsih kepada informan.

Berbasis data lapangan itulah teori dibangun dan dikembangkan. 

Ada banyak data yang menjadi dasar perumusan teori, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. 

Data itu dikumpulkan dengan cara pengamatan, wawancara, survey, dan analisis terhadap bahan tertulis atau hasil rekaman.

Data dianalisis selama penelitian berlangsung sehingga dirumuskanlah sejumlah konsep yang merupakan unit analisi yang utama. 

Konsep-konsep itu dikategorisasikan, dikaitkan satu sama lain yang bersesuaian sehingga dihasilkan konsep-konsep yang lebih abstrak. 

Selanjutnya berdasarkan konsep yang dianalisis inilah dirumuskan tema-tema yang berujung pada perumusan teori. Nusa Putra. (2013: 149)

Adapula dalam penelitian etnografi bertolak pada lima prinsip berikut: 

  1. Teknik tunggal dimana peneliti dapat melakukan berbagai teknik penelitian secara bersamaan dalam satu fase penelitian.
  2. Identifikasi tugas, dimana peneliti harus menggali langkah-langkah pokok yang harus dilaksanakan.
  3. Pelaksanaan langkah-langkah pokoh haus dijalankan secara berurutan.
  4. Wawancara dilakukan secara sesungguhnya bukan hanya sekedar latihan.
  5. Problem solving, peneliti memberikan jalan keluar.


Sedangkan Pendekatan dalam penelitian kualitatif dalam penelitian etnografi, maka ada beberapa instrumen sebagai pendekatan dalam Penelitian Entografi dengan metode kualitatif. 

Menurut Moch. Choirul Arif, ada beberapa pendekatan sebagai instrumen untuk digunakan dalam penelitian etnografi kualitatif yaitu:


1. Teknik Wawancara

Wawancara dalam etnografi digunakan untuk menggali lebih dalam informasi dari topik yang telah ditentukan, mengetahui riwayat hidup, memahami pengetahuan dan kepercayaan, dan penjelasan tentang tindakan.

Secara teknis terdapat dua macam wawancara yang umumnya digunakan dalam etnografi, yaitu: 

  1. wawancara mendalam  
  2. wawancara terbuka. 


Wawancara mendalam merujuk pada eksplorasi segala dan semua aspek sebuah topik secara detail.

Sementara wawancara terbuka membiarkan respon terbuka pada penilaian yang diwawancara dan tidak terikat pada pilihan yang disediakan oleh pewawancara atau membatasi pada sepotong jawaban.

Tujuan utama wawancara terbuka adalah:

  • mengeksplorasi bidang yang belum dijelaskan dalam model jaringan konsep; 
  • mengidentifikasi bidang baru; 
  • merinci bidang-bidang ke dalam bagian faktor-faktor, dan sub-faktor; 
  • mendapatkan informasi terarah tentang konteks dan sejarah tentang permasalahan yang diteliti dan lokasi penelitian; 
  • membangun pemahaman dan hubungan positif antara pewawancara dan orang yang diwawancara. 


Sebuah wawancara eksploratif membutuhkan ingatan yang selalu waspada, pemikiran logis dan kemampuan komunikasi yang bagus.


2. Teknik obeservasi partisipan.

Teknik observasi partisipan dalam metode etnografi virtual dilakukan dengan dua cara, yaitu online dan offline. 

Secara online, minimal seorang peneliti etnografi diharuskan ikut bergabung dalam komunitas dunia maya dan aktif ikut dalam dinamika komunitas.

Ada dua maksud yang dapat disampaikan dalam observasi partisipan secara online ini, yaitu; 

pertama, mengamati secara langsung perkembangan komunitas atau kelompok yang diteliti secara online, termasuk juga dinamika atau isu, tema yang dibicarakan.

Kedua, mengamati dan mencermati bahasa verbal dan non verbal yang digunakan dalam percakapan secara online. 

Bukan tidak mungkin dalam satu komunitas virtual, memiliki karakter atau kekhasan dan menyampaikan simbol-simbol komunikasi virtual yang orang atau komunitas lain tidak mengerti.

Dengan pola pengamatan seperti ini, maka status peneliti menjadi orang dalam yang mencoba belajar dan mengerti tentang semua hal (kehidupan) seseorang atau kelompok di dunia virtual.

Secara offline, pengamatan partisipan, digunakan peneliti untuk lebih memahami karakter individu/kelompok ketika berada di dunia nyata.

Apakah kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di dunia maya memiliki kaitan atau mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di dunia online atau sebaliknya.

Dengan demikian, dibutuhkan kecermatan dan waktu yang tidak singkat bagi peneliti etnografi untuk mengamati berbagai perubahan yang terjadi pada diri subjek ketika online dan offline.


3. Focus Group Discussion

Teknik pengumpulan data melalui diskusi kelompok terarah dapat dilakukan peneliti, dengan maksud mendapatkan deskripsi data yang lebih variatif yang dihasilkan dari diskusi.

Dalam konteks ini sebenarnya kemampuan peneliti untuk menyajikan isu atau tema utama, mengemasnya dan kemudian mendiskusikan serta mengelola diskusi itu menjadi terarah dalam arti proses diskusi tetap berada dalam wilayah tema dan tidak terlalu melebar.


4. Sejarah Hidup

Merupakan catatan panjang dan rinci sejarah hidup subjek penelitian. 

Melalui catatan sejarah hidup ini peneliti etnografi akan memahami secara detail apa saja yang menjadi kehidupan subjek penelitian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya termasuk budaya yang ada di lingkungannya.

Catatan sejarah hidup, menghendaki kemampuan peneliti untuk jeli dalam melihat setiap detail kehidupan seseorang.

Sehingga tergambar dengan jelas bagaimana “jalan” kehidupan subjek penelitian dari lahir hingga dewasa.

Sehingga terketemukan peristiwa-peristiwa penting yang menjadi titik balik (turning point) dalam sejarah kehidupan subjek penelitian.

5. Analisis Dokumen

Analisis ini diperlukan untuk menjawab pertanyaan menjadi terarah, disamping menambah pemahaman dan informasi penelitian.


PENUTUP

Kesimpulan
Etnografi merupakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif yang bertolak dari ilmu antropologi yang berkembang pada awal abad 20. 

Penelitian ini menggunakan pendekatan dalam perspektif budaya dalam mengkaji suatu permasalahan.

Penelitian ini bersifat mendalam dan peneliti langsung bersinggungan dengan permasalahan yang diteliti dengan mencari informan dari lingkungan yang terlibat dengan masalah yang ada.

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. 

Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan dan cara hidup. 

Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian.

Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. 

Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa dan interaksi dalam kelompok.


Kritik dan Saran

Penulis sangat menyadari, bahwa dalam penulisan ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis. 

Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.


______________________


Daftar Pustaka

Ezir. 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers

http://agustocom.blogspot.com/2010/04/etnografi-dan-contoh-penelitian-sebuah.html (Diakses Jumat, 17 April 2015)

Jailani, Syahran. 2013. Ragam penelitian qualitative (ethnografi, fenomenologi, grounded theory,dan Studi kasus). Jurnal diakses 26-04-2015

Kuswarno, Engkus.2008. Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran

Moch. Choirul Arif. 2012.ETNOGRAFI VIRTUAL Sebuah Tawaran Metodologi Kajian Media Berbasis Virtual

Mulyana, Dedi. 2003, metodologi penelitian kualitatif, bandung: PT. Remaja rosdakarya.

Nur Syam, (2013) Penelitian Etnografi Bidang Hukum Islam, http://nursyam.sunan- ampel.ac.id.diakses 25 Mei 2015

Nusa Putra, 2013. Penelitian Kualitatif IPS, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukidin, Basrowi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Persepektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia.

Suryani, Anne. Comparing Case Study and Ethnography as Qualitative Research