Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Memahami Orang Gila (1): Penggal lalu tenteng kepala kakak kandung, di Tuban

Ilustrasi. Foto: google.co.id

PurwakartaOnline.com - Banyak kejadian sadis, mengerikan! Berdasar berita yang dimuat dalam m.detik.com (8/11/2017) Di Tuban seorang yang sedang mengalami gangguan jiwa membunuh dan menenteng kepala kakak kandungnya. 

Menurut keterangan warga, korban menemui pelaku untuk memberi obat.
Warga yang sedang pengajian panik, saat datang pelaku membawa kepala manusia ditangannya. 

Tak lain adalah mertua pelaku yang sedang menggelar pengajian tersebut. Pelaku kemudian mengamuk dan merusak barang-barang di rumah mertuanya tersebut.

Meskipun pelaku akhirnya dibekuk polisi, namun sisa-sisa kengerian tidak bisa hilang begitu saja. 

Lagipula, jika benar pelaku positif mengalami gangguan jiwa, pelaku tidak akan dihukum tapi direhabilitasi di Rumah Sakit Jiwa.

***
Gila atau gangguan jiwa apakah sama dengan schizophrenia?
Virginia Prameswari dalam zenius.net (26/8/2016) membuat sebuah artikel dengan judul Memahami kondisi 'orang gila', menerangkan tentang schizophrenia sebagai berikut:

Bagaimana kita bisa menentukan seseorang menderita schizophrenia atau enggak?

Ada beberapa gejala yang mesti diperhatikan untuk bisa mendiagnosis schizophrenia:

1. Delusi
Bedakan delusi dengan ilusi ya, ilusi itu mah kalau kita nonton atraksi sulap. 

Delusi atau waham, adalah keyakinan yang gak masuk akal, tetapi orang yang memiliki waham tersebut sangat yakin bahwa apa yang dipercayainya (wahamnya) itu benar.

Beberapa contoh yang delusi yang biasa diyakini pada pasien schizophrenia yang gw temukan sendiri di lapangan:

Pasien A yakin kalo mantan pacarnya berusaha membunuhnya. Terus dia paranoid, dikit-dikit pegang pisau. 

Setiap orang yang dia temui, dia yakini sebagai mantannya yang mau ngejahatin dia.

Pasien B yakin kalo dia adalah dewa yang bisa menyelamatkan orang dari neraka.

Pasien C yakin kalo boneka bayi yang dia pegang dan gendong adalah anaknya beneran. 

Dia pernah hamil dan anaknya meninggal. Sejak saat itu dia ga bisa terima kenyataan. Jadi boneka bayi itu dielus-elus, dimandiin, dsb.

2. Halusinasi

Halusinasi juga sering diartikan sama ilusi, tetapi bukan ya!
Halusinasi adalah adanya perubahan eksternal yang diterima oleh organ sensorik kita (melihat, mendengar, atau merasakan sentuhan) TANPA adanya stimulus yang nyata.

Jadi kalo ada orang melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang sehat yang lain, menurut analisis medis, orang itu berhalusinasi. 

Begitu juga dengan yang mendengar suara yang yang tidak bisa didengar orang sehat lain.

Tapi tolong bedakan dengan suara pikiran sendiri yang dikendalikan oleh kita ya. 

Setiap hari, pasti kita suka mendengar pikiran sendiri atau sambil bergumam sendiri, "Ah, ntar siang makan nasi padang aja deh." 

Sedangkan, suara pada pasien schizo terdengar begitu "NYATA" sampai ia tidak bisa membedakan suara itu bener ada atau enggak.

Kasus yang cukup sering dengan penderita schizophrenia adalah mereka mendengar suara-suara yang menyuruh mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak masuk akal. 

Pengalaman Saya sendiri di lapangan adalah pasien schizophrenia yang beberapa kali melakukan percobaan pembakaran gedung karena mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk membakar rumah.

Pada beberapa kasus lain, ada juga orang tua yang mendengar suara yang menyuruhnya membunuh anaknya sendiri. Serem kan! 

Maka dari itulah jika ada kasus pembunuhan dan si tersangka mengatakan ada suara yang menyuruh dia untuk melakukan tindakan tersebut, evaluasi psikiatri perlu dilakukan.

3. Bicara tidak teratur

Ngomong ngelantur, ngomong sendiri, ngomong kata-kata yang ga jelas dan ga bisa dimengerti orang lain juga merupakan salah satu gejala dari schizophrenia.

4. Gejala negatif (defisit fungsi)

Ini merupakan salah satu gejala yang cukup menarik, di mana penderita schizophrenia tidak bergerak, ga banyak ngomong, diam saja kayak patung, ga ada ekspresi.

Jika seseorang mengalami minimal dua gejala di atas atau lebih DAN berlangsung selama lebih dari satu bulan, kemungkinan besar orang tersebut menderita schizophrenia.

Gejala-gejala di atas bisa sangat mengganggu sampai menghambat kemampuan seseorang untuk fokus, mengingat sesuatu dan melakukan aktivitas dasar sehari-hari. 

Bisa juga jadi sebegitu destruktif-nya sampai membuat seseorang kewalahan mempertahankan akal sehatnya.(hfz)